Hipersensitif, Gejala yang Dialami Gangguan Kepribadian Paranoid

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   05 Agustus 2020
Hipersensitif, Gejala yang Dialami Gangguan Kepribadian ParanoidHipersensitif, Gejala yang Dialami Gangguan Kepribadian Paranoid

Halodoc, Jakarta - Setiap orang berhak menaruh rasa curiga terhadap orang lain, terutama yang belum lama dikenalnya. Namun, jika rasa curiga tersebut sudah sangat berlebihan, mungkin saja kamu mengalami suatu penyakit. Salah satu penyakit yang dapat menyebabkan perasaan tersebut adalah gangguan kepribadian paranoid.

Seseorang dengan kelainan ini kerap meyakini jika orang lain memiliki niat jahat terhadapnya sehingga selalu waspada. Selain itu, seseorang dengan gangguan kepribadian paranoid juga kerap mengalami gejala hipersensitif. Hal ini dapat memengaruhi respons pengidap gangguan kepribadian ini terhadap orang lain. Ketahui ulasan lebih lengkap terkait gejala hipersensitif yang dapat terjadi di bawah ini!

Baca juga: Ini Beberapa Tanda Gangguan Kepribadian Paranoid

Gangguan Kepribadian Paranoid Dapat Timbulkan Gejala Hipersensitif

Paranoid personality disorder atau gangguan kepribadian paranoid adalah salah satu jenis dari gangguan kepribadian eksentrik. Hal ini berarti pengidapnya mungkin dapat terlihat aneh atau tidak biasa di mata orang lain. Seseorang yang mengalami kelainan ini kerap menaruh rasa curiga pada orang lain tanpa alasan. Pengidapnya selalu beranggapan jika seseorang selalu berusaha menyakitinya.

Selain itu, seseorang dengan gangguan ini kerap menaruh rasa dendam pada orang lain, bahkan merendahkan serta mengancam orang lain terhadap masalah yang sepele. Salah satu gejala yang juga dapat timbul pada seseorang dengan gangguan kepribadian paranoid adalah hipersensitif. Lalu, seperti apa gejala hipersensitif saat terjadi?

Hipersensitif adalah sifat menaruh rasa curiga dan tidak percaya pada orang lain secara berlebihan. Bahkan, hal ini dapat terjadi pada dokter yang berusaha untuk menangani masalah kepribadiannya tersebut. Maka dari itu, psikolog yang menangani seseorang dengan gangguan kepribadian paranoid harus benar-benar membangun kepercayaan. Saat kepercayaan sudah didapatkan, barulah penanganan sesungguhnya dapat dilakukan.

Dikutip dari Psychology Today, seseorang yang mengidap hipersensitif kemungkinan besar merasa dirinya dihakimi dalam situasi yang ambigu dan juga merasakan rendah diri pada situasi tersebut. Jika seseorang sedang dalam suatu hubungan, orang tersebut kerap merasa dihakimi. Hal ini membuat lebih sering terjadinya ketegangan pada hubungan tersebut sehingga berbeda pendapat adalah kejadian yang lumrah.

Seseorang dengan gejala ini juga kerap menutup percakapan dibandingkan mendengarkan orang lain dan menyelesaikan situasi yang masih mengambang tersebut. Perilaku ini benar-benar harus dihentikan agar hubungan sosial dengan orang lain dapat menjadi lebih baik. Lebih cepat untuk mengatasinya akan lebih baik.

Memang sulit untuk mendiagnosis jika seseorang mengidap gangguan kepribadian paranoid atau tidak. Maka dari itu, bantuan psikolog dari Halodoc mungkin saja diperlukan untuk mendeteksinya. Caranya mudah sekali, cukup dengan download aplikasi Halodoc dan manfaatkan fitur untuk berinteraksi langsung dengan ahli medis!

Baca juga: Pasangan Selalu Curiga, Hati-Hati Idap Gangguan Paranoid

Penanganan Gangguan Kepribadian Paranoid

Seseorang dengan gangguan ini kerap tidak mencari pengobatan karena merasa dirinya tidak mengalami suatu masalah apa pun. Rasa tidak percaya pada orang lain pada pengidap ini kerap menjadi tantangan tersendiri bagi para psikolog karena rasa percaya adalah faktor yang paling penting untuk melakukan psikoterapi. Jika rasa percaya tidak didapatkan, rencana perawatan dapat gagal dan mungkin saja rasa curiga dapat timbul.

Dikutip dari Cleveland Clinic, psikoterapi adalah pengobatan yang paling tepat untuk mengatasi gangguan kepribadian paranoid. Pengobatan ini fokus pada peningkatan keterampilan pemecahan masalah yang timbul, terutama rasa percaya dan empati. Selain itu, hal ini juga dapat meningkatkan interaksi sosial, komunikasi, hingga harga diri.

Konsumsi obat umumnya tidak digunakan untuk mengatasi gangguan kepribadian ini. Meski begitu, beberapa obat, seperti anti-kecemasan, antidepresan, atau antipsikotik, mungkin diresepkan oleh ahli medis jika gejala yang timbul sudah parah. Selain itu, hal ini juga diberikan jika pengidapnya sudah mengalami masalah psikologis, misalnya kecemasan atau depresi.

Baca juga: Mitos Tentang Gangguan Paranoid yang Harus Diluruskan

Nah, itulah ulasan mengenai hipersensitif yang dapat timbul sebagai salah satu gejala dari gangguan kepribadian paranoid. Jika kamu merasa kerap menaruh rasa curiga secara berlebihan pada orang lain, ada baiknya untuk memastikan jika kamu mengidap gangguan tersebut atau tidak. Jadi, penanganan dini dapat dilakukan.

Referensi:
Psychology Today. Diakses pada 2020. What Is Hypersensitivity?
Cleveland Clinic. Diakses pada 2020. Paranoid Personality Disorder.
Healthline. Diakses pada 2020. Paranoid Personality Disorder.