Hindari 3 Kebiasaan yang Menurunkan Kepercayaan Diri Anak
Halodoc, Jakarta - Segala hal yang dilakukan oleh orangtua sedikit-banyak akan dicontoh oleh anak. Mulai dari sikap, hingga kebiasaan yang sering dilakukan setiap harinya. Selain sebagai contoh, sikap juga terkadang dapat memengaruhi banyak hal pada anak, termasuk juga kepercayaan dirinya.
Maka dari itu, setiap orangtua harus mengetahui segala kebiasaan yang dapat memengaruhi kepercayaan diri anak. Bukan tidak mungkin, kepercayaan diri yang buruk dapat terbawa hingga dirinya dewasa. Pasti ibu tidak menginginkan hal itu terjadi pada anak. Berikut pembahasan lengkapnya!
Baca juga: Hati-Hati, 4 Hal Ini Bisa Turunkan Percaya Diri Anak
Kepercayaan Diri Anak Dapat Dipengaruhi Beberapa Kebiasaan Orangtuanya
Kepercayaan diri adalah suatu sikap yang timbul sebagai cara seseorang untuk melihat dirinya sendiri yang dapat membentuk perilaku. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri yang kuat dapat mendorong keinginan untuk melewati tantangan, mencoba hal baru, dan rasa percaya pada diri sendiri. Sikap ini harus dibentuk sejak kecil sehingga benar-benar tertanam dalam benak anak.
Maka dari itu, setiap orangtua harus berusaha sebaik mungkin untuk menumbuhkan kepercayaan diri anak. Meski begitu, bukan tidak mungkin ayah dan/atau ibunya melakukan kesalahan yang dapat memengaruhi tingkat kepercayaan diri anak, seperti melalui ucapan dan kebiasaan. Agar anak memiliki tingkat percaya diri yang tinggi, ibu harus tahu beberapa kebiasaan yang harus dihindari. Berikut ini beberapa kebiasaan tersebut:
1. Berteriak dan Memukul
Setiap orangtua yang terbiasa berteriak dan memukul dapat berdampak buruk pada kepercayaan diri anaknya. Saat melakukan hal tersebut, berarti ibu menunjukkan kontrol impuls yang buruk yang disampaikan melalui amukan dengan tujuan untuk melemahkan anak. Berteriak dan memukul termasuk tindakan yang dapat menindas anak.
Memang cara ini dapat menghentikan perilaku ofensif, tetapi hanya perbaikan jangka pendek dan membuat Si Kecil merasa dikucilkan. Dengan berteriak dan memukul, orangtua yang melakukan hal itu dapat mengganggu kemampuan anak dalam melakukan percakapan yang berguna untuk memecahkan masalah, mengatasi konflik, dan membangun harga diri.
Baca juga: Ini Cara Tepat Mengajarkan Anak Lebih Peduli dengan Orang Lain
2. Terus Membahas Masa Lalu
Orangtua juga tidak perlu membahas segala masalah yang sudah selesai, meskipun masalah tersebut tidak kecil. Pastikan Si Kecil mendapatkan kesempatan untuk memulai kembali dari awal setelah mengakui kesalahannya. Jika orangtua mengungkit kesalahan yang pernah dibuatnya, anak akan menyimpan dendam dalam jangka waktu yang lama bahkan kepercayaan dirinya menurun. Hal tersebut dapat membuatnya tidak mengulangi perbuatan buruknya di masa lalu.
3. Menanamkan Rasa Bersalah
Beberapa orangtua juga kerap membahas suatu masalah yang pernah terjadi hingga melewati batas dapat membuat anaknya merasa bersalah karena pikiran, perasaan, dan tindakannya. Tindakan menggunakan rasa bersalah untuk mengontrol anak dapat berisiko membuatnya merasa asing. Seharusnya, setiap orangtua melindungi dan mendukung anaknya karena setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan.
Sekarang ibu sudah tahu beberapa kebiasaan yang dapat menyebabkan kepercayaan diri anak menurun. Maka dari itu, hindari semua hal tersebut agar anak tumbuh dengan baik, sehingga menjadi orang dewasa seutuhnya. Jangan pernah merendahkan bahkan memarahinya secara berlebihan hanya karena masalah yang sepele.
Baca juga: 4 Cara Mengembalikan Kepercayaan Diri pada Anak
Apabila ibu masih memiliki pertanyaan terkait cara meningkatkan kepercayaan diri anak dan hal lainnya yang berhubungan dengan pendidikan Si Kecil, psikolog anak dari Halodoc dapat memberikan saran yang terbaik. Caranya mudah saja, cukup dengan download aplikasi Halodoc di smartphone yang digunakan untuk mendapatkan kemudahan tersebut!