Hati-Hati, Penyakit Telinga Ini Bisa Sebabkan Infeksi dan Peradangan
"Ada berbagai hal yang bisa menjadi penyebab penyakit telinga, mulai dari peradangan karena mastoiditis, infeksi oleh otitis media, dan tinnitus. Masing-masing kondisi bisa menimbulkan gejala yang berbeda yang membuat telinga terasa tidak nyaman."
Halodoc, Jakarta - Pernah merasakan telinga berdenging, terasa nyeri, terjadi demam, bahkan meyebabkan sakit kepala? Hmm, bisa jadi kamu tengah mengalami penyakit yang sedang menyerang indra pendengar.
Sakit telinga pada dasarnya bisa disebabkan oleh beragam hal. Mulai dari infeksi, penumpukan cairan, hingga adanya peradangan. Nah, berikut beberapa penyakit telinga yang mesti diwaspadai. Alasannya penyakit telinga di bawah ini tak pandang bulu. Alias bisa menyerang siapa saja dan kapan saja.
Yuk, simak ulasannya lengkapnya di bawah ini!
Peradangan Telinga karena Mastoiditis
Masih asing dengan penyakit telinga mastoiditis? Gangguan telinga yang satu ini merupakan infeksi pada tonjolan tulang di belakang telinga. Tulang ini dikenal dengan sebutan tulang mastoid. Tulang mastoid ini terletak di belakang telinga. Di dalamnya terdapat rongga seperti sarang lebah yang berisikan udara.
Lalu, seperti apa bila seseorang mengidap penyakit telinga ini? Hal yang perlu diingat, mastoiditis bisa menimbulkan berbagai gejala pada pengidapnya. Nah, berikut beberapa gejala yang dialami oleh pengidap mastoiditis menurut ahli dalam National Institutes of Health - MedlinePlus:
- Keluarnya cairan dari telinga atau telinga bernanah.
- Telinga terasa nyeri.
- Demam, mungkin terjadi secara tiba-tiba dengan suhu yang tinggi.
- Sakit kepala.
- Gangguan pendengaran, seperti menurunnya atau bahkan hilangnya pendengaran.
- Pembengkakan dan kemerahan di belakang telinga.
- Pembengkakan di belakang telinga, dapat menyebabkan telinga menonjol atau terasa seperti terisi dengan cairan.
Mastoiditis tak pandang bulu, gangguan telinga ini bisa dialami oleh pria dan wanita di segala usia. Akan tetapi, dalam kebanyakan kasus mastoiditis meang lebih sering terjadi pada bayi berusia 6-13 bulan, atau mereka yang memiliki sistem imun yang lemah.
Mastoiditis ini merupakan peradangan telinga tengah yang terjadi secara kronis. Oleh karena telinga terhubung dengan nasofaring melalui tuba Eustachius, maka penyebab peradangan ini umumnya di sebabkan oleh organisme saluran napas. Misalnya, Staphylococcus, Haemophilus, Pseudomonas, Proteus, Aspergillus, Streptococcus, dan lain-lain.
Ingat, jangan main-main dengan penyakit ini. Sebab, penyakit telinga mastoiditis yang dibiarkan berlarut-larut bisa memicu berbagai komplikasi. Contohnya, nyeri kepala, lumpuhnya saraf wajah, rasa pusing berputar (vertigo), dan kehilangan pendengaran.
Di samping itu, dalam beberapa kasus mastoiditis juga bisa berujung pada peradangan pada selaput otak dan/atau jaringan otak, serta perubahan penglihatan. Tuh, seram kan?
Infeksi Gegara Otitis Media
Selain mastoiditis, ada pula penyakit telinga lainnya bernama otitis media. Otitis ini merupakan infeksi telinga bagian tengah. Di ruang ini terdapat gendang telinga yang memiliki tiga tulang kecil. Fungsinya untuk menangkap getaran dan meneruskannya ke telinga bagian dalam.
Sama seperti mastoiditis, otitis media juga bisa menyerang siapa saja. Namun, sebagian besar kasusnya terjadi pada anak bawah 10 tahun dan bayi berusia 6-15 bulan.
Bagaimana dengan gejala? Gejala dari penyakit ini dibagi menurut tipe dari ototis media tersebut. Otitis media sendiri terbagi menjadi empat yaitu, otitis media akut (OMA), otitis media efusi (OME), otitis media supuratif kronik (OMSK), otitis media adhesif. Nah, berikut gejala berdasarkan tipenya.
OMA
- Otalgia atau nyeri telinga.
- Otorrhea atau keluarnya cairan dari telinga.
- Nyeri kepala.
- Demam.
- Iritabilitas
- Turunnya nafsu makan.
- Muntah.
- Diare
OME
- Turunnya pendengaran.
- Tinnitus atau suara berdenging di telinga.
- Vertigo atau pusing berputar.
- Otalgia.
OMSK
- Turunnya pendengaran karena rusaknya gendang telinga.
- Biasanya rasa nyeri berkurang atau tidak ada, begitu juga dengan demam.
- Otorrhea.
Otitis media adhesif
- Hasil dari radang telinga tengah sebelumnya, biasanya OMA.
- Turunnya pendengaran akibat mengerasnya tulang-tulang penghantar suara.
Nah, ketika mengalami gejala-gejala di atas, segeralah temui dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Ada satu hal satu yang mesti diingat mengenai otitis media. Menurut jurnal dalam US National Library of Medicine National Institutes of Health, meski penyakit telinga otitis media bisa sembuh secara spontan dan tanpa komplikasi, tetapi penyakit ini bisa dikaitkan dengan gangguan pendengaran seumur hidup atau hilangnya pendengaran. Tuh, ngeri kan?
Telinga Berdenging Akibat Tinnitus
Pernah mendengar adanya bunyi berdenging pada telinga? Bila iya, barangkali dirimu mengidap tinnitus. Kondisi ini sebenarnya bukanlah sebuah penyakit, tetapi suatu gejala dari kondisi kesehatan tertentu. Misalnya, cedera pada telinga, menurunnya fungsi pendengaran yang muncul seiring bertambah usia, hingga gangguan pada sistem sirkulasi tubuh.
Hal yang perlu diingat, tinnitus ini bisa dialami oleh semua orang, tak memandang jenis kelamin ataupun usia. Namun, kebanyakan kasusnya lebih sering dialami oleh berusia di atas 65 tahun. Telinga berdenging ini relatif umum terjadi, kira-kira memengaruhi sekitar 1 dari 5 orang.
Gejala dari gangguan telinga ini umumnya ditandai dengan munculnya bunyi-bunyi tertentu pada telinga. Contohnya, bunyi berdenging, berdesis, atau bahkan siulan. Bunyi ini bisa terdengar pada salah satu atau kedua telinga pengidap.
Sebagian besar bunyi tinnitus juga hanya bisa terdengar oleh pengidapnya. Namun, ada juga yang terkadang terdengar oleh dokter yang memeriksa kondisi telinga pengidapnya. Untungnya, keluhan ini umumnya bukan termasuk kondisi yang serius dan bisa membaik dengan sendirinya. Meski demikian, tidak ada salahnya untuk berdiskusi dengan dokter bila kondisi telinga seperti:
- Timbul secara tiba-tiba atau tanpa sebab yang jelas.
- Muncul setelah terjadi infeksi pada saluran pernapasan atas. Misalnya, flu dan tidak kunjung membaik dalam kurun waktu tujuh hari.
- Bunyinya mengganggu ketenangan atau aktivitas sehari-hari, seperti sulit tidur atau mengalami depresi.
- Disertai dengan pusing atau kehilangan pendengaran.
Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok tanya dokter spesialis THT langsung melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Diseases and Conditions. Tinnitus.
National Institutes of Health - MedlinePlus. Diakses pada 2020. Mastoiditis.
US National Library of Medicine National Institutes of Health. Diakses pada 2020. Otitis Media.