Hati-Hati, Inilah 7 Gejala Hipotiroidisme Ini Sering Diabaikan

5 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   20 Juni 2023

“Ada sejumlah gejala hipotiroidisme yang kerap diabaikan pengidapnya. Mulai dari kelelahan, lebih sensitif terhadap dingin, hingga rambut yang rontok.”

Hati-Hati, Inilah 7 Gejala Hipotiroidisme Ini Sering DiabaikanHati-Hati, Inilah 7 Gejala Hipotiroidisme Ini Sering Diabaikan

Halodoc, Jakarta – Hipotiroidisme adalah kondisi kelainan akibat kekurangan hormon tiroid. Kondisi ini hipotiroidisme terjadi ketika kelenjar tiroid tidak menghasilkan cukup hormon tiroid. Namun, hipotiroidisme mungkin tidak menimbulkan gejala yang nyata pada tahap awal, sehingga pengidapnya kerap tidak menyadarinya. 

Padahal, hipotiroidisme yang tidak terobati dapat menyebabkan masalah kesehatan lain sebagai komplikasinya. Karena itu, sebagai upaya antisipasi sedari awal, ketahuilah apa saja gejala hipotiroidisme yang kerap diabaikan. 

Gejala Hipotiroidisme yang Sering Diabaikan

Sebagai salah satu jenis penyakit tiroid, gejala hipotiroidisme akan bervariasi karena tergantung pada tingkat keparahan kondisinya. Selain itu, gejalanya juga cenderung berkembang perlahan, seringkali selama beberapa tahun.

Pada awalnya, pengidapnya mungkin hampir tidak menyadari gejala hipotiroidisme. Berikut adalah penjelasan mengenai gejala hipotiroidisme yang kerap terabaikan pengidapnya:

1. Kelelahan

Pada individu yang terkena hipotiroidisme, kelenjar tiroid tidak menghasilkan cukup hormon tiroid. Kondisi ini membuat metabolisme pengidap kelainan ini melambat. Akibatnya, pengidap hipotiroidisme akan merasakan kelelahan atau perasaan kurang energi dan kantuk berlebihan. 

Meski begitu, kelelahan berlebih juga dapat terjadi akibat sejumlah masalah kesehatan lainnya. Untuk informasi yang lebih lengkap, kamu bisa membaca artikel: Selalu Merasa Kelelahan? Ini 5 Penyebabnya

2. Lebih Sensitif terhadap Dingin

Kelainan hipotiroidisme juga dapat menyebabkan peningkatan kepekaan terhadap suhu dingin. Sebab, melambatnya metabolisme tubuh pengidapnya, membuat suhu tubuh lebih mudah turun. Selain itu, vasokonstriksi kulit juga akan terjadi dan pengidapnya mungkin merasa kedinginan bahkan ketika berada pada lingkungan yang hangat.

3. Sering Sembelit

Hormon tiroid berperan penting dalam membantu mengatur sistem dan proses tubuh seperti pencernaan. Dengan rendahnya kadar hormon tiroid, beberapa proses atau mekanisme tubuh mungkin melambat. Alhasil, proses pencernaan, terutama buang air besar menjadi salah satu mekanisme tubuh yang terpengaruh oleh kadar hormon tiroid yang rendah.

4. Kulit Kering

Gejala hipotiroidisme selanjutnya yang kerap diabaikan oleh pengidapnya adalah kulit kering. Adapun penyebab kekeringan kulit akibat hipotiroid adalah penurunan sekresi kelenjar ekrin. Kondisi ini membuat mekanisme penurunan keringat dalam tubuh menjadi tidak jelas. 

5. Penambahan Berat Badan dan Wajah Bengkak

Hormon tiroid berperan penting dalam mengatur berat badan, asupan makanan, dan metabolisme lemak dan gula. Orang dengan kadar hormon tiroid yang rendah dapat mengalami kenaikan berat badan, wajah bengkak, sekaligus peningkatan indeks massa tubuh (BMI). 

6. Sakit Otot dan Persendian

Hipotiroidisme dapat memengaruhi otot dan persendian seseorang dengan berbagai cara, sehingga menyebabkan: 

  • Rasa sakit.
  • Kekakuan otot. 
  • Pembengkakan sendi.
  • Kelemahan otot. 

7. Rambut Rontok

Gangguan hormon yang tidak diobati, termasuk masalah tiroid, dapat menyebabkan rambut rontok. Alasannya, hormon tiroid sangat penting untuk pertumbuhan dan kesehatan folikel rambut. Hipotiroidisme dapat menyebabkan kerontokan rambut dari:

  • Kulit kepala. 
  • Alis. 
  • Bulu kaki. 
  • Rambut pada bagian tubuh lainnya.

Pengidap masalah tiroid juga lebih rentan terkena alopecia. Kelainan ini merupakan kondisi autoimun yang dapat menyebabkan kebotakan dini.

Sementara itu, gejala hipotiroidisme mungkin bisa berbeda pada bayi. Karenanya, ketahuilah informasi mengenai gejala kelainan ini pada bayi melalui artikel: Begini Cara Mengenali Kekurangan Tiroid pada Newborn

Mengapa Seseorang Bisa Mengalami Hipotiroidisme?

Alasan Seseorang Bisa Mengalami Hipotiroidisme

Tiroid adalah kelenjar kecil berbentuk kupu-kupu yang terletak di pangkal leher, tepat di bawah jakun. Kelenjar tiroid membuat dua hormon utama: tiroksin (T-4) dan triiodothyronine (T-3).

Hormon-hormon ini mempengaruhi setiap sel dalam tubuh. Mereka mendukung proses ketika tubuh menggunakan lemak dan karbohidrat. Mereka membantu mengontrol suhu tubuh. 

Selain itu, hormon ini juga memiliki efek pada detak jantung sekaligus membantu mengontrol berapa banyak protein yang tubuh produksi.

Hipotiroidisme terjadi saat kelenjar tiroid tidak dapat memproduksi hormon tersebut dalam jumlah yang cukup. Gangguan hormon ini dapat terjadi akibat beberapa faktor pemicu, yaitu: 

  • Mengidap penyakit autoimun. Khususnya penyakit Hashimoto, sebagai penyebab hipotiroidisme yang paling umum. Ketika seseorang mengidapnya, tubuh menghasilkan antibodi yang justru menyerang kelenjar tiroid sehingga fungsinya terganggu. Jika kamu ingin mengetahui lebih dalam mengenai penyakit Hashimoto, kamu bisa membaca artikel: 15 Tanda dan Gejala Penyakit Hashimoto yang Perlu Diketahui
  • Pengobatan pada kelenjar tiroid. Prosedur radioterapi pada area leher dapat merusak sel-sel kelenjar tiroid. Akibatnya, kelenjar tiroid mengalami kesulitan untuk memproduksi hormon. 
  • Konsumsi obat tertentu. Penggunaan beberapa jenis obat, seperti lithium atau interferon, dapat menyebabkan hipertiroidisme. Biasanya obat tersebut bermanfaat sebagai pengobatan untuk mengatasi gangguan mental, gangguan irama jantung, dan kanker.

Meski jarang, kondisi berikut juga dapat menyebabkan hipotirodisme:

1. Pola Makan Rendah Yodium

Yodium adalah mineral penting yang kelenjar tiroid butuhkan agar dapat memproduksi hormon. Kekurangan yodium bisa menyebabkan hipotiroidisme.

2. Kelainan Bawaan

Beberapa bayi terlahir dengan kelenjar tiroid yang perkembangannya tidak sempurna, bahkan tanpa kelenjar tiroid. Kondisi ini adalah hipotiroidisme kongenital yang dapat terjadi akibat pola makan ibu hamil yang rendah yodium hingga faktor genetik. 

Inilah mengapa skrining fungsi tiroid pada bayi yang baru lahir sangatlah penting. Baca lebih lanjut alasannya pada artikel: Ibu, Ini Alasan Pentingnya Skrining Fungsi Tiroid pada Bayi Baru Lahir. 

3. Gangguan Hormon TSH

TSH atau thyroid-stimulating hormone adalah hormon yang kelenjar pituitari produksi untuk membantu kelenjar tiroid. Khususnya dalam memproduksi dan melepaskan hormon. Adanya gangguan pada hormon TSH akan memengaruhi produksi hormon tiroid.

Perawatan untuk Mengobati Hipotiroidisme

Jika mengalami gejalanya, segeralah periksakan kondisi kesehatan ke dokter. Tujuannya agar pengobatan dapat segera dokter lakukan sesuai tingkat keparahan.

Nantinya, perawatan hipotiroidisme umumnya melibatkan penggunaan harian hormon tiroid sintetis levothyroxine. Obat oral berfungsi mengembalikan kadar hormon, sehingga tubuh bisa berfungsi dengan normal.

Obat tersebut menurunkan kadar kolesterol yang meningkat akibat hipotiroidisme dan dapat membalikkan berat badan secara bertahap.

Pengobatan dengan levothyroxine kemungkinan perlu pengidapnya jalani seumur hidup. Hubungi dokter di Halodoc untuk mendapatkan resep obat perawatan yang tepat untuk mengobati kondisi ini.✔️

Tetapi, posisinya bisa berubah sesuai dengan kondisi pengidapnya. Karena itu, dokter biasanya memeriksa level TSH pengidap hipotiroidisme setiap tahun. Jadi, jika kamu mengidap hipotiroidisme, selalu perhatikan perubahan yang terjadi dalam tubuhmu karena dapat menandakan kondisi tertentu.

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2023. Everything You Need to Know About Hypothyroidism.
Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Hypothyroidism (underactive thyroid). 
Everyday health. Diakses pada 2023 Hypothyroidism and Your Internal Temperature. 
Medical News Today. Diakses pada 2023. 12 signs and symptoms of hypothyroidism.