Hati-Hati, Ini Komplikasi yang Dapat Terjadi Karena Tetanus

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   29 Desember 2018
Hati-Hati, Ini Komplikasi yang Dapat Terjadi Karena TetanusHati-Hati, Ini Komplikasi yang Dapat Terjadi Karena Tetanus

Halodoc, Jakarta – Tetanus dikenal banyak orang sebagai penyakit yang akan didapatkan bila digigit binatang. Nyatanya, enggak hanya melalui gigitan binatang saja, bakteri penyebab tetanus juga bisa masuk ke dalam tubuh melalui luka yang kotor. Contohnya, luka akibat cedera, paku berkarat, ataupun luka bakar. Dengan melakukan pengobatan yang tepat, tetanus sebenarnya bisa disembuhkan. Namun, penyakit ini sebaiknya tidak dianggap enteng, karena tetanus juga bisa menyebabkan komplikasi yang berbahaya.

Tetanus adalah infeksi yang menyebabkan pengidapnya mengalami kejang berupa kaku otot yang dimulai pada rahang dan leher. Infeksi ini disebabkan oleh racun berbahaya dari bakteri clostridium tetani yang bisa masuk dan menyerang saraf tubuh melalui luka kotor. Bakteri ini bisa bertahan hidup di luar tubuh manusia untuk waktu yang lama dalam wujud spora. Spora clostridium tetani bisa ditemukan dalam tanah, debu, kotoran hewan maupun manusia, serta pada benda-benda yang berkarat dan kotor. Itulah sebabnya bila kamu terluka akibat jatuh di permukaan yang kotor atau tertusuk benda tajam yang berkarat, kamu berisiko terkena tetanus.

Baca juga: Ludah Menyembuhkah Luka, Benarkah?

Gejala Tetanus

Ketika spora clostridium tetani sudah masuk ke dalam tubuh, maka bakteri tetanus tersebut akan berkembang biak dan mulai melepaskan neurotoksin, yaitu racun yang menyerang sistem saraf. Neurotoksin inilah yang menyebabkan kinerja sistem saraf menjadi kacau, sehingga pengidapnya akan mengalami kejang berupa kekakuan otot. Gejala utama tetanus lainnya adalah rahang terkunci (lockjaw) di mana pengidap tidak bisa membuka atau mengatupkan rahangnya dengan rapat. Pengidap tetanus kemungkinan juga akan mengalami masalah sulit menelan.

Komplikasi Tetanus

Tetanus perlu segera ditangani, karena bila dibiarkan terlalu lama, maka bisa menyebabkan komplikasi yang berakibat fatal. Berbagai komplikasi yang bisa terjadi akibat tetanus, antara lain:

  • Emboli paru, yaitu penyumbatan pada arteri pulmonalis.
  • Jantung yang tiba-tiba berhenti, dan
  • Pneumonia, yaitu infeksi yang terjadi pada kantong-kantong udara di dalam paru-paru seseorang.

Tetanus juga berpotensi mematikan, terutama bila luka berada di kepala atau wajah, dialami oleh bayi yang baru lahir, serta bila luka tidak segera ditangani dengan cepat dan tepat.

Baca juga: Alasan Tetanus Bisa Mematikan Jika Tidak Diatasi dengan Benar

Pengobatan Tetanus

Pengobatan tetanus bertujuan untuk memusnahkan spora dan menghentikan perkembangan bakteri. Caranya adalah dengan membersihkan luka yang kotor dan mengonsumsi obat-obatan untuk menghentikan produksi neurotoksin, menetralkan racun yang belum menyerang saraf tubuh, serta mencegah komplikasi. Dokter juga akan menyarankan untuk memberikan vaksinasi tetanus bila pengidap belum pernah mendapat vaksinasi, sudah pernah divaksinasi, tapi belum lengkap, ataupun tidak yakin apakah sudah divaksinasi atau belum.

Proses penyembuhan tetanus biasanya memerlukan waktu sekitar beberapa minggu sampai beberapa bulan.

Pencegahan Tetanus

Cara yang paling efektif untuk mencegah tetanus adalah dengan melakukan vaksinasi.  Di Indonesia, vaksin tetanus sendiri merupakan salah satu vaksin wajib untuk anak. Vaksin tetanus diberikan sebagai bagian dari vaksin DTP (difteri, tetanus, dan pertusis) saat anak berusia 2, 4, 6, 18 bulan, dan 5 tahun. Kemudian, vaksin ini akan diulangi lagi saat anak berusia 12 tahun yang berupa imunisasi Td. Booster vaksin Td diulangi lagi setiap 10 tahun sekali.

Baca juga: Jenis Imunisasi yang Harus Didapatkan Anak Sejak Lahir

Wanita juga perlu mendapatkan imunisasi TT (tetanus toksoid) yang sebaiknya dilakukan satu kali sebelum menikah dan satu kali pada saat hamil. Hal ini untuk mencegah tetanus pada bayi yang baru lahir.

Selain vaksinasi, tetanus juga bisa dicegah dengan cara selalu menjaga kebersihan. Terutama saat merawat luka agar tidak terjadi infeksi.