Hati-Hati, Ini Dampak Konsumsi Telur yang Sudah Retak
Halodoc, Jakarta - Setiap hari, kamu dianjurkan untuk mengonsumsi minimal satu butir telur. Memang benar, makanan satu ini memiliki banyak kandungan nutrisi yang baik untuk tubuh. Selain kandungan proteinnya yang tinggi, telur juga mengandung vitamin A, D, E, K, B2, B5, B12, B6, asam folat, kalsium, selenium, dan masih banyak lagi.
Namun, sering terjadi, kamu mendapati kulit telur yang sudah retak dalam perjalanan setelah membeli dari warung atau pasar. Jika belum pecah, artinya tidak masalah bagi sebagian besar orang. Namun, benarkah demikian? Ternyata, tahukah kamu bahwa telur yang sudah retak mengalami penurunan kualitas? Berikut pembahasannya!
Konsumsi Telur Retak, Amankah?
Studi yang dipublikasikan dalam Asian-Australian Journal of Animal Science, telah membuktikan bahwa terjadi penurunan kualitas pada telur yang sudah retak kulitnya. Tidak hanya itu, telur yang telah pecah pun dikatakan akan meningkatkan risiko terjadinya kontaminasi. Food and Drug Administration mengungkapkan bahwa telur yang pecah sangat rentan terkontaminasi bakteri Salmonella, yang mengakibatkan terjadinya keracunan makanan.
Baca juga: Meski Menyehatkan, Bolehkah Makan Telur Setiap Hari?
Gejala yang muncul ketika seseorang mengalami keracunan makanan, seperti muntah, diare, demam, dan nyeri atau kram perut. Gejala ini akan muncul antara 12 hingga 72 jam setelah makanan dikonsumsi dengan lama waktu hingga satu minggu. Bahkan, beberapa kelompok orang disinyalir akan memiliki risiko yang lebih serius hingga membahayakan nyawa. Ini termasuk ibu hamil, lansia, anak berusia kurang dari 5 tahun, dan orang-orang dengan imunitas tubuh yang lemah.
Jadi, sebenarnya konsumsi telur yang sudah retak tidak terlalu berbahaya, berbeda dengan kamu mengonsumsi telur yang sudah pecah dan tidak langsung diolah. Namun, jika kamu mengalami gejala keracunan makanan seperti yang telah disebutkan, kamu harus segera mendapatkan penanganan. Sembari membuat janji di rumah sakit terdekat melalui aplikasi Halodoc, kamu juga bisa tanya jawab dengan dokter seputar pertolongan pertama keracunan makanan. Tentu saja, tanya jawabnya juga di aplikasi Halodoc.
Tips Mengolah Telur Retak
Lalu, bagaimana jika ternyata kamu menemukan ada telur retak setelah perjalanan dari pasar atau warung? Kamu bisa melakukan tips sederhana berikut ini.
Baca juga: Makan Telur Mentah, Apakah Sehat atau Justru Bahaya?
Apabila ada telur yang retak dalam perjalanan pulang, jangan membiarkannya dan menyimpannya hanya karena belum pecah. Ingat, telur retak juga menurunkan kualitasnya. Pun, bukan tidak mungkin kontaminasi bisa terjadi. Sebaiknya, kamu segera memecahkan telur yang retak tersebut dalam wadah dan tutup wadah tadi rapat-rapat lalu simpan dalam lemari pendingin selama kurang lebih dua hari.
Ketika kamu memutuskan untuk langsung mengolahnya, sebaiknya pastikan telur tersebut dimasak sampai matang sepenuhnya. Kamu bisa memasaknya hingga bagian putih maupun kuningnya mengeras sempurna. Ini bertujuan guna menghindari terjadinya keracunan makanan karena kontaminasi bakteri.
Baca juga: Telur sebagai MPASI, Ini Segudang Manfaatnya untuk Si Kecil
FDA pun menyarankan untuk segera memecahkan telur yang retak dan menyimpan dalam wadah rapat lalu letakkan dalam kulkas selama dua hari. Tidak hanya itu, kamu juga dianjurkan untuk membeli telur yang telah disimpan dalam lemari pendingin. Pilih telur yang bersih dan tidak ada retakan. Jika telur kotor, cucilah dahulu sampai bersih sebelum kamu menyimpannya. Setelahnya, simpan lagi telur bersih tadi dalam kulkas dengan suhu yang sebaiknya kurang dari 4 derajat Celsius.
Referensi:
FDA. Diakses pada 2020. What You Need to Know About Egg Safety.
Egg Safety Center. Diakses pada 2020. Is it safe to use eggs that have cracks?
Livestrong. Diakses pada 2020. What Are the Dangers of Eating Cracked Eggs?
Yu Chi Liu, et al. 2017. Diakses pada 2020. Determination of the quality of stripe-marked and cracked eggs during storage. Asian-Australian Journal of Animal Sciences 30(7): 1013-1020.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan