Hati-Hati, 8 Penyakit Ini Bisa Menimbulkan Gejala Keringat Dingin
"Keringat dingin umumnya timbul saat sedang gugup, namun bisa menjadi tanda penyakit tertentu dalam tubuh. Misalnya seperti syok, migrain, vertigo, dan sepsis."
DAFTAR ISI
- Keluar Keringat Dingin Tanda Penyakit Apa?
- Gejala yang Kerap Menyertai Keringat Dingin yang Perlu Diwaspadai
- Cara Mengatasi Keringat Dingin
- Kapan Perlu ke Dokter?
- Hubungi Dokter Ini Jika Mengalami Gejala Keringat Dingin
Halodoc, Jakarta – Keringat dingin atau diaphoresis adalah kondisi saat seseorang merasakan kedinginan pada tubuh saat berkeringat secara tidak normal.
Terlepas dari seberapa panas atau dinginnya lingkungan. Biasanya, kondisi ini timbul ketika seseorang sedang alami nervous.
Keluar Keringat Dingin Tanda Penyakit Apa?
Keringat dingin merupakan hal yang wajar terjadi karena kondisi ini merupakan respons tubuh manusia untuk bertahan hidup.
Meski begitu, kondisi ini juga dapat muncul akibat kondisi lain yang menghambat oksigen atau peredaran darah ke seluruh tubuh.
Maka dari itu, bukan berarti diaphoresis dapat kamu sepelekan. Sebab, ada beberapa penyakit atau kondisi medis yang menimbulkan kondisi ini sebagai gejalanya.
Berikut adalah berbagai penyakit yang menimbulkan gejala keringat dingin:
1. Syok
Syok terjadi ketika tubuh bereaksi terhadap lingkungan yang ekstrem atau cedera parah.
Ketika tubuh mengalami syok, organ-organ tidak menerima oksigen atau darah sebanyak yang tubuh butuhkan untuk menjalankan fungsi vital.
2. Stres
Stres atau kecemasan bisa terpicu oleh berbagai hal. Umumnya, stres dapat terjadi akibat tanggung jawab yang berlebihan. Seperti tanggung jawab di rumah, di tempat kerja atau di sekolah.
Sama seperti syok, stres juga memicu keringat dingin akibat oksigen yang akan masuk ke otak terhambat. Nah, Ini Cara Menghilangkan Stres yang Mudah dan Ampuh.
3. Mual
Mual termasuk kondisi ringan yang bisa hilang dengan sendirinya. Ketika kamu mual, pasti merasa tidak enak badan dan ingin muntah, meskipun kamu tidak selalu muntah ketika merasa mual.
Jika tangan sering berkeringat, Pahami 6 Penyebab Telapak Tangan Berkeringat dan Cara Mengatasinya.
4. Migrain
Migrain adalah jenis sakit kepala yang menyebabkan sakit parah untuk waktu yang lama. Keringat dingin biasanya terjadi selama migrain karena tubuh merespons rasa sakit.
Selain diaphoresis, migrain dapat menyebabkan pengidapnya kesulitan bicara, penglihatan kabur, dan sensitif terhadap cahaya.
5. Vertigo
Berbeda dengan migrain, vertigo adalah pusing yang timbul dari perasaan seperti ruangan sekitar yang berputar.
Kondisi ini umumnya terjadi akibat masalah dengan telinga bagian dalam dan kondisi yang berhubungan dengan dengan otak.
6. Pingsan
Pingsan (sinkop) terjadi ketika tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen ke bagian otak. Keringat dingin dapat muncul tepat sebelum atau setelah pingsan.
Pingsan akibat kekurangan oksigen otak dapat terjadi karena sejumlah alasan, contohnya dehidrasi, kelelahan, hingga detak jantung yang terlalu cepat atau lambat.
7. Sepsis
Sepsis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh merespons infeksi bakteri atau virus yang serius pada bagian tubuh seperti perut atau paru-paru.
Kondisi ini dapat menyebabkan darah menggumpal atau bahkan keluar dari pembuluh darah.
Akibatnya, organ lebih sulit mendapatkan darah dan oksigen segar sehingga memicu keringat dingin.
Jika kamu atau orang terdekat Mengidap Sepsis, Ini Pengobatan yang Bisa Dilakukan
8. Nyeri hebat akibat cedera
Rasa sakit akibat cedera, seperti patah tulang atau benturan keras di kepala dapat menyebabkan keringat dingin.
Mirip dengan cara syok yang memicu keringat dingin akibat organ tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen.
9. Hipoksia
Keringat dingin juga bisa terjadi akibat tubuh kekurangan oksigen atau hipoksia. Penyebab hipoksia mungkin karena penyumbatan, cedera, atau paparan racun atau alergen.
Hal tersebut dapat menyebabkan keringat dingin dan memerlukan pengobatan segera.
10. Infeksi
Flu, COVID-19, dan infeksi lainnya dapat menyebabkan demam dan keringat dingin. Terkadang, gejala tersebut muncul saat demam “mereda” atau mulai turun kembali.
Jika infeksi berkembang dan memasuki aliran darah, tubuh bisa mengalami syok septik.
11. Hipoglikemia
Kadar gula darah rendah atau hipoglikemia juga menjadi penyebab umum keringat dingin. Kondisi ini paling sering terlihat pada pengidap diabetes atau pradiabetes.
Selain keringat dingin, gejala yang juga menyertai yaitu detak jantung cepat, gemetar, gugup atau cemas, pusing, hingga kelaparan.
12. Menopause
Wanita mengalami menopause karena terjadi ketika keseimbangan dua hormon tubuh (estrogen dan progesteron) berubah secara drastis dan siklus menstruasi berakhir.
Selain rasa panas secara tiba-tiba, keringat dingin juga termasuk salah satu gejala fisik menopause yang paling terlihat.
13. Hiperhidrosis
Keringat berlebih atau hiperhidrosis terjadi saat tubuh berkeringat karena olahraga atau cuaca panas. Namun, keringat dingin akibat hiperhidrosis juga bisa terjadi tanpa tanda apa pun.
Apabila kamu Mengalami Keringat Dingin, Segera Hubungi Dokter Ini untuk memastikan penyebab serta menentukan langkah penanganan selanjutnya. Penanganan secepat mungkin dapat meminimalisir risiko yang buruk.
Gejala yang Kerap Menyertai Keringat Dingin yang Perlu Diwaspadai
Gejala yang menyertai keringat dingin dan mungkin mengindikasikan keadaan darurat medis, yaitu:
- Timbulnya rasa nyeri dada atau tekanan.
- Nyeri yang menjalar ke leher atau lengan.
- Sianosis (bibir atau jari biru).
- Tiba-tiba detak jantung cepat atau perubahan irama jantung lainnya.
- Denyut nadi lemah dan sesak napas.
- Kulit pucat.
- Kelemahan.
- Pusing.
- Suhu tinggi (demam) atau sangat rendah dengan menggigil.
- Kekurangan urine.
- Kebingungan atau kelesuan.
- Nyeri hebat yang tidak jelas penyebabnya.
- Gemetar.
- Kecemasan atau lekas marah.
Segeralah mencari pertolongan medis jika kamu atau orang lain mengalami gejala-gejala tersebut.
Cara Mengatasi Keringat Dingin
Pengobatan keringat dingin akan bervariasi, tergantung dari penyebab yang mendasarinya.
Sebagai contoh, jika kondisi ini terjadi akibat serangan jantung, kondisi ini perlu mendapatkan perawatan intensif rumah sakit.
Sementara itu, jika penyebabnya adalah sepsis, kondisi ini membutuhkan konsumsi antibiotik, dan tindakan untuk menstabilkan pernapasan dan jantung.
Hubungi Dokter Ini Jika Mengalami Gejala Keringat Dingin
Apabila kamu atau orang terdekat sering mengalami gejala keringat dingin, segera konsultasikan dengan dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc.
Tujuannya agar dokter bisa mengetahui penyebab terjadinya keringat dingin. Setelahnya, dokter bisa melakukan tindakan lebih lanjut apabila diperlukan.
Dokter di Halodoc telah berpengalaman serta mendapatkan penilaian baik dari pasien yang sebelumnya mereka tangani.
Berikut dokter di Halodoc yang bisa kamu hubungi:
1. dr. Vera Bahar Sp.PD
Pilihan pertama, kamu bisa menghubungi dr. Vera Bahar Sp.PD merupakan alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia pada 2008 dan Universitas Hasanuddin pada 2021.
Saat ini, ia melakukan praktik di Wajo, Sulawesi Selatan dan tergabung sebagai anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) dengan nomor STR 7321401421106071.
Dengan pengalamannya selama 15 tahun, ia dapat memberikan layanan konsultasi di Halodoc apabila kamu sering mengalami keringat dingin.
Chat dr. Vera Bahar Sp.PD mulai dari Rp 55.000,- di Halodoc.
2. dr. Andrea Livina Sp.PD
Kamu juga bisa menghubungi dr. Andrea Livina Sp.PD yang merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi pada 2016 dan 2023.
Dokter Andrea Livina Sp.PD kini berpraktik di Manado, Sulawesi Utara, dan tergabung sebagai anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) dengan nomor STR 7121401323178596.
Dengan pengalaman selama 7 tahun, dr. Andrea Livina Sp.PD memberikan layanan konsultasi di Halodoc seputar munculnya keringat dingin.
Chat dr. Andrea Livina Sp.PD mulai dari Rp 55.000,- di Halodoc.
Itulah beberapa dokter spesialis penyakit dalam yang bisa kamu hubungi untuk penanganan gejala keringat dingin.
Dokter tersebut tersedia selama 24 jam di Halodoc sehingga kamu bisa lakukan konsultasi dari mana saja dan kapan saja.
Namun, jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi melalui aplikasi Halodoc.
Tunggu apalagi? Ayo, pakai Halodoc sekarang juga!