Haruskah Melarang Anak untuk Punya Media Sosial?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   13 Desember 2020
Haruskah Melarang Anak untuk Punya Media Sosial? Haruskah Melarang Anak untuk Punya Media Sosial?

Halodoc, Jakarta - Selain di rumah dan sekolah, media sosial adalah tempat bersosialisasi bagi anak. Melalui media sosial, anak bisa memiliki lebih banyak teman dan seakan tidak ada batasan. Inilah yang sering ditemukan orangtua saat mengetahui anaknya memiliki akun media sosial. 

Jika melihat dampak negatifnya, melarang anak untuk punya akun media sosial selalu dianggap sebagai solusi terbaik. Namun di sisi lain, sebenarnya media sosial juga memiliki dampak positif, yaitu anak bisa belajar untuk mengembangkan relasi, wawasan, hingga cara bersosialisasi. Jadi, haruskah ayah dan ibu melarang anak untuk mempunyai media sosial?

Baca juga: 4 Gangguan Psikologis yang Sering Dialami Anak Muda

Bukan Melarang, Sebaiknya Orangtua Memberikan Pengawasan pada Anak

Media sosial adalah istilah untuk platform online yang digunakan untuk terhubung dengan orang lain, berbagai konten media, dan membentuk jejaring sosial. Beberapa platform media sosial yang populer di antaranya Facebook, Twitter, WhatsApp, Tumblr, Instagram, Pinterest, Skype, YouTube, dan Tiktok. 

Game multipemain daring, seperti World of Warcraft, League of Legends, Clash of Clans, dan The Sims juga menjadi ruang sosial media karena melalui game ini seseorang dapat terhubung dengan pemain lain dan mengobrol sambil bermain. Situs obrolan game juga menjadi cara populer bagi anak-anak dan remaja untuk terhubung dengan orang lain yang memiliki minat yang sama terhadap game. 

Begitu banyaknya media sosial yang dekat dengan anak, ayah dan ibu tentu akan kesulitan untuk melarang anak untuk punya media sosial. Cara terbaik yang bisa orangtua lakukan adalah mempersiapkan anak untuk menggunakan teknologi pada usia berapapun yang dianggap perlu dan sesuai. Cara melakukannya, yaitu menanamkan rasa menghormati martabat orang lain dan mencerminkan nilai-nilai positif dari yang sudah dipelajari di sekolah dan di dalam keluarga. 

Melarang atau menakut-nakuti anak dalam menggunakan media sosial justru bukan tindakan yang baik. Melarang justru tidak mempersiapkan anak untuk menghadapi dunia tempat mereka tinggal, dunia realita, dan maya. Dampak negatif yang justru dapat terjadi adalah anak menggunakan media sosial dengan sembarangan dan berisiko. 

Tidak ada salahnya orangtua memperkenalkan penggunaan teknologi dan media sosial yang bertanggung jawab. Hanya saja, mempersiapkan anak sebaiknya secara bertahap, sesuai dengan waktu, tingkat pertumbuhan, dan kematangan anak. Dan penggunaan media sosial sebaiknya salah satu hal terakhir yang boleh diakses oleh anak dari semua pembelajaran yang diperkenalkan.

Baca juga: Inilah Alasan Kenapa Anak Cepat Alami Pubertas

Ada banyak alasan kuat untuk menunda anak punya media sosial, tapi jika waktunya tiba dan orangtua membiarkan anak untuk memasuki dunia maya, maka ada beberapa pedoman yang dapat ayah dan ibu beritahu pada anak saat mengawasinya

  • Pilih Kata-kata dengan Hati-hati

Teknologi membuat anak terlalu mudah untuk mengatakan hal-hal yang impulsif atau tidak baik. Selain itu, orang yang membaca pesan tidak dapat melihat ekspresi wajah kamu atau mendengar nada suara kamu. 

Sarkasme dan humor sering kali samar dalam terjemahan online, maka sebaiknya hindari penggunaanya. Ketik dengan hati-hati, hindari menggunakan huruf kapital, karena membuat kamu terlihat sedang marah atau berteriak. 

  • Media Sosial Bukan Senjata

Sebaiknya jangan bergosip tentang orang lain di media sosial. Kata-kata kamu dapat disalahartikan, dimanipulasi, dan diteruskan tanpa seizin kamu. Lagi pula, tidak baik membicarakan orang ketika mereka tidak dapat membela diri. Begitu juga, media sosial tidak boleh digunakan sebagai “senjata” untuk memusuhi orang. 

  • Setiap Posting-an Bersifat Permanen

Setelah kamu mem-posting sesuai secara online, maka kamu akan kehilangan kendali setelahnya. Kamu tetap harus menahan diri untuk tidak mengirimkan informasi pribadi apa pun kepada teman-teman online. Meskipun tidak dapat dibayangkan sekarang, namun suatu saat nanti, informasi itu dapat diubah dan digunakan untuk mencelakakan kamu. 

Selain itu, apa yang sudah diposting di internet, hampir sulit untuk mengambilnya kembali. Oleh karena itu, selalu bersikap baik dan jangan menggunakan media sosial untuk mengatakan hal-hal buruk atau jahat tentang siapapun. 

Baca juga: Kapan Seseorang Membutuhkan Psikoterapi?

  • Jangan Berbicara dengan Orang Asing

Pesan ini masih berlaku dari dulu sampai sekarang dan sangat penting untuk diingat saat anak memasuki dunia maya. Predator mengintai di dunia maya dan memiliki berbagai cara yang tersembunyi untuk meminta informasi pribadi dari anak. Untuk itu, jangan pernah membagikan informasi pribadi secara online, termasuk nama lengkap, alamat rumah, foto pribadi, nama sekolah, atau nomor telepon. 

Kemungkinan masih banyak pedoman lainnya untuk orangtua pahami saat mengawasi anak yang bermain media sosial. Ayah dan ibu dapat mendiskusikannya pada psikolog anak melalui aplikasi Halodoc. Yuk, segera download aplikasi Halodoc sekarang!

Referensi:

Psychology Today. Diakses pada 2020. Why Banning Social Media Is Not the Best Answer for Kids
Raising Children. Diakses pada 2020. Social media benefits and risks: children and teenagers