Ini 9 Ciri-Ciri Payudara Normal dan Cara Menjaga Kesehatannya
“Payudara sehat tidak memiliki benjolan dan tidak mengalami perubahan warna. Jika disentuh atau diraba, payudara tidak terasa sakit dan tidak mengeluarkan cairan abnormal dari puting.”
DAFTAR ISI:
- Ciri Payudara Sehat dan Normal pada Wanita
- Tips Menjaga Kesehatan Payudara
- Pentingnya Melakukan Pemeriksaan Payudara Secara Mandiri
- Hubungi Dokter Ini Jika Muncul Benjolan Payudara yang Berbahaya
Halodoc, Jakarta – Setiap wanita memiliki bentuk dan ukuran payudara yang berbeda, termasuk sisi kanan dan kirinya. Kamu perlu mengenali bentuk normalnya guna membantu mengenali perubahan abnormal.
Perubahan pada area ini bisa jadi pertanda dari penyakit. Salah satu ciri dada yang sehat pada wanita, yakni terasa hangat jika disentuh, tapi tidak disertai dengan perubahan warna kemerahan.
Nah, mau tahu seperti apa ciri-ciri payudara yang sehat? Berikut ulasan selengkapnya!
Ciri Payudara Sehat dan Normal pada Wanita
Payudara sehat itu seperti apa? Ada beberapa ciri payudara sehat pada wanita. Beberapa di antaranya:
1. Lihat dari ukurannya
Ukuran area sensitif pada wanita ini mengalami perubahan akibat gejolak hormon dalam tubuh. Saat menstruasi, misalnya, peningkatan hormon estrogen menyebabkan kelenjar susu membengkak.
Selain siklus menstruasi, perubahan ukuran bagian ini terjadi akibat kehamilan, menyusui, atau kegemukan. Seiring dengan bertambahnya usia, dada akan terlihat lebih kecil atau menyusut.
Sisi kanan dan kirinya juga cenderung berbeda. Kondisi ini terpengaruh dari perkembangan ukuran yang terjadi selama pubertas. Bagian kiri umumnya terlihat lebih besar ketimbang sisi lainnya.
Namun, jika pembengkakan atau penyusutan terjadi di luar periode yang telah disebutkan sebelumnya, bisa jadi gangguan terjadi akibat penyakit. Misalnya, kanker payudara, infeksi, dan abses payudara.
2. Tidak ada benjolan
Tidak ada benjolan di payudara menjadi ciri sehat selanjutnya. Sebab, adanya benjolan terkait dengan pertumbuhan tumor atau kanker payudara, meski diagnosis tidak selalu menunjukkan hasil yang demikian.
Menurut studi berjudul Palpable breast lumps: An age-based approach to evaluation and diagnosis, yang terbit pada South African Family Practice, lebih dari 25% wanita yang terkena penyakit payudara mengeluhkan benjolan payudara baru. Sekitar 10% di antaranya merupakan kanker payudara.
Untuk memeriksa ada atau tidaknya benjolan di payudara, kamu bisa melakukannya secara mandiri, yakni dengan teknik SADARI. Pertama-tama, berdiri tegak di depan cermin dengan kedua lengan menjuntai ke bawah.
Selanjutnya, letakkan kedua tangan di atas kepala dan periksa bentuk dan ukuran dada. Tempatkan kedua lengan di pinggang dan gerakkan lengan ke depan dan ke belakang. Posisi ini bisa membuat benjolan terlihat jelas.
Gerakan selanjutnya, raba dada secara melingkar dan tekan puting untuk memeriksa ada atau tidaknya cairan abnormal yang keluar. Cairan abnormal terlihat berwarna kuning atau putih kental.
3. Tidak ada perubahan pada kulit
Kulit dada yang sehat akan terlihat seperti bagian kulit lainnya pada tubuh. Tidak kering, tidak bersisik, tidak pecah-pecah, tidak kemerahan, dan tidak terasa gatal.
Jika menemui gangguan berupa perubahan pada kulit, kondisi ini bisa menjadi indikasi penyakit. Salah satunya, yakni sindrom Paget. Jika menggaruknya, permukaan dada bisa berdarah dan berkoreng.
Sindrom paget sendiri adalah gangguan yang memengaruhi tulang, di mana tulang baru tumbuh lebih cepat dari biasanya. Gejalanya termasuk nyeri, perubahan bentuk, dan peningkatan risiko patah tulang.
4. Tidak terjadi perubahan yang mengkhawatirkan
Dada dan puting kerap mengalami perubahan warna serta ukuran di waktu tertentu. Misalnya, periode menstruasi, kehamilan, dan menyusui. Jika bentuknya terlihat tidak simetris dan mengalami perubahan warna yang signifikan, sebaiknya kamu memeriksakan diri.
5. Tidak ada benjolan di bawah ketiak
Ketiak bagian bawah memiliki berbagai jaringan dan masih menjadi bagian dari kelenjar getah bening. Jaringan ini biasanya membengkak ketika tubuh melawan infeksi.
6. Terasa hangat saat disentuh
Kulit dada yang terasa hangat adalah ciri payudara yang sehat. Namun, jika suhunya terlalu panas, hal ini menandakan infeksi atau mastitis.
Mastitis adalah kondisi yang terjadi ketika salah satu atau kedua kelenjar susu mengalami peradangan. Penyebabnya adalah infeksi bakteri atau penyumbatan saluran susu.
Mastitis merupakan masalah yang umum menyerang ibu menyusui. Untuk mengatasinya, ibu menyusui memerlukan obat-obatan seperti antibiotik.
7. Bentuk terlihat normal
Kedua buah dada setiap wanita memiliki ukuran yang berbeda. Kondisi ini merupakan hal yang normal. Namun, ketika perbedaan ukuran dipicu oleh benjolan aneh, segera periksakan diri ke dokter.
8. Ada stretch mark
Area sensitif wanita ini umumnya mengalami stretch mark karena faktor peningkatan berat badan dan kehamilan. Jadi, jika kamu mengalaminya, tak perlu khawatir karena ini merupakan kondisi yang normal.
9. Tidak terasa sakit
Buah dada umumnya terasa sakit menjelang siklus menstruasi. Kondisi ini normal dan dapat membaik dengan sendirinya. Namun, segera periksakan diri jika gangguan tidak kunjung membaik setelah periode menstruasi selesai.
Payudara yang terasa sakit merupakan tanda adanya gangguan kesehatan di area tersebut. Mau tahu apa saja penyebabnya? Baca di artikel ini: “Ini 13 Penyebab Payudara Terasa Sakit saat Ditekan”.
Tips Menjaga Kesehatan Payudara
Ada beberapa langkah sederhana untuk menjaga kesehatan organ sensitif ini:
1. Menjaga berat badan ideal
Saat obesitas, jaringan lemak akan memproduksi estrogen dalam jumlah berlebihan. Kondisi tersebut dapat memicu perkembangan beberapa kanker, termasuk kanker payudara.
Guna menjaga berat badan ideal, kamu bisa menerapkan pola makan sehat. Misalnya, mengonsumsi makanan berserat tinggi, rutin berolahraga 30 menit setiap hari, dan menerapkan diet sehat.
2. Mengonsumsi makanan sehat
Makanan sehat mampu menurunkan risiko perkembangan sel abnormal dan jaringan pemicu kanker. Makanan yang direkomendasikan, yaitu gandum utuh, brokoli, ikan, protein dari kedelai, anggur, dan buah beri.
Penelitian Association of healthy diet and physical activity with breast cancer: Lifestyle interventions and oncology education pada Frontiers in Public Health menemukan, diet sehat dalam jumlah minimal dapat mengurangi risiko kanker payudara.
Langkah ini juga dapat mengurangi efek samping pengobatan kanker, dan menghentikan kekambuhan kanker pada orang yang penyintas.
Mau tahu makanan yang dapat meningkatkan kesehatan payudara? Simak selengkapnya di artikel ini: 8 Makanan yang Baik untuk Kesehatan Payudara.
3. Berhenti merokok
Merokok berkontribusi pada pertumbuhan sel abnormal yang tumbuh secara tak terkendali di area payudara. Hal ini yang pada akhirnya meningkatkan risiko kanker payudara pada wanita.
Penelitian berjudul The impact of treatment for smoking on breast cancer patients’ survival yang terbit pada Cancers menunjukkan, berhenti merokok dikaitkan dengan peningkatan kelangsungan hidup di antara pasien kanker payudara.
Studi juga menjelaskan, pasien kanker payudara yang tidak merokok setelah didiagnosis mengalami peningkatan kelangsungan hidup yang signifikan. Sementara pasien yang merokok, hal ini mempengaruhi kelangsungan hidup mereka.
Alasannya, merokok menurunkan efektivitas beberapa pengobatan kanker dan meningkatkan frekuensi efek samping terapi kanker. Merokok juga memengaruhi lingkungan mikro imun tumor, yang pada gilirannya mempengaruhi respon tubuh terhadap kemoterapi.
4. Mengatur posisi tidur
Dalam mengatur posisi tidur, sebaiknya tidur dalam posisi telentang. Di posisi ini, tubuh mampu menopang payudara dengan baik, sehingga organ tersebut tidak mudah mengendur.
5. Pilih bra yang sesuai
Sebaiknya pilih bra dengan ukuran dan kondisi yang sesuai agar dada tidak kehilangan elastisitasnya.
Jika sedang menyusui, pilih bra khusus untuk menyusui. Jika ingin berolahraga, gunakan sport bra guna mengurangi gesekan.
6. Kenali payudara sendiri
Ketahui bentuk, ukuran, dan tekstur kulit payudara sehat. Jika ada yang tidak beres, segera periksakan diri guna memantau gejala dan mengatasi penyebab yang mendasari.
Pertama-tama, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik guna menemukan adanya benjolan. Selanjutnya, ia akan menjalani prosedur tambahan, salah satunya USG payudara.
7. Batasi minuman beralkohol
Studi berjudul Alcohol intake and breast cancer risk: Weighing the overall evidence pada Current Breast Cancer Reports menemukan, konsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko kanker sebanyak 30-50 persen.
Alasannya, alkohol memicu kerusakan deoxyribonucleic acid (DNA) dalam sel payudara. Nah, zat ini yang dapat meningkatkan risiko kanker.
Sebaiknya batasilah asupan konsumsi alkohol tiap harinya. Takarannya hanya berkisar satu gelas per hari.
8. Batasi minuman bersoda
Minuman bersoda meningkatkan risiko obesitas yang menjadi salah satu pemicu kanker. Tak hanya itu, jenis minuman ini juga mengandung 4-methylimidazole (4-MEI), yakni zat yang berpotensi menyebabkan kanker.
9. Memahami riwayat kesehatan keluarga
Ini menjadi salah satu upaya dalam mencegah masalah payudara, termasuk kanker. Risikonya semakin tinggi jika memiliki anggota keluarga dengan penyakit yang sama. Guna menurunkan risikonya, sebaiknya kamu melakukan kesehatan rutin.
10. Lakukan pemeriksaan secara rutin
Selain pemeriksaan payudara mandiri dengan teknik SADARI, kamu juga bisa melakukan pemeriksaan klinis rutin oleh dokter.
Tujuannya adalah memastikan kesehatan payudara secara menyeluruh.
Pemeriksaan rutin bisa meminimalisir risiko kanker dan mencegah sel abnormal berkembang semakin parah. Ketahui di sini tanda payudara yang sehat: Wajib Tahu, Ini 5 Tanda Payudara Sehat dan Bebas Kanker
Pentingnya Melakukan Pemeriksaan Payudara Secara Mandiri
Sudah tahu kan kalau pemeriksaan payudara bisa dilakukan seorang diri? Cara ini disebut pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). “Sangat penting melakukan sadari atau periksa payudara sendiri. Sebisanya dilakukan setiap bulan, 10 hari setelah masa haid berakhir.” jelas dr. Budiyanto, MARS dalam kanal Youtube Halodoc menerangkan
Kamu bisa melakukannya dengan beberapa tahap di bawah ini:
- Berdiri tegak depan kaca. Amati ada atau tidaknya perubahan bentuk dan tekstur kulitnya. Payudara kanan dan kiri umumnya tidak memiliki bentuk yang simetris.
- Angkat kedua tangan ke atas. Lalu tekuk siku dan posisikan tangan di belakang kepala. Dorong siku ke depan dan belakang, kemudian cermati lagi bentuk dan ukuran dada.
- Letakkan kedua tangan pada pinggang. Lalu condongkan bahu dan siku ke depan sampai terlihat menggantung. Kemudian kencangkan otot dada. Liat bentuk dan ukurannya.
- Angkat lengan kiri ke atas. Lalu tekuk siku sehingga tangan kiri sampai memegang bagian atas punggung. Raba dengan gerakan melingkar dan tekan area payudara, serta cermati seluruh bagian dada kiri dengan tangan kanan. Ulangi pada dada kanan.
- Cubit kedua puting. Perhatikan apakah ada cairan yang keluar dari puting di luar siklus menyusui. Jika ada, sebaiknya segera periksakan diri.
- Posisikan tubuh berbaring. Letakkan bantal di bawah pundak kanan dan angkat lengan ke atas. Gunakan ujung jari untuk meraba dengan gerakan memutar di payudara hingga ke sekitar ketiak.
Hubungi Dokter Ini Jika Muncul Benjolan Payudara yang Berbahaya
Jika kamu atau orang terdekat mengalami gejala benjolan payudara seperti pembengkakan payudara, puting mengeluarkan cairan bening atau keruh, hingga mengeluarkan darah, segera hubungi dokter di Halodoc.
Dokter akan memberikan konsultasi, saran, serta perawatan yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi kamu.
Berikut ini rekomendasi dokter spesialis penyakit dalam yang sudah berpengalaman dan memiliki ulasan positif dari pasien-pasien yang sebelumnya pernah mereka tangani:
- dr. Puguh Krisnadi Sandjojo Sp.PD
- dr. Agnita Irawaty Sp.PD
- dr. Vera Bahar Sp.PD
- dr. Siska Damayanti Sp.PD
- dr. Maya Puspita Sari Sp.PD, AIFO-K
Nah, itu tadi rekomendasi dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc.
Dengan menggunakan Halodoc, kamu dapat melakukan konsultasi dari mana saja dan kapan saja.
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline.
Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu.
Jadi, tunggu apalagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga!
Jika masih khawatir terhadap kondisi kesehatanmu, hubungi dokter di Halodoc untuk mendeteksi penyebabnya.