Hamil di Usia Lanjut, Apakah Berbahaya?
"Ada beberapa risiko hamil di usia lanjut yang perlu diwaspadai. Mulai dari keguguran, hipertensi atau tekanan darah tinggi sampai diabetes gestasional."
Halodoc, Jakarta - Bagi banyak pasangan yang sudah menikah bertahun-tahun dan mendambakan kehamilan dan kehadiran buah hati di rumah tangga mereka. Namun banyak juga faktor yang harus mereka pertimbangkan untuk melakukan program hamil, karena tidak sedikit juga pasangan yang lebih mengutamakan karier ketimbang berencana memiliki momongan. Oleh sebab itu, kini tidak sedikit wanita yang baru hamil saat usianya sudah tidak bisa dikatakan muda, misalnya usia 35 tahun ke atas.
Kehamilan di usia lanjut atau bahasa medisnya adalah geriatric pregnancy sebenarnya tidaklah mutlak bahaya. Namun, jika dilihat dalam sisi kesehatan khususnya kesehatan reproduksi wanita, angka 35 tahun ke atas memiliki risiko cukup tinggi untuk hamil. Risiko kehamilan tersebut tidak hanya dialami oleh sang Ibu, tetapi juga bisa mengganggu pertumbuhan bayi di dalam kandungan.
Apa Saja Risiko Hamil di Usia Lanjut?
Keguguran adalah salah satu risiko terbesar yang mungkin dialami oleh wanita yang hamil di usia lanjut. Tidak hanya itu, risiko lain yang harus dihadapi adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi yang dapat berujung preeklamsia atau kelahiran sebelum usia kandungan genap 9 bulan.
Kehamilan di usia lanjut juga rentan terkena diabetes gestasional, yakni bentuk sementara diabetes ketika tubuh tidak memproduksi cukup insulin untuk mengatur gula selama kehamilan. Komplikasi potensi lainnya dari kehamilan di usia tua adalah meningkatkan kemungkinan untuk melakukan persalinan dengan bedah caesar demi keselamatan ibu dan bayi.
Haruskah Wanita yang Hamil di Usia Lanjut Diperlakukan Khusus?
Jawabannya tentu saja iya. Mereka yang hamil di usia tua wajib menerima perawatan yang lebih intensif misalnya menjalani serangkaian tes seperti tes diabetes dan tekanan darah selama hamil selalu dalam kondisi normal.
Selain itu, mereka harus rutin melakukan pemeriksaan USG untuk mengukur panjang serviks janin karena panjang yang lebih pendek mengindikasikan risiko kelahiran prematur. Selama trimester awal, selalu jaga asupan makanan dan jika perlu melakukan istirahat total.
Namun, meski banyak sekali risiko yang dihadapi, masih saja banyak wanita yang memutuskan tetap hamil meski usianya sudah tidak muda. Beberapa fakta menunjukkan bahwa sejak tahun 2000 hingga 2012, tingkat kehamilan yang dialami wanita dengan rentang usia 35 hingga 39 tahun meningkat dari 20 hingga 40 persen pada beberapa negara. Selain itu, tingkat wanita yang memiliki bayi di usia 40an telah meningkat dua kali lipat.
Memiliki bayi di usia tua memang tidak selalu merugikan. Asalkan ibu selalu menjaga kesehatannya dengan melakukan gaya hidup sehat. Mulai dari menjaga asupan makanan, rajin olahraga, menghindari stres serta rajin memeriksakan diri ke dokter, niscaya kehamilan tetap aman hingga tiba waktunya melahirkan kelak.
Itulah beberapa hal yang wajib kamu ketahui jika hendak merencanakan kehamilan di usia lanjut. Jika kamu tengah hamil dan tiba-tiba merasakan gejala yang diduga merupakan gangguan kehamilan, segera periksakan diri ke dokter kandungan. Penanganan yang tepat meminimalisir risiko sehingga pengobatan bisa lebih cepat dilakukan. Nah, melalui aplikasi Halodoc kamu bisa membuat janji temu dokter di rumah sakit untuk memeriksakan diri. Tentunya tanpa perlu menunggu atau mengantre lama. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga!
Diperbarui pada 19 Januari 2023.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan