Hamil Anggur pada Wanita, Berbahayakah?
Halodoc, Jakarta - Beberapa wanita mendapatkan kehamilan dengan cara yang terbilang mudah, tetapi beberapa lainnya harus menghadapi kondisi kehamilan yang tidak menyenangkan. Salah satunya adalah hamil anggur atau mola hidatidosa. Hamil anggur merupakan kehamilan yang gagal, ketika janin tidak berhasil berkembang di dalam rahim.
Sayangnya, plasenta dan sel telur yang tidak berkembang justru membentuk sekumpulan kista yang terlihat seperti buah anggur. Umumnya, kondisi ini terjadi saat sperma keliru dalam membuahi sel telur, sehingga tumbuhlah sel-sel abnormal. Meski terbilang langka, kamu tetap tidak boleh menyepelekan hamil anggur dan harus segera melakukan penanganan.
Baca juga: Apa Itu Hamil Anggur dan Bagaimana Mencegahnya?
Apa yang Menyebabkan Hamil Anggur?
Untuk menjadi janin yang sempurna dan normal, dibutuhkan sebanyak 46 kromosom, 23 kromosom masing-masing berasal dari sel sperma dan sel telur. Apabila jumlahnya tidak seimbang, maka hamil anggur bisa terjadi. Dilihat dari jenisnya, ternyata ada dua hal yang menyebabkan terjadinya hamil anggur, yaitu:
- Hamil anggur sebagian atau parsial, terjadi ketika satu sel telur dibuahi oleh dua sel sperma, sehingga jumlah kromosom yang dihasilkan akan berlebih. Kromosom yang berasal dari sel telur tetap berjumlah 23, tetapi dari sel sperma jumlahnya menjadi 46, sehingga totalnya menjadi 69. hal ini mengakibatkan plasenta berkembang menjadi jaringan yang tidak normal, perkembangan janin pun mengalami hambatan sehingga bisa menyebabkan gagal tumbuh.
- Hamil anggur seluruhnya atau lengkap, yang terjadi karena kegagalan menyatunya kromosom dari sel telur dan sel sperma. Kondisi ini mengakibatkan jumlah kromosom tetap 23, sehingga pembentukan janin tidak berhasil dan hanya tergantikan oleh terbentuknya plasenta yang tidak normal.
Baca juga: Sulit Dideteksi, Bagaimana Cara Mengetahui Hamil Anggur?
Mulanya, hamil anggur akan cukup sulit terdeteksi, karena tandanya mirip dengan kehamilan pada umumnya. Akan tetapi, untuk selanjutnya akan muncul gejala lain berupa perdarahan, mual dan muntah yang cukup parah, perut yang terlihat membesar melebihi usia kehamilan yang seharusnya, nyeri pada panggul, dan keluarnya flek. Sebagian besar wanita hamil yang terdiagnosis hamil anggur pun akan mengalami keguguran yang spontan.
Hamil anggur hanya bisa terdeteksi dengan melakukan USG. Jadi, jika ibu telah menunjukkan tanda-tanda kehamilan, segera lakukan pemeriksaan di rumah sakit terdekat untuk memastikan apakah kondisi janin normal dan sehat serta tanpa adanya komplikasi serius. Supaya lebih mudah, ibu bisa memanfaatkan aplikasi Halodoc. Kapan dan di mana saja ibu ingin tanya dokter spesialis atau membuat janji di rumah sakit, pakai aplikasi Halodoc bisa kok.
Baca juga: Mirip Kehamilan Asli, Mengapa Hamil Anggur Terjadi?
Kenali Faktor Risiko Hamil Anggur yang Perlu Dihindari
Meski terbilang sebagai kondisi yang langka atau jarang terjadi, bukan berarti kamu bisa menganggap remeh kondisi ini. Ada sejumlah faktor yang perlu kamu hindari, sehingga risiko terjadinya hamil anggur pun bisa dikurangi. Berikut beberapa di antaranya:
- Hamil pada usia terlalu dini atau terlalu tua. Perempuan yang mengandung pada usia di bawah 18 tahun atau lebih dari 35 tahun memiliki risiko untuk mengalami hamil anggur yang lebih tinggi. Tidak hanya hamil anggur, memiliki anak pada usia yang lebih muda atau tua memang rentan terserang berbagai komplikasi kehamilan.
- Rendahnya asupan vitamin A. Pastikan ibu mencukupi asupan vitamin A agar tidak berisiko mengalami hamil anggur. Vitamin A bisa ibu temukan dengan mudah pada berbagai macam bahan makanan, salah satunya adalah wortel.
Jangan lupa, pastikan ibu rutin melakukan pemeriksaan kehamilan untuk mengurangi risiko terserang hamil anggur.