3 Hal yang Bisa Tingkatkan Risiko Chikungunya

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   17 Juni 2020
3 Hal yang Bisa Tingkatkan Risiko Chikungunya3 Hal yang Bisa Tingkatkan Risiko Chikungunya

Halodoc, Jakarta – Chikungunya ditandai dengan gejala muncul nyeri pada sendi yang disertai dengan demam mencapai 38 derajat Celsius atau lebih. Penyakit ini terjadi karena infeksi virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti atau Aedes Albopictus. Nyamuk pembawa virus penyebab chikungunya adalah nyamuk yang sama dengan nyamuk yang menularkan demam berdarah

Gigitan nyamuk dan penularan virus bisa terjadi pada siapa saja. Akan tetapi, ada 3 faktor yang bisa meningkatkan risiko penyakit chikungunya. Risiko penyakit ini meningkat pada bayi baru lahir, orang yang sudah lanjut usia alias lansia di atas 65 tahun, serta orang yang memiliki riwayat penyakit, seperti diabetes dan hipertensi. Kendati begitu, kewaspadaan tetap diperlukan karena nyamuk penyebab penyakit bisa berada di mana saja.

Baca juga: 3 Alasan Mengapa Chikungunya Berbahaya 

Mengenal Chikungunya dan Cara Mengatasinya 

Kabar buruknya, penyakit chikungunya cukup sering dialami anak-anak. Gejala penyakit ini biasanya akan muncul dan terasa pada hari kelima setelah gigitan nyamuk. Namun pada beberapa kasus, gejala bisa saja muncul segera setelah nyamuk menulari virus penyakit. Gejala awal yang biasanya muncul adalah demam yang terjadi secara tiba-tiba disertai nyeri pada sendi. 

Pada anak-anak, infeksi virus bisa sangat mengganggu dan menyebabkan Si Kecil menjadi lebih rewel. Chikungunya juga bisa menyebabkan kelumpuhan sementara yang sebenarnya merupakan dampak dari nyeri sendi parah yang terjadi. Kondisi ini bisa menyebabkan anak kesulitan untuk menggerakkan tubuh dan rasa nyeri bisa bertahan hingga berminggu-minggu. 

Selain kedua gejala utama tersebut, chikungunya juga masih akan menunjukkan gejala lain, mulai dari nyeri otot, menggigil karena kedinginan, sakit kepala yang tak tertahankan, ruam atau bintik merah di sekujur tubuh, dan rasa lelah yang terasa sangat menyiksa. Pada beberapa kasus, chikungunya juga bisa menyebabkan pengidapnya mengalami gejala mual dan muntah.

Penyakit ini sama sekali tidak boleh dianggap sepele dan harus segera mendapat penanganan yang tepat. Meski jarang, chikungunya yang tidak ditangani bisa menimbulkan komplikasi, salah satunya gangguan pada saraf. Segera lakukan pemeriksaan ke rumah sakit terdekat jika muncul gejala penyakit chikungunya yang semakin memburuk.

Baca juga: Ini Perbedaan Demam Chikungunya dan Demam Berdarah Dengue (DBD) yang Perlu Diwaspadai

Pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi chikungunya bertujuan untuk nyeri sendi dan demam. Sebab, sebenarnya chikungunya bisa sembuh dengan sendirinya setelah beberapa hari, hingga satu minggu. Hal yang perlu segera dilakukan saat gejala-gejala ini muncul adalah segera beristirahat agar kondisi tubuh segera membaik. Selain beristirahat, pengidap chikungunya juga harus memperhatikan asupan nutrisi ke tubuh sehingga 

Penuhi juga asupan cairan tubuh dengan mengonsumsi setidaknya 8 gelas air putih sehari atau setara dua liter air. Hal ini sangat penting untuk menghindari dehidrasi alias kekurangan cairan dalam tubuh yang bisa memperparah sakit yang dialami. Untuk meredakan demam, coba kompres kening dengan kain lembap. 

Baca juga: Cegah Chikungunya, Lakukan 2 Hal Ini

Cari tahu lebih lanjut mengenai penyakit chikungunya dan apa saja faktor yang bisa meningkatkan risiko penyakit ini dengan bertanya pada dokter di aplikasi Halodoc. Dapatkan tips menjaga kesehatan dan cara mengatasi demam dengan cara terbaik dari dokter terpercaya. Dokter bisa dihubungi lewat Video/Voice Call dan Chat, kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play! 

Referensi:
Web MD. Diakses pada 2020. What is Chikungunya? 
WHO. Diakses pada 2020. Chikungunya. 
Patient. Diakses pada 2020. Chikungunya Fever.