Gejala yang Terjadi saat Kadar Kalium Terlalu Tinggi
Halodoc, Jakarta - Kalium adalah salah satu mineral dan elektrolit yang dibutuhkan tubuh untuk banyak hal. Ia membantu otot untuk bekerja, termasuk otot yang mengontrol detak jantung dan pernapasan. Tubuh kita mendapatkan asupan kalium berasal dari makanan sehari-hari.
Namun, saat kamu konsumsi makanan tinggi kalium, maka kelebihan kalium ini akan dikeluarkan dari darah oleh ginjal. Jika kamu memiliki masalah dengan fungsi ginjal, maka ginjal tidak dapat mengeluarkan kalium ekstra dengan cara yang benar, alhasil akan ada terlalu banyak kalium di dalam darah.
Ketika kamu memiliki terlalu banyak kalium dalam darah, maka kondisi ini bisa disebut dengan hiperkalemia. Terlalu banyak kalium dalam darah bisa berbahaya, bahkan ia bisa sebabkan serangan jantung atau kematian. Selain itu sangat disayangkan bahwa banyak orang tidak merasakan gejala kalium tinggi sampai hingga akhirnya kondisi tubuh, terutama jantung kian memburuk.
Baca juga: Cara Efektif Atasi Hiperkalemia pada Ibu Hamil
Tanda-Tanda yang Perlu Diwaspadai Saat Kadar Kalium Tinggi
Banyak orang memiliki sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali gejala saat mengalami hiperkalemia. Jika gejala benar-benar muncul, biasanya ringan dan tidak spesifik. Seseorang mungkin merasakan gejala seperti kelemahan otot, mati rasa, kesemutan, mual, atau perasaan tidak nyaman lainnya. Biasanya, kondisi ini akan berkembang perlahan selama beberapa minggu atau bulan dan sering kali sangat ringan tetapi bisa berulang.
Jika hiperkalemia datang tiba-tiba maka biasanya kamu akan merasakan jantung berdebar, sesak napas, nyeri dada, mual, atau muntah. Perlu diingat bahwa hiperkalemia yang tiba-tiba atau parah adalah kondisi yang mengancam jiwa dan mereka yang mengalaminya membutuhkan perawatan medis sesegera mungkin.
Jika kamu atau orang terdekatmu merasakan gejala seperti yang disebutkan di atas, tidak ada salahnya untuk menanyakannya terlebih dahulu pada dokter di Halodoc. Dokter akan memberikan saran kesehatan agar gejala-gejala tersebut mereda, atau bahkan menyarankan pola makan tertentu untuk mencegah peningkatan kadar kalium dalam tubuh.
Baca juga: Peminum Minuman Keras Rentan Alami Hiperkalemia, Benarkah?
Langkah Pengobatan Hiperkalemia
Secara sederhana, pengobatan untuk atasi hiperkalemia adalah melakukan diet rendah kalium. Dokter juga mungkin akan memberi tahu jika ada perubahan dalam obat-obatan yang diperlukan. Pengidapnya tidak boleh mengonsumsi pengganti garam, yang tinggi kalium. Seorang ahli gizi juga bisa dapat membantu pengidapnya membuat rencana makan yang rendah kalium.
Sementara itu, beberapa orang mungkin juga memerlukan obat khusus untuk membantu menghilangkan kalium ekstra dari tubuh dan mencegahnya kembali. Pengobatan ini mungkin termasuk:
- Obat Diuretik. Obat ini akan membantu membersihkan tubuh dari kalium ekstra. Mereka bekerja dengan membuat ginjal menghasilkan lebih banyak urine karena kalium biasanya dikeluarkan melalui urin.
- Pengikat Kalium Berbentuk Bubuk. Ada juga obat semacam ini yang bisa dicampur dengan sedikit air dan diambil dengan makanan. Saat dimakan, mereka akan mengikat kalium ekstra di usus dan mengeluarkannya. Beberapa pengikat kalium juga bisa diambil oleh rektum (enema). Namun kamu harus mengikuti instruksi dengan hati-hati saat mengambil pengikat kalium. Misalnya, harus diminum setidaknya enam jam sebelum atau sesudah minum obat lain. Selain itu, pengikat kalium juga tidak boleh digunakan pada anak-anak.
Baca juga: Penyakit Addison Sebabkan Hiperkalemia, Benarkah?
Kamu juga bisa menerapkan pola diet rendah kalori yang sangat sederhana untuk dilakukan, seperti:
- Menghindari penggunaan pengganti garam karena biasanya mengandung kalium tinggi.
- Jangan lupa untuk tetap terhidrasi, dan utamakan air putih. Pasalnya, beberapa jenis buah atau bahkan air kelapa juga merupakan minuman yang tinggi kalium.
- Perhatikan ukuran porsi saat makan, kamu harus menggunakan gelas ukur dan sendok takar untuk memastikan seberapa banyak porsi yang kamu makan atau minum. Ingatlah bahwa jika kamu makan dua porsi makanan dengan kalium, maka kamu makan kalium dua kali lebih banyak, dan ini tidak disarankan.
Baca juga: Waspada, Ini 7 Hal yang Terjadi saat Tubuh Kekurangan Kalium
Referensi:
American Kidney Fund. Diakses pada 2020. Hyperkalemia.
National Kidney Foundation. Diakses pada 2020. Hyperkalemia.
WebMD. Diakses pada 2020. What is Hyperkalemia?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan