Gejala yang Biasa Muncul Berbarengan dengan Perut Kembung
Halodoc, Jakarta - Perut kembung adalah penumpukan gas di sistem pencernaan yang bisa menyebabkan perut terasa tidak nyaman. Perut kembung sering terjadi akibat konsumsi makanan tertentu, tapi kondisi ini juga bisa menjadi gejala kondisi yang lebih serius. Perubahan pola makan dan gaya hidup sehat dapat mengontrol perut kembung.
Perut kembung ditandai dengan kentut atau buang angin untuk melepaskan gas dari sistem pencernaan melalui anus. Kondisi ini terjadi ketika gas terkumpul di sistem pencernaan, dan ini merupakan proses yang normal. Gas terkumpul dengan dua cara, yaitu saat makan dan minum dan saat tubuh mencerna makanan.
Baca Juga: Inilah 5 Mitos Perut Kembung yang Perlu Diluruskan
Gejala Perut Kembung yang Biasa Terjadi
Buang angin akibat perut kembung normal terjadi. Akan tetapi, jumlahnya bervariasi pada setiap orang dan tergantung pada sejumlah faktor termasuk pola makan. Beberapa orang buang angin hanya beberapa kali per hari, yang lainnya bisa sampai 40 kali, sementara rata-rata orang buang angin sekitar 15 kali sehari.
Gejala perut kembung yang berlebihan yang biasa terjadi meliputi:
- Sering merasa kembung dan buang angin.
- Kentut beraroma bau.
- Kentut berbunyi keras.
- Perut kembung dan tidak nyaman.
- Gemuruh di perut bagian bawah.
Perlu diwaspadai juga, perut kembung bisa menjadi gejala kondisi kesehatan tertentu. Berikut ini kondisi yang bisa memperburuk perut kembung:
- Kondisi kesehatan yang mendasari: Beberapa kondisi kronis bisa menyebabkan perut kembung, misalnya penyakit Crohn, kolitis ulserativa, atau divertikulitis. Beberapa jenis kanker bisa menyebabkan penyumbatan di usus. Siapa pun yang mengalami peningkatan perut kembung secara tiba-tiba atau memburuk harus segera menemui dokter.
- Masalah kandung empedu: Batu empedu dan kolesistitis bisa menyebabkan gas tambahan.
- Sembelit: Feses bisa mempersulit pengeluaran gas berlebih, yang mengakibatkan penumpukan dan ketidaknyamanan yang berlanjut.
- Gastroenteritis dan infeksi usus lainnya: Infeksi virus, bakteri, atau parasit pada sistem pencernaan atau keracunan makanan, bisa menyebabkan penumpukan gas. Contohnya termasuk infeksi Escherichia coli (E. coli), amebiasis, dan giardiasis.
- Antibiotik: Obat ini bisa mengganggu flora usus normal, atau flora bakteri, di usus yang menyebabkan perut kembung.
- Obat pencahar: Penggunaan obat pencahar secara teratur dan berlebihan bisa meningkatkan risiko perut kembung.
Baca Juga: 5 Makanan Penyebab Perut Kembung
Penyebab lainnya antara lain kehamilan, hernia, pankreatitis, penyakit Hirschsprung, sindrom pramenstruasi, endometriosis, dan lain-lain. Jika ada gejala keracunan atau penyumbatan, atau jika ada darah di dalam tinja, diperlukan pertolongan medis segera. Buat janji temu dengan dokter di rumah sakit terdekat melalui aplikasi Halodoc segera!
Cegah Perut Kembung dengan Pola Makan
Ada beberapa cara untuk mengatasi perut kembung, tergantung penyebab masalahnya. Untuk mengobati perut kembung di rumah, coba cara berikut ini:
- Perhatikan makanan. Jika mengandung karbohidrat dalam jumlah besar yang sulit dicerna, cobalah untuk menggantinya. Karbohidrat yang lebih mudah dicerna, yaitu kentang, nasi, dan pisang.
- Kurangi porsi makan. Cobalah makan sekitar lima hingga enam porsi kecil sehari dibanding tiga porsi besar untuk membantu proses pencernaan.
- Kunyah dengan benar. Hindari melakukan apa pun yang dapat meningkatkan jumlah udara yang ditelan. Termasuk memastikan mengunyah makanan dengan benar, dan hindari mengunyah permen karet atau merokok.
- Olahraga. Aktivitas fisik bisa meningkatkan pencernaan dan mencegah perut kembung.
- Konsumsi obat yang dijual bebas. Terdapat obat tablet yang menyerap gas melalui sistem pencernaan, antasida, dan suplemen makanan, seperti alpha-galactosidase. Hanya saja obat-obatan mampu meredakan perut kembung sementara.
Baca Juga: Inilah 5 Cara Atasi Perut Kembung
Itulah gejala yang biasa muncul saat perut kembung. Penting untuk tidak mengabaikan perut kembung yang berlangsung berkelanjutan. Bisa jadi itu menjadi pertanda kondisi medis lainnya.
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2021. Everything You Need to Know About Flatulence
Better Health. Diakses pada 2021. Flatulence
Medical News Today. Diakses pada 2021. Everything you need to know about flatulence
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan