Gejala Stunting

5 menit
Ditinjau oleh  dr. Erlin SpA   06 Februari 2025

Penting untuk mengetahui gejala stunting pada anak supaya kondisi ini bisa dicegah.

Gejala StuntingGejala Stunting

Anak yang mengalami stunting memiliki tanda-tanda yang mencolok, terutama ketika dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Gejala ini dapat mulai terlihat sejak usia dini, bahkan sebelum anak mencapai usia dua tahun.

Berikut adalah beberapa ciri anak stunting yang perlu diwaspadai:

1. Berat Badan Rendah

Anak dengan stunting biasanya memiliki berat badan yang lebih rendah dibandingkan teman-teman seusianya. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan yang terhambat akibat kekurangan gizi yang berkepanjangan.

2. Pertumbuhan Tulang yang Lambat

Tulang anak stunting berkembang dengan lebih lambat, sehingga tubuhnya tampak lebih pendek. Selain itu, kondisi ini juga dapat memengaruhi kepadatan dan kekuatan tulang, membuatnya lebih rentan terhadap masalah tulang di kemudian hari.

3. Mudah Terkena Penyakit

Sistem imun anak stunting cenderung lebih lemah, sehingga mereka lebih rentan mengalami infeksi dan penyakit. Infeksi berulang dan gangguan kesehatan merupakan kondisi yang sering dijumpai pada anak-anak yang mengalami stunting.

4. Kesulitan dalam Belajar

Anak stunting sering mengalami gangguan dalam proses belajar, seperti kesulitan berkonsentrasi, nilai akademik yang rendah, serta lambat dalam memahami pelajaran di sekolah.

5. Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan

Selain pertumbuhan fisik yang terhambat, anak yang mengalami stunting juga sering mengalami keterlambatan dalam perkembangan motorik halus dan kasar, serta gangguan dalam perkembangan kognitif.

6. Postur Tubuh yang Pendek

Salah satu tanda paling jelas dari stunting adalah postur tubuh yang lebih pendek dibandingkan anak-anak seusianya. Seiring bertambahnya usia, perbedaan tinggi badan ini semakin terlihat.

Jika anak juga menderita penyakit kronis seperti tuberkulosis (TBC), anemia, atau penyakit jantung bawaan, gejala stunting dapat semakin kompleks.

Ciri-Ciri Stunting Lainnya

Beberapa tanda tambahan yang mungkin muncul antara lain:

1. Kurang aktif bergerak

Anak stunting cenderung tampak lebih lemas dan tidak bertenaga, serta kurang aktif dalam beraktivitas dibandingkan anak-anak lain.

2. Gejala penyakit kronis

Anak yang mengalami stunting dan memiliki TBC sering mengalami batuk kronis, demam, dan keringat berlebihan di malam hari, yang dapat menjadi tanda adanya infeksi serius.

3. Sianosis

Saat menangis, tubuh anak mungkin tampak membiru, terutama pada bagian bibir dan kuku, yang menandakan adanya masalah dalam oksigenasi darah.

4. Sesak napas

Anak stunting yang memiliki kelainan jantung bawaan sering mengalami kesulitan bernapas, terutama saat beraktivitas.

5. Clubbing Finger

Ujung jari atau kuku anak dapat mengalami perubahan bentuk, menjadi lebih melebar dan melengkung seperti bagian belakang sendok. Ini merupakan tanda adanya gangguan kesehatan kronis yang serius.

6. Enggan Menyusu

Bayi yang mengalami stunting mungkin menolak untuk menyusu, yang dapat memperburuk kondisi gizi dan kesehatannya.

Mengenali tanda-tanda stunting sejak dini sangat penting untuk mencegah komplikasi yang lebih serius. Jika anak menunjukkan ciri-ciri ini, segera konsultasikan dengan tenaga medis untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Apakah Semua Balita Pendek Pasti Mengalami Stunting?

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, tidak semua balita yang bertubuh pendek tergolong mengalami stunting.

Postur tubuh yang pendek bisa saja disebabkan oleh faktor genetik atau gangguan hormon pertumbuhan. Namun, anak yang mengalami stunting sudah pasti memiliki tubuh yang lebih pendek dari anak seusianya.

Stunting adalah kondisi yang lebih dari sekadar tubuh pendek. Anak yang mengalami stunting mengalami gangguan pertumbuhan yang signifikan, termasuk kekurangan gizi yang dapat berdampak pada perkembangan otak dan fungsi kognitif.

Selain itu, anak dengan stunting juga memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami berbagai gangguan kesehatan di masa depan, seperti diabetes dan penyakit jantung. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memperhatikan pertumbuhan anak dan memastikan mereka mendapatkan nutrisi yang cukup sejak dini.

Itulah informasi seputar gejala stunting yang wajib orang tua ketahui. Apabila ibu ingin mengetahui lebih dalam terkait stunting, segera hubungi dokter spesialis anak di Halodoc. 

Mereka bisa memberikan informasi lengkap serta saran untuk mencegah stunting pada anak lebih komprehensif. Tunggu apa lagi? Pakai Halodoc sekarang juga!

Referensi:
IDAI. Diakses pada 2025. Petunjuk Teknis Berbasis Bukti: Diagnosis dan Tata Laksana Stunting Secara Komprehensif untuk Dokter Spesialis Anak
World Health Organization. Diakses pada 2025. Stunting in a nutshell.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Diakses pada 2025. Perawakan Pendek pada Anak dan Remaja di Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses pada 2025. Cegah Stunting dengan Perbaikan Pola Makan, Pola Asuh dan Sanitasi.
Pakistan Journal of Medical Sciences. Diakses pada 2025. Risk Factors of Stunting in Children Aged 1-5 Years at Wire Primary Health Care, Tuban Regency, East Java yang dipublikasikan di Journal of Maternal and Child Health.
Journal of Maternal and Child Health. Diakses pada 2025. Risk Factors of Stunting in Children Aged 1-5 Years at Wire Primary Health Care, Tuban Regency, East Java.
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia. Diakses pada 2025. Anemia pada Remaja Putri Berisiko Tingkatkan Stunting.
Kemkes.go.id. Diakses pada 2025. Mengenal Apa Itu Stunting; Cegah Stunting, Kemenkes Fokuskan Pada 11 Program Intervensi.
Dinas Kesehatan Pemerintahan Aceh. Diakses pada 2025. Upaya Cegah Stunting, Pemerintah Luncurkan Program PMT Berbahan Pangan Lokal.
Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada. Diakses pada 2025. Berat Badan Lahir Rendah dengan Kejadian Stunting pada Anak.
Springer Nature. Diakses pada 2025. Wasting, underweight and stunting among children with congenital heart disease presenting at Mulago hospital, Uganda.
Perpustakaan UGM. Diakses pada 2025. Faktor Risiko Stunting pada Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan Asianotik Usia 9-12 Bulan.