Gejala Atelektasis yang Perlu Diwaspadai

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   25 Oktober 2019
Gejala Atelektasis yang Perlu DiwaspadaiGejala Atelektasis yang Perlu Diwaspadai

Halodoc, Jakarta - Beberapa penyakit sering muncul tanpa diawali dengan gejala tertentu. Sayangnya, tidak sedikit dari penyakit tersebut berbahaya dan mengancam nyawa. Misalnya atelektasis, kondisi ketika paru-paru mengalami kolaps baik sebagian maupun seluruhnya. Kolaps karena atelektasis bisa terjadi pada lobus paru ketika alveoli di dalam paru-paru mengempis. 

Atelektasis sering sebagai dampak atau komplikasi pernapasan yang terjadi setelah tindakan operasi. Namun, kondisi ini bisa terjadi sebagai komplikasi dari penyakit lainnya, termasuk menghirup benda asing, adanya cairan di dalam paru, fibrosis kistik, dan tumor pada paru. Sayangnya, atelektasis bisa terjadi pada siapa saja tanpa memandang usia. 

Apa Saja Gejala Atelektasis?

Umumnya, gejala atelektasis sulit diamati karena gejala tidak langsung muncul. Tanda-tanda dari kelainan ini muncul bergantung pada seberapa besar atau ukuran paru-paru yang kolaps, adanya penyumbatan pada bagian bronkus, atau apakah ada infeksi yang membuat atelektasis berkembang menjadi lebih buruk. 

Baca juga: Bayi Lahir Prematur Rentan Terkena Atelektasis

Namun, biasanya, gejala atelektasis yang mudah terdeteksi adalah kesulitan bernapas, batuk, dan napas menjadi lebih pendek serta lebih cepat. Apabila atelektasis terjadi karena halangan atau penyumbatan pada bronkus, gejala lain yang muncul adalah nyeri pada area yang terinfeksi, sulit bernapas yang terjadi mendadak, meningkatnya denyut jantung, syok, demam, penurunan tekanan darah, dan sianosis atau kondisi bibir, kulit, dan ujung jari membiru karena kurangnya asupan oksigen. 

Kamu harus tahu, apabila atelektasis tidak tertangani dengan baik, ada komplikasi serius yang muncul, di antaranya:

  • Hipoksemia. Kondisi ini merupakan kurangnya asupan oksigen di dalam darah karena atelektasis membuat kerja paru-paru di dalam menyuplai oksigen melalui alveoli menjadi terhambat.

  • Gagal napas. Kondisi ini terjadi ketika atelektasis menyebar ke seluruh bagian paru, sehingga bisa berujung pada kematian. 

  • Bronkiektasis. Ini adalah kelainan pada paru-paru yang terjadi karena penebalan, kerusakan, dan pelebaran pada bagian bronkus.

  • Pneumonia. Atelektasis memicu terjadinya infeksi, termasuk pneumonia. Jika ini terjadi, ada risiko pada pengidap akan terserang sepsis. 

Baca juga: Ketahui 5 Pemeriksaan untuk Deteksi Bronkiektasis

Oleh karena itu, kamu harus melakukan pemeriksaan paru-paru apabila terindikasi mengalami napas pendek atau gejala lain yang berkaitan dengan atelektasis. Penanganan yang tepat bisa mencegah terjadinya komplikasi serius. Buat janji saja dengan dokter langganan di rumah sakit terdekat, lebih mudah karena adanya aplikasi Halodoc yang sudah tersedia dan bisa kamu dapatkan secara gratis baik di App Store maupun Play Store. 

Pengobatan dan Pencegahan Atelektasis

Pengobatan untuk mengatasi atelektasis biasanya dilakukan berdasarkan penyebab yang mendasarinya. Jika hanya menyerang area kecil pada paru, biasanya atelektasis akan hilang dengan sendirinya tanpa adanya pengobatan. Namun, jika terindikasi ada tumor, pengobatannya bisa dengan operasi, kemoterapi, dan radiasi. 

Atelektasis dapat menyerang anak-anak, biasanya ini terjadi karena adanya penyumbatan pada saluran udara. Untuk menghindari terjadinya hal ini, jauhkan benda-benda kecil yang mungkin terhirup oleh anak dengan mudah. Sementara pada orang dewasa, atelektasis sering terjadi sebagai komplikasi pascaoperasi. Apabila kamu akan menjalani operasi, tanyakan pada dokter mengenai risiko terjadinya komplikasi ini. 

Baca juga: 4 Penyakit Pernapasan yang Perlu Diwaspadai


Referensi: 
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Atelectasis.
MedinePlus. Diakses pada 2019. Atelectasis.
Medscape. Diakses pada 2019. Atelectasis.