Gatal pada Kemaluan, Waspada Gejala Penyakit Vaginitis
“Ada banyak kondisi yang menyebabkan gatal pada kemaluan, salah satunya adalah vaginitis. Beberapa hal yang menyebabkan kemaluan gatal mungkin bisa membaik dengan sendirinya, tetapi ada pula yang berkembang menjadi penyakit serius dan segera memerlukan penanganan.”
DAFTAR ISI
- Selain Gatal pada Kemaluan, Ini Ciri-Ciri Penyakit Vaginitis
- Penyebab Gatal pada Kemaluan Lainnya
- Gatal pada Kemaluan Apa Obatnya?
- Bagaimana Mencegah Vaginitis?
- Hubungi Dokter Ini Jika Mengalami Gejala Vaginitis
Halodoc, Jakarta – Gatal pada kemaluan sebenarnya adalah kondisi yang umum terjadi dan sering kali tidak membahayakan. Kondisi ini memang membuat pengidapnya tidak nyaman. Namun, biasanya sifatnya ringan dan bisa membaik dengan sendirinya dalam periode waktu beberapa hari.
Meski demikian, gatal kemaluan juga bisa menunjukkan kondisi penyakit yang serius dan memerlukan penanganan. Salah satunya adalah vaginitis, peradangan pada vagina dan vulva yang terjadi karena infeksi akibat paparan organisme seperti bakteri, ragi, atau virus.
Selain Gatal pada Kemaluan, Ini Ciri-Ciri Penyakit Vaginitis
Gejala vaginitis dapat berbeda-beda pada setiap orang. Gejala umum dari vaginitis, meliputi:
- Rasa gatal pada kemaluan, bahkan terasa seperti terbakar.
- Vagina mengalami pembengkakan dan kemerahan, dan kering.
- Muncul lepuh, benjolan, dan ruam pada area vagina.
- Terasa tidak nyaman ketika buang air kecil.
- Sakit saat berhubungan intim.
- Mengalami bercak perdarahan yang ringan.
Vaginitis terbagi lagi menjadi beberapa jenis berdasarkan penyebabnya, dengan gejala khas sebagai berikut:
1. Vaginosis bakterialis
Vaginosis bakterialis merupakan infeksi vagina yang terjadi karena gangguan keseimbangan bakteri baik pada vagina.
Kondisi ini muncul dengan gejala berupa keluarnya cairan sedikit berwarna abu-abu dan berbau tak sedap akibat infeksi bakteri Gardnerella vaginalis.
2. Infeksi jamur
Vaginosis kerap muncul karena infeksi jamur Candida albicans, salah satu jenis jamur yang normal terdapat dalam vagina.
Adanya perubahan kondisi ekosistem pada organ vagina akan mengakibatkan jamur tersebut mengalami pembiakan melampaui batas normal.
Gejala yang terjadi yaitu adanya cairan kental dalam vagina berwarna putih dan berbau tidak sedap. Kodisi ini juga menimbulkan gatal pada kemaluan, nyeri, dan panas saat buang air kecil atau berhubungan intim.
Bila kamu ingin mengetahui informasi mengenai infeksi jamur lebih lanjut, artikel yang membahas: Ini 5 Penyakit yang Dapat Terjadi Akibat Infeksi Jamur
3. Trikomoniasis
Ada pula trikomoniasis, kelainan yang terjadi karena parasit Trichomonas vaginalis yang menimbulkan cairan berbau, banyak, berwarna kuning kehijauan dan kadang berbusa
Ini merupakan jenis vaginitis yang paling parah karena menimbulkan rasa gatal, terasa perih dan bisa menular melalui hubungan intim.
Jika mengalaminya, Ini Dokter Spesialis yang Bisa Bantu Pengobatan Trikomoniasis.
Penyebab Gatal pada Kemaluan Lainnya
Selain vaginitis, masih ada lagi beberapa kondisi lain yang turut menyebabkan gejala berupa gatal pada kemaluan, antara lain:
1. Iritasi
Iritasi juga menjadi penyebab gatal pada kemaluan yang kerap terjadi.
Penyebabnya bisa sangat beragam, misalnya alergi terhadap pelumas, bahan kimia, lotion, jenis kain, hingga sabun.
Selain itu, penyebab lainnya bisa berupa penggunaan pakaian yang terlalu ketat dan berkeringat berlebihan pada area kelamin.
Ini artinya, kamu harus cermat membaca kandungan dan bahan dari setiap produk pembersih pakaian dan perawatan kulit sebelum memutuskan untuk menggunakannya.
Bahkan, cairan alami seperti halnya air mani pun bisa membuat vagina terasa gatal.
2. Kutu kemaluan
Kutu kelamin atau Pediculosis pubis atau sebutan lainnya adalah kutu kepiting juga bisa membuat kemaluan terasa gatal.
Hewan ini masuk dalam kelompok serangga parasit yang kerap dijumpai pada area kemaluan.
Ketika kutu ini menyerang area kemaluan, seseorang akan merasakan gatal, mengalami iritasi, dan muncul benjolan berwarna kemerahan pada area kelamin.
Tak hanya kutu, gatal pada kemaluan juga dapat terjadi karena tungau yang bersembunyi dan bertelur pada bagian bawah kulit yang mengakibatkan kudis.
Baik kudis maupun kutu kemaluan tentunya sangat mengganggu dan bisa menular melalui kontak seksual. Namun, teknisnya, masalah kesehatan ini tidak masuk dalam PMS.
3. Penyakit menular seksual
Penyakit menular seksual atau PMS, misalnya gonore dan klamidia kerap menyebabkan area kelamin terasa perih, gatal, dan terbakar.
Akan tetapi, herpes dan HPV yang menjadi penyebabnya juga sering memicu kemunculan benjolan kecil yang terasa gatal pada kemaluan.
Sebab, gejala PMS kerap kali hilang dan timbul. Jadi, kamu tidak bisa beranggapan bahwa kamu sudah sembuh dari penyakit ini karena tidak lagi merasakan adanya gejala.
4. Kondisi kronis pada area kelamin
Beberapa kondisi kronis pada area kelamin juga berperan dalam menyebabkan gatal pada kemaluan, meski terbilang jarang terjadi.
Beberapa kondisi tersebut termasuk:
- Kanker vulva. Ini bisa terjadi pada permukaan luar vagina. Kelainan ini muncul dengan gejala berupa gatal, nyeri, dan perdarahan abnormal pada vagina.
- Kanker kulit. Beberapa jenis kanker kulit turut membuat gatal pada kelamin. Gejala lainnya adalah munculnya bercak merah yang tebal, kulit mengering atau mengeluarkan cairan, dan bisa jadi lebih sensitif atau sering mengalami perdarahan.
- Paget’s Extramammary Disease (EMPD). Ini merupakan suatu kelainan yang ada hubungannya dengan penyakit kanker yang menjadi penyebabnya. Gejala penyakit ini termasuk ruam kronis pada kulit yang ada di sekitar area kelamin, rasa sakit, dan mengeluarkan darah ketika digaruk. Penyakit EMPD bisa terjadi pada siapa saja, tetapi wanita berusia 50 hingga 60 tahun lebih berisiko.
5. Beberapa kondisi kelainan pada kulit
Ada pula beberapa kondisi kelainan pada kulit yang bisa membuat vagina maupun penis terasa gatal.
Kondisi ini sebenarnya tidak mengarah pada PMS, tetapi bisa terlihat demikian karena adanya benjolan kemerahan dan terasa gatal pada tubuh.
Baik pria maupun wanita yang mengalami gatal pada kemaluan bisa jadi terserang salah satu atau lebih dari beberapa kondisi berikut ini.
- Psoriasis.
- Dermatitis atopik atau eksim.
- Gatal pada selangkangan karena Tinea cruris.
- Lichen sclerosus.
Nah, jika Radang Vagina Tersebut Semakin Bikin Tak Nyaman, Segera Hubungi Dokter Ini untuk mendapat penanganan yang tepat.
Gatal pada Kemaluan Apa Obatnya?
Penanganan gatal pada kemaluan perlu dokter sesuaikan dengan penyebabnya.
Pilihan pengobatan medis yang bisa kamu pertimbangkan, yaitu:
- Antihistamin guna membantu meredakan pembengkakan dan gatal karena alergi.
- Tablet atau krim estrogen apabila gatal muncul karena pemakaian alat kontrasepsi.
- Krim hidrokortison atau steroid guna meringankan peradangan alergi atau iritasi.
- Krim atau salep antijamur yang mengandung mikonazol, klotrimazol, atau obat sejenis lainnya apabila penyebabnya infeksi jamur. Jangan menggunakan obat ini tanpa resep dokter.
- Salep atau krom antibiotik jika penyebab gatal pada kemaluan adalah bakteri.
- Apabila penyebabnya alergi atau iritasi, hindari faktor pemicu, seperti bahan kimia yang mengiritasi kulit, sabun parfum, detergen yang kuat, atau kain yang kasar.
- Jaga kebersihan area kemaluan dengan mencucinya dengan lembut menggunakan air hangat dan sabun ringan. Hindari penggunaan sabun yang mengandung pewangi atau bahan kimia keras.
- Kenakan pakaian yang longgar dan berbahan katun untuk memberikan sirkulasi udara yang baik dan mengurangi iritasi pada kulit.
- Apabila penyebabnya infeksi menular seksual (IMS), hindari berhubungan seksual sampai kamu mendapatkan pengobatan dan dinyatakan sembuh oleh dokter.
Dapatkan salep dan obat-obatan di atas untuk mengatasinya di Toko Kesehatan Halodoc yang menyediakan produk kesehatan lengkap.
Bagaimana Mencegah Vaginitis?
Vaginitis tentu membuat kamu merasa tidak nyaman. Namun, kamu bisa mencegah masalah kesehatan ini dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti:
1. Jaga kebersihan vagina
Bahan kimia yang terdapat pada sabun bisa menyebabkan vagina mengalami iritasi. Jangan Disepelekan, Ketahui 6 Cara Merawat Vagina yang Tepat.
Sebaiknya kamu juga menghindari menggunakan pembersih semprot, terlebih produk yang mengandung pewangi.
Selain itu, hindari pula vaginal douche karena bisa mengganggu keseimbangan cairan vagina.
2. Bersihkan vagina dengan benar
Bersihkan vagina dengan mengusap secara lembut untuk menghindari luka gesekan.
Usap secara satu arah dari depan ke belakang. Selain itu, bersihkan juga area vulva setiap harinya dengan memakai sabun ringan tanpa pewangi.
Pastikan pula vagina tetap kering dan gantilah pembalut sesering mungkin ketika menstruasi.
3. Lakukan hubungan intim dengan aman
Guna menghindari risiko tertular penyakit menular seksual, lakukan seks dengan aman atau memakai kondom dan tidak berganti pasangan.
Sebab, seseorang yang tertular penyakit menular seksual memiliki risiko lebih besar mengalami vaginitis. Nah, ini 6 Tips Standar untuk Aman Berhubungan Intim.
4. Konsumsi obat sesuai resep dokter
Konsumsi obat antibiotik dalam dosis tinggi atau waktu yang lama bisa menyebabkan pertumbuhan candida, bakteri yang menjadi penyebab utama keputihan.
Gejalanya biasanya berupa rasa gatal, keluar cairan, dan vagina menjadi beraroma tidak sedap. Inilah sebabnya, pastikan kamu mengonsumsi antibiotik sesuai resep dokter.
5. Jaga berat badan
Berat badan berlebih dapat mengakibatkan sirkulasi udara pada area sekitar vagina berkurang. Inilah mengapa, vaginitis lebih sering terjadi pada pengidap obesitas.
Kamu bisa mencegahnya dengan memenuhi asupan gizi harian tubuh dan rutin berolahraga.
6. Kenakan pakaian yang tepat
Gunakan pakaian dalam yang terbuat dari bahan katun, yang dapat membantu menjaga sirkulasi udara dan menjaga kelembapan area genital dalam batas normal.
Hindari pakaian dalam yang ketat atau terbuat dari bahan sintetis karena ini dapat menciptakan lingkungan lembap yang mendukung pertumbuhan mikroorganisme.
Jangan abaikan jika mendapati gejala yang mengarah pada vaginitis atau gatal pada kemaluan. Kamu bisa menghubungi dokter melalui aplikasi Halodoc untuk mendapatkan solusi perawatan yang tepat.
Hubungi Dokter Ini Jika Mengalami Gejala Vaginitis
Apabila kamu atau orang terdekat mengalami gejala vaginitis, sebaiknya segera hubungi dokter di Halodoc.
Tujuannya agar kamu mendapat saran perawatan dan penanganan yang tepat. Semakin cepat penanganan dilakukan, semakin cepat juga gejala tersebut bisa diobati.
Tenang saja, dokter di Halodoc telah berpengalaman serta mendapatkan penilaian baik dari pasien yang sebelumnya mereka tangani.
Berikut dokter di Halodoc yang bisa kamu hubungi:
1. dr. Thigita Aga Pandaleke Sp.D.V.E
Pertama, kamu bisa menghubungi dr. Thigita Aga Pandaleke Sp.D.V.E. Ia merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi pada 2007 dan 2015.
Saat ini, dokter Thigita Aga Pandaleke Sp.D.V.E sedang menjalani praktik di Manado, Sulawesi Utara. Ia juga tergabung sebagai anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) dengan nomor STR 7121602320110894.
Berpengalaman sebagai dokter spesialis kulit selama 16 tahun, dr. Thigita Aga Pandaleke Sp.D.V.E mampu memberikan layanan konsultasi di Halodoc seputar cara penanganan gejala vaginitis.
Bukan hanya itu, ia juga dapat memberikan konsultasi seputar kulit sensitif, ruam kulit dan gigitan serangga, estetika, kulit anak dan bayi, serta masalah jerawat.
Chat dr. Thigita Aga Pandaleke Sp.D.V.E dari Rp 60.000,- di Halodoc.
2. dr. Monica Rosalind Kawilarang Sp.D.V.E
Kamu juga bisa menghubungi dokter Monica Rosalind Kawilarang Sp.D.V.E. Ia merupakan alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga pada 2012 dan Universitas Udayana pada 2020.
Ia kini berpraktik di Surabaya, Jawa Timur, dan tergabung sebagai anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) dengan nomor STR 5121602320139615.
Berbekal pengalaman selama 11 tahun, dr. Monica Rosalind Kawilarang Sp.D.V.E memberikan layanan konsultasi di Halodoc seputar penanganan gejala vaginitis.
Chat dr. Monica Rosalind Kawilarang Sp.D.V.E mulai dari Rp 60.000,- di Halodoc.
Itulah beberapa dokter spesialis kulit dan kelamin yang bisa kamu hubungi untuk bantu obati gejala vaginitis.
Dokter tersebut tersedia selama 24 jam di Halodoc sehingga kamu bisa lakukan konsultasi dari mana saja dan kapan saja.
Namun, jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi melalui aplikasi Halodoc.
Tenang saja, privasi kamu pasti terjaga dengan aman di Halodoc.
Tunggu apa lagi? Ayo, pakai Halodoc sekarang juga!
Referensi:
WebMD. Diakses pada 2024. What Is Vulvovaginitis?.
Mayo Clinic. Diakses pada 2024. Vaginitis.
My Cleveland Clinic. Diakses pada 2024. Sexual Health: Genital Itching.
WebMD. Diakses pada 2024. Genital Itching.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan