Gatal karena Scabies? Ini Cara Pengobatannya
Halodoc, Jakarta - Scabies, yang lebih dikenal dengan kudis ini terjadi ketika kulit tergigit serangga jenis Sarcoptes scabiei. Serangga ini memiliki delapan kaki dan ukuran tubuh yang kecil, sehingga kamu tidak dapat melihatnya langsung dengan mata telanjang. Penyakit kudis sangat menular, melalui kontak fisik dari seseorang yang terkontaminasi. Penyebaran cepat terjadi pada anak-anak sekolah, taman bermain, panti jompo, hingga penjara.
Scabies terbagi menjadi dua jenis, yaitu scabies atau kudis biasa dan Norwegian scabies atau scabies berkusta. Pengidap Norwegian scabies dinilai memiliki hingga seribu tungau pada kulit. Padahal, pada scabies biasa, jumlah tungau yang hidup di kulit hanya mencapai 15 sampai 20 tungau.
Ketahui Bagaimana Pengobatan Scabies
Setelah masuk ke permukaan kulit, tungau masuk ke lapisan kulit yang lebih dalam untuk hidup, makan, dan bertelur. Ketika ini terjadi, kamu merasa gatal pada area yang tergigit, seperti halnya reaksi alergi. Pada malam hari, rasa gatal ini semakin menjadi. Sayangnya, tungau yang hidup di kulit bisa bertahan bahkan hingga dua bulan.
Baca juga: Waspada Tungau yang Sebabkan Kudis dan Gatal Kulit
Kudis bisa terjadi pada siapa saja, tidak peduli usia, jenis kelamin, tingkat sosial, dan kondisi lingkungan. Pasalnya, orang-orang yang membiasakan hidup bersih bisa terserang penyakit kulit satu ini. Kontak fisik menjadi cara penularan scabies yang paling mudah, begitu pula dengan bertukar barang pada pengidap, misalnya bantal, sprei, handuk, hingga tempat tidur.
Tidak hanya manusia, scabies bisa terjadi pada hewan. Meski begitu, scabies yang terjadi pada hewan tidak menular ke manusia. Penularan ke manusia hanya terjadi jika seseorang melakukan kontak fisik atau menukar barang dengan manusia lain yang telah terinfeksi oleh penyakit ini. Meski menular, kamu tidak perlu risau. Pasalnya, scabies tidak bisa langsung terjadi hanya melalui pelukan atau jabat tangan, karena tungau membutuhkan waktu untuk berpindah dari manusia satu ke manusia lainnya.
Baca juga: Ketahui Penyebab Terjadinya Penyakit Kudis
Sebelum menentukan pengobatan, dokter melakukan diagnosis dengan memeriksa kulit tubuh, mulai dari kulit kepala hingga ujung kaki. Keberadaan tungau bisa diidentifikasi oleh dokter melalui tampilan kulit. Supaya lebih akurat, dokter mengambil sampel kulit dan melakukan pemeriksaan lebih lanjut di bawah mikroskop.
Pengobatan scabies dilakukan dengan mengoleskan salep, obat antihistamin untuk mengurangi rasa gatal yang mengganggu, terlebih di malam hari, dan antibiotik untuk membunuh bakteri penyebab infeksi. Krim steroid dapat diresepkan untuk mengurangi rasa gatal, bengkak, dan kemerahan pada area kulit yang terinfeksi.
Mudah untuk mengenali kudis atau scabies dari gejalanya. Jika kamu mengalami ruam, rasa gatal terlebih ketika malam hari, luka pada area kulit yang terinfeksi, dan munculnya kerak tebal pada permukaan kulit, segera tanyakan pengobatannya pada dokter melalui fitur Tanya Dokter di aplikasi Halodoc atau buat janji dengan dokter di rumah sakit terdekat tanpa perlu menunggu.
Baca juga: 5 Pengobatan Alami untuk Menyembuhkan Kudis
Jika memungkinkan, hindari melakukan kontak langsung dengan pengidap scabies, karena penularan mudah terjadi melalui kontak langsung. Jangan pula berbagi apa pun dengan pengidap, karena hal ini memungkinkan terjadinya penularan. Cuci sampai bersih semua barang yang mungkin terinfeksi, lebih baik lagi gunakan air panas. Tungau kudis tidak bisa bertahan lebih dari tiga hari di luar kulit manusia, jadi semua barang yang tidak bisa dicuci bisa kamu bungkus dalam kantong plastik dan biarkan sampai sekurangnya satu minggu. Tidak boleh lupa, jaga kebersihan selalu, ya!
Referensi:
Mayo Clinic. (Diakses pada 2019). Scabies.
Healthline. (Diakses pada 2019). Scabies.
WebMD. (Diakses pada 2019). Scabies - Topic Overview.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan