Gangguan Pernapasan yang Disebabkan Asap Kebakaran Hutan
“Kebakaran hutan merupakan salah satu bencana alam yang kerap terjadi di Indonesia. Selain korban jiwa dan kerusakan material, kebakaran juga dapat memberi dampak negatif bagi kesehatan seperti gangguan pernapasan.”
Halodoc, Jakarta – Kebakaran hutan adalah salah satu bencana alam yang kerap terjadi di Indonesia. Akibat penebangan hutan secara ilegal dan ditambah dengan suhu tinggi saat musim kemarau, potensi terjadinya kebakaran hutan jadi cukup tinggi. Selain korban jiwa dan kerusakan material, kebakaran juga dapat menyebabkan gangguan pernapasan.
Secara umum, kondisi kesehatan yang paling sering terjadi akibat kebakaran hutan adalah keluhan pernapasan. Pasalnya, asap dari api kebakaran hutan mengandung berbagai zat berbahaya seperti karbon monoksida dan sulfur oksida yang berbahaya bagi tubuh manusia.
Gangguan Pernapasan yang Dapat Disebabkan oleh Kebakaran Hutan
Berikut adalah beberapa gangguan pernapasan yang harus kamu waspadai jika terpapar asap kebakaran hutan.
1. Asma
Asma merupakan salah satu gangguan pernapasan yang paling umum masyarakat keluhkan saat terjadi kebakaran hutan. Kebakaran hutan dapat menyebabkan asma karena polusi udara dari asap mengandung partikel-partikel yang menyebabkan batuk dan sesak napas. Pengidapnya pun bisa mengalami nyeri dada dan mengi.
2. Iritasi tenggorokan
Asap kebakaran hutan juga dapat menyebabkan iritasi tenggorokan. Partikel-partikel yang terkandung dalam asap dapat menimbulkan batuk dan peradangan pada area faring.
Jika asap terhidup hanya untuk beberapa saat, iritasi tenggorokan dapat sembuh dengan mudah. Namun, jika paparan asap terjadi selama waktu yang panjang, iritasi tenggorokan bisa semakin parah.
Apabila kamu mengalami iritasi tenggorokan, perbanyak konsumsi cairan dan meminimalisir paparan terhadap asap untuk mengurangi iritasi.
3. ISPA
ISPA atau infeksi saluran pernapasan akut dan merupakan salah satu gangguan pernapasan yang menular. Kondisi ini dapat menyerang salah satu instrumen pernapasan seperti hidung, faring, dan laring.
Meskipun gangguan ini berasal dari virus dan bakteri, korban kebakaran hutan tetap harus waspada. ISPA dapat menular melalui droplet yang dikeluarkan pengidap ketika batuk. Jika kontak dengan korban tinggi ataupun berada di area dimana pengidap rentan batuk, kamu juga bisa terpapar.
Jenis ISPA yang lebih ringan adalah batuk pilek. Gejala lain yang dapat muncul termasuk demam, nyeri tenggorokan, dan hidung tersumbat.
4. Bronkitis
Penyakit ini merupakan salah satu jenis infeksi saluran pernafasan yang lebih serius. Bronkitis terjadi ketika ada iritasi di area bronkus disebabkan oleh zat berbahaya yang ada di udara.
Penyakit dapat terjadi selama waktu yang singkat maupun panjang. Di tahap akut, bronkitis berlangsung sekitar 2 minggu. Namun, bronkitis kronis dapat berlangsung berbulan-bulan.
Umumnya, gejala yang dialami pengidap adalah batuk yang berat, kemudian lendir dan dahak. Sering pula pengidap mengalami sesak napas atau nyeri dada.
Penyakit ini perlu ditangani dengan pengobatan rutin sesegera mungkin. Apabila tidak tanggap ditangani, bronkitis dapat mengarah ke penyakit pernapasan lainnya yang lebih serius seperti pneumonia.
5. Penurunan kerja paru-paru
Asap dari kebakaran hutan mengandung partikel yang berbahaya bagi pengidap masalah paru-paru. Meskipun paparan terhadap asap tidak pasti menyebabkan kerusakan pada saluran pernapasan secara permanen, risikonya cukup tinggi. Terlebih untuk seseorang yang mempunyai riwayat penyakit paru-paru atau mengkonsumsi zat yang mengurangi kualitas kesehatan paru-paru.
Contohnya, asap mengandung zat karsinogen yang dapat menimbulkan kanker. Namun, berdasarkan penelitian, tidak ada korelasi langsung antara asap kebakaran hutan dan kanker paru-paru. Kasus yang mungkin terjadi adalah meningkatnya risiko kanker paru-paru pada perokok aktif yang juga menghirup asap dalam jumlah berlebih akibat kebakaran hutan.
Itulah beberapa gangguan pernapasan yang harus diwaspadai setelah terjadi kebakaran hutan. Apabila kamu merasa telah menghirup asap kebakaran hutan dan mengalami gejala-gejala diatas, aplikasi Halodoc menyediakan layanan tanya dokter yang bisa kamu gunakan di smartphone.
Tunggu apa lagi? Ayo download aplikasi Halodoc sekarang!
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Diseases & Conditions. Bronchitis.
Kementerian Kesehatan. Diakses pada 2023. Asma
Cleveland Clinic. Diakses pada 2023. Sore Throat (Pharyngitis).
CDC. Diakses pada 2023. Protect Yourself from Wildfire Smoke.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan