Gangguan Jaringan Saraf Harus Diperiksa ke Dokter Apa?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   22 Mei 2021
Gangguan Jaringan Saraf Harus Diperiksa ke Dokter Apa?Gangguan Jaringan Saraf Harus Diperiksa ke Dokter Apa?

Halodoc, Jakarta - Gangguan jaringan saraf atau neurologis adalah penyakit pada sistem saraf pusat dan perifer. Dengan kata lain, otak, sumsum tulang belakang, saraf kranial, saraf tepi, akar saraf, sistem saraf otonom, sambungan neuromuskular, dan otot. 

Gangguan jaringan saraf termasuk epilepsi, penyakit Alzheimer, dan demensia lainnya, penyakit serebrovaskular termasuk stroke, migrain dan gangguan sakit kepala lainnya.

Penyakit multiple sclerosis, penyakit Parkinson, infeksi saraf, tumor otak, gangguan traumatis pada sistem saraf akibat trauma kepala, dan gangguan jaringan saraf akibat malnutrisi juga termasuk di dalamnya. Lantas, apabila mengalami gangguan jaringan saraf, dokter apa yang harus dikunjungi?

Baca juga: 5 Penyakit Akibat Kerusakan Saraf

Peran Dokter Spesialis Neurologi Tangani Gangguan Jaringan Saraf

Ketika seseorang mengalami gangguan yang berkaitan dengan jaringan saraf, biasanya akan dirujuk ke dokter spesialis neurologi. Dokter spesialis neurologi adalah sebutan untuk dokter ahli yang bertugas untuk mendiagnosis dan mengobati penyakit yang berkaitan dengan jaringan saraf, termasuk otak, otot, saraf tepi, dan saraf tulang belakang. 

Untuk mencapai gelar ‘spesialis neurologi’, seorang dokter harus menyelesaikan pendidikan spesialisasi di bidang neurologi. Umumnya, dokter spesialis neurologi dibagi menjadi dua berdasarkan metode perawatan yang diberikan, yaitu dokter bedah saraf dan dokter spesialis saraf yang menangani penyakit saraf dengan metode non-bedah. 

Umumnya, seorang dokter harus menjalani pendidikan residensi bedah saraf minimal selama 6 tahun setelah lulus sekolah kedokteran umum untuk menjadi dokter saraf. Lamanya masa pendidikan ini yang membuat dokter bedah saraf masih sangat jarang di beberapa negara, termasuk di Indonesia.

Baca juga: Hilang Keseimbangan, Waspada Kena Gangguan Saraf

Tindakan yang Dilakukan Dokter Spesialis Neurologi

Dalam menentukan diagnosis, dokter spesialis neurologi menelusuri riwayat kesehatan serta gejala yang dirasakan pengidap gangguan jaringan saraf. Setelah itu, dokter spesialis neurologi akan melakukan serangkaian pemeriksaan fisik umum dan neurologis yang berfokus pada otak dan saraf tepi. 

Bentuk pemeriksaan bisa berupa pemeriksaan saraf penglihatan, kekuatan otot, refleks, bicara, sensasi sentuhan, koordinasi, serta keseimbangan. Untuk meyakinkan diagnosis, dokter spesialis neurologi sering menyarankan pengidap menjalani pemeriksaan tambahan, seperti:

  • Pemeriksan laboratorium, seperti tes urine, tes darah, dan analisis cairan otak. 
  • Pemeriksaan radiologi, seperti CT scan, MRI, PET scan, angiografi, rontgen, pemeriksaan USG.
  • Tes listrik saraf. Termasuk pemeriksaan gelombang listrik otak (elektroensefalogram/EEG), listrik saraf otot (Elektromiografi/EMG).
  • Pemeriksan saraf mata dan organ keseimbangan (elektronistagmografi/ENG).
  • Biopsi. Pemeriksaan biopsi jaringan otak dan saraf untuk kasus tumor pada sistem saraf. Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan apakah tumor bersifat ganas atau tidak.

Setelah melakukan diagnosis, dokter spesialis neurologi akan menentukan metode pengobatan apa yang sesuai dengan kondisi pengidap. Biasanya, rencana pengobatan pertama yang diberikan adalah pemberian obat-obatan untuk mengurangi gejala yang muncul. 

Baca juga: Yakin Saraf Berfungsi dengan Baik? Intip Tes Saraf Sederhana Ini

Apabila pengidap memerlukan tindakan pembedahan pada saraf, dokter spesialis neurologi akan merujuk pengidap ke dokter spesialis bedah saraf. Itulah setidaknya yang perlu diketahui mengenai dokter spesialis neurologi. 

Jika kamu memiliki gangguan jaringan saraf, segera periksakan diri ke dokter spesialis neurologi. Kamu bisa menemukan dokter spesialis neurologi melalui aplikasi Halodoc jika ingin berdiskusi mengenai penyakit via Chat/Video Call/ Voice Call. Bila perlu, buat jadwal pemeriksaan di rumah sakit terdekat melalui aplikasi Halodoc. Yuk, segera download aplikasi Halodoc sekarang juga!

 

Referensi:
Johns Hopkins. Diakses pada 2021. Neurological Disorders
Medline Plus. Diakses pada 2021. Neurologic Diseases
Healthline. Diakses pada 2021. Neurologist.
WHO. Diakses pada 2021. Mental health: neurological disorders