Gangguan Bipolar pada Anak Kapan Bisa Terdeteksi?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   26 Juli 2020
Gangguan Bipolar pada Anak Kapan Bisa Terdeteksi? Gangguan Bipolar pada Anak Kapan Bisa Terdeteksi?

Halodoc, Jakarta – Selama ini, gangguan bipolar dianggap kondisi yang menyerang orang dewasa saja. Kenyataannya, gangguan bipolar bisa timbul sejak masa kanak-kanak. Seperti pada orang dewasa, gangguan bipolar pada anak-anak juga dapat menyebabkan perubahan suasana hati dari tingkat hiperaktif atau euforia (mania) yang tinggi ke tingkat depresi serius.

Pergolakan emosional dan perilaku yang tidak teratur adalah hal yang normal selama masa kanak-kanak hingga remaja. Perilaku ini jarang menandakan masalah kesehatan mental yang memerlukan perawatan. Semua anak pasti pernah merasa sedih, mudah tersinggung, marah, hiperaktif, atau memberontak. Jika gejalanya sangat parah, berkelanjutan atau menyebabkan masalah yang signifikan, maka orangtua harus waspada terhadap tanda-tanda gangguan bipolar. 

Baca juga: Pengaruh Mood Disorder pada Hubungan Asmara

Kapan Gangguan Bipolar Anak Bisa Terdeteksi?

Melansir dari laman Boston’s Children Hospital, gangguan bipolar pada anak biasanya terdeteksi ketika menginjak usia remaja. Ada sejumlah tanda dan gejala gangguan bipolar pada remaja yang perlu orangtua waspadai, yaitu:

  • Mengalami perubahan suasana hati yang sangat ekstrem. Anak bisa merasa sangat sedih dan tiba-tiba berubah sangat senang pada waktu yang bersamaan.
  • Berperilaku hiperaktif, impulsif, agresif atau melakukan hal-hal yang tidak pantas secara sosial.
  • Sering melakukan perilaku yang amat berisiko dan sembrono, seperti pergaulan bebas, penyalahgunaan alkohol atau narkoba, atau berbelanja berlebihan.
  • Mengalami insomnia atau menurunnya kebutuhan tidur secara signifikan.
  • Suasana hati yang tertekan atau mudah tersinggung yang hampir terjadi sepanjang hari dan setiap hari.
  • Membanggakan kemampuan diri sendiri secara berlebihan.
  • Punya pikiran atau perilaku bunuh diri.

Setiap anak yang mengidap gangguan bipolar dapat mengalami gejala dalam episode yang berbeda-beda. Di antara episode-episode ini, anak-anak mungkin kembali ke perilaku dan suasana hati mereka yang biasa.

Baca juga: 4 Hal yang Perlu Diketahui Tentang Gangguan Bipolar

Apa Pemicu Gangguan Bipolar pada Anak?

Melansir dari Mayo Clinic, gangguan masa kecil, seperti attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD), gangguan oposisi, gangguan perilaku, gangguan kecemasan dan depresi berat bisa memicu gangguan bipolar. Kondisi anak mungkin lebih sulit didiagnosis karena gejala kondisi kesehatan mental lainnya sering terjadi bersamaan dengan hadirnya gangguan bipolar.

Apabila ibu mendapati Si Kecil mengalami perubahan suasana hati yang serius, depresi atau masalah perilaku, sebaiknya segera bicara dengan psikolog atau psikiater. Perawatan dini membantu mencegah konsekuensi serius dan mengurangi dampak masalah kesehatan mental pada anak saat ia semakin besar.

Ibu bisa bicara dengan psikolog atau psikiater melalui aplikasi Halodoc mengenai hal ini. Lewat aplikasi Halodoc, ibu dapat menghubungi mereka kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call.

Baca juga: Apa yang Membedakan Gangguan Bipolar dengan Depresi?

Apakah Gangguan Bipolar pada Anak Bisa Diobati?

Jika kondisi ini didiagnosis sejak dini, penyakit ini umumnya dapat dikendalikan, sehingga memungkinkan anak-anak dan remaja mampu menjalani aktivitas normal tanpa gangguan. Perawatan gangguan bipolar biasanya dilakukan dengan mengkombinasikan obat-obatan dan terapi. Obat untuk menstabilkan suasana hati, antidepresan, anti kecemasan dan antipsikotik kerap kali diresepkan untuk mengendalikan gejala-gejala yang ada.

Referensi :
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Bipolar disorder in children: Is it possible?
Boston’s Children Hospital. Diakses pada 2020. Bipolar disorder in children: Is it possible?