Flu vs Rinitis Alergi, Apa Saja Perbedaannya?
“Flu disebabkan oleh infeksi virus yang bisa menular, sedangkan rinitis alergi merupakan respons imun tubuh terhadap zat pemicu alergi (alergen).”
Halodoc, Jakarta – Bila mengalami bersin-bersin, hidung meler, dan tenggorokan gatal, kebanyakan orang mengira bahwa itu adalah gejala flu. Gejala tersebut bisa juga terjadi karena kondisi kesehatan lainnya lho, seperti rinitis alergi.
Rinitis alergi adalah reaksi tubuh terhadap alergen seperti debu, serbuk sari dari pohon dan tanaman, bulu hewan peliharaan, dan jamur. Rinitis alergi menimbulkan gejala yang mirip seperti gejala flu, sehingga sering kali tidak ditangani secara tepat.
Nah, karena itu penting untuk mengetahui perbedaan flu dan rinitis alergi di sini.
Baca juga: 5 Obat Flu Alami yang Bisa Bantu Percepat Penyembuhan
Perbedaan Flu vs Rinitis Alergi
Flu dan rinitis alergi merupakan kedua kondisi kesehatan yang berbeda, baik dari segi penyebab, gejala, dan cara pengobatannya.
Berikut ini perbedaan flu dan rinitis alergi:
Penyebab
Flu merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dan bisa menular. Sementara rinitis alergi adalah kondisi kronis yang melibatkan reaksi abnormal dari tubuh terhadap zat yang biasanya tidak berbahaya yang disebut alergen.
Jadi, kondisi tersebut bisa terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap alergen yang terhirup, dengan menghasilkan antibodi bernama Immunoglobulin E (IgE). Antibodi ini yang beredar ke sel-sel dan melepaskan bahan kimia, sehingga menyebabkan reaksi alergi.
Rinitis alergi bisa dibagi menjadi dua, yaitu rinitis alergi musiman dan perenial (menetap). Rinitis alergi musiman paling sering dipicu oleh alergen di luar ruangan, seperti serbuk sari dan jamur.
Sedangkan rinitis alergi perenial sering dipicu oleh alergen dalam ruangan. Contohnya seperti tungau debu, jamur dan bulu binatang.
Menurut Anne K. Ellis, MD MSc FRCPC, Profesor dan Ketua, Divisi Alergi & Imunologi di Universitas Queen, Kanada, polusi udara juga berpengaruh terhadap perburukan gejala rinitis alergi musiman.
Gejala
Tergantung pada jenis virus apa yang menginfeksi, flu bisa menimbulkan gejala yang bervariasi. Gejala flu terkadang juga tidak hanya memengaruhi sistem pernapasan.
Namun, bisa juga memengaruhi lebih banyak bagian tubuh, sehingga menyebabkan lebih banyak gejala reaksi alergi.
Gejala umum flu antara lain demam, sakit kepala, nyeri tubuh, kelelahan, batuk, dan sesak napas. Sementara hidung tersumbat, pilek, dan sakit tenggorokan terkadang juga muncul, tapi gejala tersebut biasanya lebih sering terjadi pada flu biasa.
Sedangkan gejala rinitis alergi umumnya bersin-bersin, hidung gatal, rinorea atau hidung berair, hidung tersumbat, dan sakit tenggorokan. Selain itu, gejala lain yang bisa terjadi adalah mata gatal, berair dan bengkak.
Gejala tersebut biasanya berlangsung selama ada paparan alergen. Namun, rinitis alergi tidak menyebabkan demam. Gejala rinitis alergi bisa bersifat ringan, sedang, hingga berat.
Pada kasus yang parah, rinitis alergi bisa menyebabkan kelelahan, sakit kepala, gangguan tidur, penurunan proses kognitif sehingga bisa menurunkan kualitas hidup pengidap.
Cara Pengobatan
Flu umumnya dapat diatasi dengan memperbanyak asupan cairan dan istirahat. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan memberikan obat pereda gejala atau antivirus (bagi yang berisiko mengalami komplikasi).
Sementara itu, cara mengatasi rinitis alergi yang paling efektif adalah dengan menghindari alergen.
Namun, untuk meredakan gejala ringan hingga berat, sering kali diperlukan intervensi terapi farmakologi atau pemberian obat-obatan, seperti kortikosteroid intranasal (INCs), antihistamin oral dan intranasal, dekongestan oral dan topikal, serta leukotriene receptor antagonists.
Baca juga: Ini Bedanya Rhinitis Alergi dan Sinusitis
Mengenal Antihistamin dalam Pengobatan Rinitis Alergi
Antihistamin merupakan salah satu pilihan terapi pada rinitis alergi. Obat ini hadir dalam bentuk tablet minum atau semprotan hidung, dan bekerja dengan cara memblokir histamin yang dilepaskan tubuh selama respon alergi.
Antihistamin sendiri diklasifikasikan ke dalam generasi satu, dua dan tiga. Namun, antihistamin generasi pertama lebih banyak kekurangan dibanding generasi kedua dan ketiga.
Kekurangan antihistamin generasi pertama antara lain lebih larut lemak, bisa melewati sawar darah otak, mempunyai efek sedatif, tidak tahan lama, dan memiliki efek samping lebih banyak.
Sedangkan antihistamin generasi kedua dan ketiga merupakan pengobatan yang dinilai lebih baik dalam mengatasi rinitis alergi, karena memiliki banyak keunggulan di antaranya lebih larut air, tidak melewati sawar darah otak, tidak menimbulkan efek sedatif, tahan lama, dan efek sampingnya lebih sedikit.
Fexofenadine adalah antihistamin generasi ketiga yang bisa mengatasi rinitis alergi dengan baik. Obat ini bisa meredakan berbagai gejala rinitis alergi dengan cepat. Efek obat ini efektif meredakan gejala dalam 24 jam. Selain itu, fexofenadine bersifat non-sedatif alias tidak menyebabkan kantuk.
Selain itu, efek samping obat ini juga jauh lebih sedikit daripada antihistamin generasi pertama.
Sebaliknya, fexofenadine bisa meningkatkan kualitas hidup pengidapnya dengan membantu tidur lebih baik, meredakan gejala, serta memperbaiki fungsi jasmani dan emosional.
Nah, TELFAST 60 miligram merupakan pilihan obat terbaik untuk mengobati rinitis alergi yang bisa kamu konsumsi. Obat ini mengandung zat aktif Fexofenadine Hydrochloride (HCl) yang mampu meredakan gejala rinitis alergi pada orang dewasa dan anak-anak berusia 12 tahun ke atas.
TELFAST 60 miligram mampu mengatasi berbagai gejala rinitis secara efektif dan cepat. Mulai dari bersin-bersin, pilek, hidung atau tenggorokan gatal, mata berair dan gatal.
TELFAST 60 miligram membutuhkan dosis 2x sehari (tiap 12 jam). Selain itu, TELFAST 60 miligram juga tidak menimbulkan rasa kantuk, sehingga kamu tetap bisa beraktivitas dengan produktif.
Jadi, jangan sampai rinitis alergi mengganggu aktivitas kamu sehari-hari. Yuk, segera cek TELFAST 60 miligram untuk mengatasi rinitis alergi kamu di aplikasi Halodoc.
Download Halodoc sekarang juga di Apps Store dan Google Play untuk mendapatkan solusi kesehatan terlengkap dengan mudah.
Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Allergic Rhinitis (Hay Fever)
Verywell. Diakses pada 2022. Flu vs. Allergies: What Are the Differences?
Association for Professionals in Infection Control and Epidemiology. Diakses pada 2022. Is it allergies or the flu?
Webinar KFA. dr. Fatimah Pitaloca. Diakses pada 2022. Allergic Rhinitis.
dr. Fatimah Pitaloca. Diakses pada 2022. Management of Allergic Rhinitis.
Anne K. Ellis, MD MSc FRCPC, Profesor dan Ketua, Divisi Alergi & Imunologi di Universitas Queen, Kanada. Diakses pada 2022. Allergic Rhinitis and air pollution: from epidemiology to clinical evidence.
Eli O. Meltzer, MD. Diakses pada 2022. Evaluation of Optimal Oral Antihistmain for Patients With Allergic Rhinitis.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan