Faktor Risiko Seseorang Terserang Hiperhidrosis
Halodoc, Jakarta - Hiperhidrosis adalah munculnya keringat berlebih yang tidak selalu disebabkan oleh panas atau olahraga. Selain mengganggu aktivitas sehari-hari, keringat berlebih ini dapat menyebabkan kecemasan dan rasa malu sosial. Pengobatan hiperhidrosis biasanya dimulai dengan antiperspirant yang diresepkan sesuai dosis.
Jika antiperspiran tidak membantu, pengidap mungkin perlu mencoba berbagai obat dan terapi. Dalam kasus yang parah, dokter mungkin menyarankan pembedahan baik untuk menghilangkan kelenjar keringat atau untuk melepaskan saraf yang bertanggung jawab atas kelebihan produksi keringat.
Baca Juga: Hidup Nyaman dengan Hiperhidrosis
Penyebab Hiperhidrosis
Berkeringat adalah mekanisme tubuh untuk mendinginkan dirinya sendiri. Sistem saraf secara otomatis memicu kelenjar keringat ketika suhu tubuh naik. Terdapat dua bentuk hiperhidrosis, yaitu hiperhidrosis fokal primer dan hiperhidrosis sekunder.
1. Hiperhidrosis Primer
Hiperhidrosis fokal primer (esensial) terjadi saat saraf memberi sinyal kelenjar keringat menjadi terlalu aktif, meskipun belum dipicu oleh aktivitas fisik atau kenaikan suhu. Kondisi ini bisa lebih buruk jika pengidapnya mengalami stres atau gugup. Jenis ini biasanya memengaruhi telapak tangan, telapak kaki, dan terkadang wajah. Tidak diketahui pasti apa faktor risiko hiperhidrosis jenis ini, riwayat keluarga diduga berperan didalamnya.
2. Hiperhidrosis Sekunder
Hiperhidrosis sekunder terjadi ketika keringat berlebih disebabkan oleh kondisi medis tertentu. Tipe ini lebih cenderung menyebabkan keringat di seluruh tubuh. Faktor risiko yang menyebabkan keringat berat, yaitu:
-
Diabetes.
-
Menopause.
-
Masalah tiroid.
-
Gula darah rendah.
-
Beberapa jenis kanker.
-
Serangan jantung.
-
Gangguan sistem saraf.
-
Infeksi.
-
Konsumsi obat-obatan tertentu yang menyebabkan keringat berlebih.
Baca Juga: Bisakah Vitamin Mengatasi Hiperhidrosis?
Gejala Hiperhidrosis
Kebanyakan orang berkeringat saat berolahraga, berada di lingkungan panas, ataupun cemas. Namun, keringat pada pengidap hiperhidrosis akan muncul tanpa ada alasan yang jelas. Jumlah keringat yang dihasilkan pun sangat banyak. Kedua jenis hiperhidrosis biasanya menyerang tangan, kaki, ketiak, ataupun wajah menyebabkan setidaknya satu episode dalam seminggu saat bangun tidur. Keringat juga biasanya terjadi di kedua sisi tubuh.
Pengobatan Rumahan Hiperhidrosis
Beberapa tips berikut dapat membantu mengatasi keringat dan bau badan, yaitu:
-
Menggunakan antiperspirant. Antiperspiran nonprescription mengandung senyawa berbasis aluminium yang bekerja memblokir pori-pori keringat. Ini dapat membantu mengurangi jumlah keringat yang mencapai kulit.
-
Gunakan astringen. Oleskan produk dijual bebas yang mengandung asam tannic (Zilactin) ke area yang terkena.
-
Mandi setiap hari. Mandi teratur membantu menjaga jumlah bakteri di kulit terkontrol. Keringkan diri dengan seksama, terutama di antara jari kaki dan di bawah lengan.
-
Pilih sepatu dan kaos kaki yang terbuat dari bahan alami. Sepatu yang terbuat dari bahan alami, seperti kulit, dapat membantu mencegah kaki berkeringat dengan membiarkannya bernapas.
-
Ganti kaus kaki sesering mungkin. Ganti kaos kaki sekali atau dua kali sehari setelah mengeringkan kaki.
-
Pilih pakaian yang sesuai aktivitas. Kenakan kain alami, seperti katun, wol, dan sutra, yang memungkinkan kulit bernapas.
Baca Juga: Ini 7 Cara Cegah Kaki Lecet Saat Pakai Sepatu Baru
Kalau kamu mengalami gejala serupa, sebaiknya tanyakan ke dokter Halodoc untuk mengetahui perawatan mana yang lebih cocok. Gunakan fitur Talk to A Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan