Faktor Lingkungan Bisa Sebabkan Penyakit Celiac pada Anak
Halodoc, Jakarta - Penyakit celiac adalah penyakit pencernaan genetik autoimun yang merusak usus kecil dan mengganggu penyerapan nutrisi dari makanan. Sekitar satu dari 100 anak mengalami penyakit celiac, sehingga penyakit ini menjadi kondisi umum pada anak-anak.
Anak yang mengalami penyakit celiac secara permanen tidak toleran terhadap gluten, protein yang ditemukan dalam semua bentuk gandum dan barley. Gejala celiac dapat bervariasi pada setiap anak dan dapat mempengaruhi semua bagian tubuh. Gejala yang umum yaitu diare parah, sakit perut, masalah kulit, hati, saraf, dan lainnya. Hal yang perlu diwaspadai adalah penyakit celiac dapat disebabkan oleh faktor lingkungan.
Baca juga: Kenalan dengan Diet Gluten-Free yang Bikin Cepat Langsing
Penyakit Celiac yang Dipengaruhi Faktor Lingkungan
Sekitar hampir 40 persen populasi manusia, memiliki gen yang berkaitan dengan perkembangan celiac. Namun, hanya sekitar 1 persen populasi yang pernah mengembangkan kondisi tersebut. Beberapa virus diidentifikasi sebagai faktor lingkungan potensial yang menyebabkan penyakit celiac pada anak.
Faktor lingkungan, terutama polutan, dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh anak dan anak yang mengalami penyakit celiac. Memiliki latar belakang genetik tertentu mungkin lebih rentan terhadap peradangan dan penyakit autoimun. Namun, terkena kontaminan yang menjadi bahan kimia yang mempengaruhi sistem kekebalan juga berdampak negatif pada kesehatan anak.
Sebuah studi juga menemukan bahwa peristiwa penyakit celiac pada anak-anak di bawah usia 2 tahun lebih tinggi pada anak-anak yang lahir di musim panas dan musim semi dibandingkan anak yang lahir di musim dingin dan musim gugur. Hanya saja, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk observasi ini.
Terlepas dari itu, penting untuk diketahui bahwa penyakit celiac kemungkinan besar tidak disebabkan oleh satu faktor, melainkan campuran faktor genetik dan lingkungan.
Baca juga: Benarkah Diet Bebas Gluten Bisa Mengatasi Penyakit Celiac?
Untuk lebih memahami penyakit celiac pada anak, terlebih jika anak memiliki satu atau lebih faktor, orangtua perlu berbicara pada dokter untuk melakukan tes penyakit celiac. Tes perlu dijalani lebih dari sekali karena penyakit celiac dapat berkembang pada seseorang yang berisiko kapan pun respons autoimun terpicu.
Artinya, hanya karena orangtua menerima hasil negatif sekali bukan berarti anak bebas dari penyakit selama hidupnya. Penting untuk memahami faktor risiko individu dan berbicara dengan dokter untuk mengetahui apakah Si Kecil harus menjalani tes lagi. Terlebih gejala celiac tidak spesifik. Anak dengan riwayat keluarga harus memeriksa diri mereka sendiri, dan pada akhirnya, pengobatan terbaik untuk penyakit ini adalah diet bebas gluten.
Pengidap Celiac Harus Menjauhi Gluten Seumur Hidup
Pengobatan penyakit celiac yaitu tidak makan gluten. Hal ini mungkin akan sulit karena banyak jenis makanan yang mengandung gluten. Untuk itu, perlu berdiskusi pada dokter gizi melalui aplikasi Halodoc yang membantu menyesuaikan pola makan anak untuk mengurangi gluten.
Baca juga: Inilah 7 Makanan yang Dilarang untuk Pengidap Celiac
Dengan menjalani diet bebas gluten, memungkinkan usus kecil untuk sembuh. Namun, hal ini tidak berarti anak dapat makan gluten lagi. Bagi pengidap penyakit celiac, gluten selalu jadi “musuh” karena ia akan mengiritasi usus, menyebabkan diare, sakit perut, dan masalah lainnya.
Jika anak didiagnosis mengalami penyakit celiac, maka perlu mempelajari dan memberitahukannya pada anak tentang makanan mana yang mengandung gluten dan mana makanan yang aman. Orangtua dan anak mungkin tidak dapat mengingat semuanya, tapi ayah atau ibu bisa membuatkan daftar catatan untuk mengantisipasi saat harus makan di luar atau restoran.
Referensi:
Kids Health. Diakses pada 2020. Celiac Disease
Everyday Health. Diakses pada 2020. What Causes Celiac Disease, and Are You At Risk?
Beyond Celiac. Diakses pada 2020. ENVIRONMENTAL FACTORS THAT MIGHT BE RELATED TO CELIAC DISEASE
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan