Fakta Seputar Burung Perkutut yang Perlu Diketahui
Halodoc, Jakarta - Burung perkutut bisa dibilang cantik, dengan cara yang sederhana. Mereka punya bulu berwarna abu-abu muda, dengan garis-garis gelap di bagian leher, tetapi cukup menawan untuk jadi hewan peliharaan.
Burung ini banyak ditemukan di Eropa, sebagian wilayah Asia, Timur Tengah, dan Afrika. Kebanyakan burung perkutut memiliki tubuh yang kecil, dengan rata-rata panjang sekitar 10 inci dan berat sekitar 50-100 gram. Simak lebih lanjut fakta seputar burung perkutut dalam pembahasan berikut ini.
Baca juga: Alasan Burung Kakatua Termasuk Hewan yang Dilindungi
Memahami Fakta Seputar Burung Perkutut
Terlepas dari penampilannya yang cantik, burung perkutut memiliki sejumlah adaptasi dan tingkah laku yang membuat mereka unik. Berikut ini fakta seputar burung perkutut yang menarik untuk disimak:
1.Burung Perkutut Hidup di Hutan
Habitat burung perkutut adalah di hutan atau kawasan hutan, yang memiliki padang rumput terbuka atau ladang untuk mencari makan. Mereka juga mendiami semak belukar dan semi gurun.
Preferensi habitat mereka sedikit lebih ketat daripada spesies merpati lainnya. Hal ini karena mereka cukup pemalu, dan biasanya menghindari daerah perkotaan. Namun, pada beberapa kondisi, mereka juga bisa mencari makan di ladang pertanian dan padang rumput.
2.Burung Perkutut Bermigrasi Selama Musim Dingin
Burung perkutut mendiami wilayah Eropa, Timur Tengah, dan Asia. Mereka umumnya bermigrasi selama musim dingin, dan melakukan perjalanan ke Afrika Sub-Sahara. Namun, populasi burung perkutut tidak merata di seluruh wilayah jelajahnya, dan jumlahnya saat ini menurun.
Baca juga: Inilah Fakta Menarik Seputar Burung Kutilang
3.Burung Perkutut Sejatinya Adalah Herbivora
Burung perkutut adalah herbivora, tepatnya pemakan biji-bijian. Meskipun mereka hidup dan bertengger di pohon, kebanyakan dari mereka mencari makan di tanah. Mereka biasanya mencari biji-bijian, beri, dan buah-buahan di sepanjang area terbuka.
Namun, sesekali mereka juga memakan cacing, serangga, laba-laba, siput, dan jamur. Mereka bisa dibilang oportunistik, dan makan hampir semua jenis makanan yang dapat mereka temukan.
4.Perburuan Ilegal Mengancam Populasi Burung Perkutut
Aktivitas manusia saat ini menyebabkan penurunan tajam populasi burung perkutut. Salah satu ancaman terbesar bagi kelangsungan hidup mereka adalah perburuan ilegal.
Para peneliti memperkirakan bahwa pemburu secara ilegal menembak setengah juta burung setiap tahun. Perusakan habitat juga menjadi masalah utama bagi kelangsungan hidup burung perkutut.
5.Burung Perkutut Sangat Pemalu
Memiliki sifat pemalu, membuat burung perkutut cukup sulit untuk dijadikan hewan peliharaan. Terlebih, habitat asli burung ini adalah di hutan, sehingga ia tidak terbiasa hidup di sangkar. Jika kamu tetap ingin memeliharanya, bisa saja. Namun, kamu perlu bersabar, merawatnya dengan baik dan jangan dulu memandikannya sebelum benar-benar jinak.
Baca juga: 4 Makanan untuk Meningkatkan Imunitas Burung Peliharaan
6.Burung Perkutut Kurang Suka Bersosialiasi
Burung perkutut biasanya hanya membentuk kelompok kecil saja dalam mencari makan. Namun, jika terdapat sumber makanan yang melimpah, mereka dapat berkumpul dalam kawanan besar. Saat musim kawin dan menemukan tempat berkembang biak, burung perkutut biasanya semakin kurang bersosialisasi.
7.Burung Perkutut Mengerami Telur Bersama Pasangan
Pasangan burung perkutut biasanya membangun sarang dengan berbagai macam ranting dan tongkat. Mereka dapat membangun sarang di pohon atau semak, bukan di tanah seperti beberapa spesies merpati.
Burung perkutut betina biasanya bertelur sebanyak dua buah, dan akan mengerami telur bersama dengan pasangannya. Masa inkubasi telur berlangsung sekitar dua minggu, dan anak perkutut biasanya akan menjadi dewasa setelah berusia tiga minggu.
Itulah sedikit pembahasan mengenai burung perkutut. Jika kamu tertarik memelihara burung ini, tidak ada salahnya untuk dicoba. Kalau ada masalah kesehatan yang dialami burung perkutut, jangan ragu untuk membicarakannya dengan dokter hewan di aplikasi Halodoc.