Ini 5 Fakta Benzodiazepine yang Disebut Menenangkan Otak

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   23 Juni 2020
Ini 5 Fakta Benzodiazepine yang Disebut Menenangkan OtakIni 5 Fakta Benzodiazepine yang Disebut Menenangkan Otak

Halodoc, Jakarta - Selain ganja, heroin, sabu-sabu, atau ekstasi, apalagi narkotika, psikotropika, dan obat terlarang (narkoba) yang kamu ketahui? Pernah mendengar benzodiazepine? Narkotika yang satu ini tak kalah populer dibanding narkoba-narkoba di atas. 

Benzodiazepine merupakan obat golongan atau sedatif yang digunakan untuk membantu menenangkan pikiran dan melemaskan otot-otot. Biasanya, obat ini diresepkan dokter bagi mereka yang mengalami masalah mental atau psikis. 

Sayangnya, obat resep ini seringkali disalahgunakan untuk tujuan rekreasi. Padahal, bila digunakan dalam jangka panjang benzodiazepine bisa menimbulkan beragam masalah bagi tubuh. 

Nah, berikut fakta-fakta mengenai benzodiazepine yang perlu kita ketahui. 

Baca juga: Ini Efek Ganja pada Kesehatan Tubuh

1. Beragam Bentuk

Mengutip Badan Narkotika Nasional (BNN)- Balai Laboratorium Narkoba, bentuk sediaan benzodiazepines biasanya dalam bentuk sediaan tablet.  Cara penggunaan yang paling umum adalah dengan cara diminum (via oral), tetapi bisa juga digunakan dengan cara intravena, intramuscular, atau melalui rectal.

2. Mengatasi Beragam Masalah Psikis

Seperti penjelasan di atas, benzodiazepine merupakan obat yang digunakan untuk menenangkan pikiran dan melemaskan otot. Obat yang satu ini digunakan sebagai pengobatan pada kondisi seperti: 

  • Insomnia.

  • Gangguan kecemasan.

  • Serangan panik.

  • Otot kejang.

  • Sindrom ketergantungan alkohol.

  • Obat penenang sebelum operasi.

Ketika masuk ke dalam tubuh, obat ini akan memengaruhi sistem saraf pusat dan membuat saraf otak menjadi kurang sensitif terhadap rangsangan. Nah, hal inilah yang bakal menimbulkan efek menenangkan. 

Baca Juga: Pertolongan Pertama Overdosis Narkoba

3. Banyak Jenisnya

Obat yang menenangkan pikiran ini dikembangkan pertama kali pada akhir tahun 1940-an. Pertama kali yang dipasarkan adalah klordiazepoksid (semula dinamakan methaminodiazepokside) pada tahun 1960, kemudian dilakukan biotransformasi menjadi diazepam (1963).

Selain itu ada juga nitrazepam (1965), oksazepam (1966), medazepam (1971), lorazepam (1972), klorazepat (1973), flurazepam (1974), temazepam (1977), triazolam dan clobazam (1979), ketazolam (1980), lormetazepam (1981), flunitrazepam, bromazepam, prazepam (1982), dan alprazolam (1983).

4. Bisa Dideteksi Lewat Urine

Seseorang yang menyalahgunakan bisa kok dideteksi lewat pemeriksaan urine. Alat yang digunakan untuk skrining urine adalah rapid test jenis benzodiazepines. Waktu pendeteksian berdasarkan lama penggunaannya, di antaranya:

  • Penggunaan tidak rutin atau sekali pakai, 2–5 hari.

  • Penggunaan rutin atau berulang, 4–14 hari

  • Pecandu, 1 bulan.

Namun, ada beberapa jenis obat-obatan atau produk herbal yang dapat mengganggu dalam pemeriksaan skrining pada urine benzodiazepines, yaitu oxaprozie dan sertraline.

Baca juga: Kecanduan Narkoba Berdampak pada Fungsi Otak, Benarkah?

5. Mengantuk sampai Koma

Reaksi benzodiazepines bisa berbeda-beda pada tiap orang. Nah, berikut beberapa efek samping yang bisa timbul setelah menggunakan benzodiazepines dalam dosis tinggi. 

  • Mengantuk,

  • Kebingungan,

  • Pusing,

  • Penglihatan kabur,

  • Kelemahan,

  • Bicara tidak jelas,

  • Kurang koordinasi,

  • Sulit bernafas, dan

  • Koma.

Di samping itu, penyalahgunaan benzodiazepin kronis dapat mengarah pada gejala-gejala berikut:

  • Kegelisahan,

  • Insomnia,

  • Anoreksia,

  • Sakit kepala, dan

  • Kelemahan.

Ingat, meski banyak kegunaannya, benzodiazepin dapat menyebabkan ketergantungan fisik dan psikologis. Ketergantungan benzodiazepin dapat mengakibatkan gejala penarikan, bahkan kejang ketika dihentikan secara tiba-tiba. 

Tuh, yakin masih mau menyalahgunakan narkoba seperti benzodiazepin?

Mau tahu lebih jauh mengenai benzodiazepin atau narkoba jenis lainnya? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Referensi:
Royal College of Psychiatrists. Diakses pada 2020. Benzodiazepines.
BNN - Balai Laboratorium Narkoba. Diakses pada 2020. Benzodiazepine. REAN (Rumah Edukasi Anti Narkoba). Diakses pada 2020. Mengenal Benzodiazepine. 
Drugs.com. Diakses pada 2020. Benzodiazepine.
Web MD. Diakses pada 2020. Benzodiazepine Abuse.