Epilepsi Bisa Sembuh atau Selalu Kambuh?
Halodoc, Jakarta – Epilepsi adalah sebutan yang digunakan untuk menggambarkan kondisi kejang yang terjadi berulang pada seseorang. Penyakit yang juga dikenal dengan nama “ayan” ini bisa terjadi pada siapa saja dan menyebabkan pengidapnya mengalami kejang-kejang. Seringnya, kejang terjadi secara mendadak dan berupa serangan.
Epilepsi terjadi karena adanya kerusakan atau gangguan pada otak. Dan kejang muncul sebagai gejalanya, yaitu saat impuls listrik di otak mengalami gangguan sehingga menyebabkan perilaku dan gerakan tubuh yang tidak terkendali. Memang, salah satu gejala utama dari penyakit epilepsi adalah kejang. Tapi, bukan berarti semua orang yang mengalami kejang, sudah pasti epilepsi. Faktanya ada beberapa kondisi medis lain yang juga bisa menyebabkan tubuh kejang.
Durasi kejang yang dialami pengidapnya pun biasanya berbeda-beda, tergantung tingkat keparahannya. Ada yang hanya beberapa detik, bahkan hingga beberapa menit. Pada beberapa orang, epilepsi bisa menyebabkan hilang kesadaran, namun pada yang lainnya kejang hanya terjadi pada sebagian tubuh.
Dilihat dari penyebabnya, epilepsi dibagi menjadi dua yaitu epilepsi idiopatik dan epilepsi simptomatik. Pada epilepsi idiopatik, umumnya penyebab penyakit tidak diketahui secara pasti, misalnya karena faktor keturunan atau genetik. Sementara epilepsi simptomatik merupakan jenis epilepsi yang penyebabnya diketahui. Beberapa faktor yang bisa menyebabkan epilepsi simptomatik adalah luka berat pada bagian kepala, tumor otak, dan stroke.
Baca juga: Penyebab Epilepsi dan Cara Mengatasinya
Apakah Epilepsi bisa Sembuh?
Sebagian besar kasus gangguan epilepsi tidak bisa sembuh secara total. Kendati demikian, penyakit ini bisa diobati dan dikontrol agar tidak sering kambuh. Pengobatan epilepsi yang sering dilakukan adalah penggunaan obat-obatan. Jenis obat yang dikonsumsi berfungsi untuk membantu mencegah terjadinya kejang.
Pengobatan epilepsi bersifat jangka panjang. Artinya, terapi dan konsumsi obat-obatan harus dilakukan secara berlanjut dan teratur. Jika rutin minum obat, pengidap epilepsi biasanya akan mengalami penurunan frekuensi kejang, bahkan tidak mengalami gejala ini selama bertahun-tahun.
Terapi pengobatan yang tepat bisa membantu mengurangi kecenderungan aktivitas elektrik yang terjadi di otak. Penyakit yang satu ini sering disalahartikan sebagai jenis penyakit yang menular. Sehingga, tak jarang banyak orang yang memilih untuk menjauh dan enggan membantu saat ayan menyerang seseorang.
Padahal, epilepsi alias ayan sama sekali bukan penyakit yang menular. Namun, jika epilepsi terlambat diobati, penyakit ini cenderung akan menetap dan membutuhkan pengobatan seumur hidup. Karena itu, sangat penting untuk mengenali gejalanya dan segera melakukan pengobatan untuk mencegah kondisi semakin parah.
Baca juga: Perlu Tahu Penyakit Langka Exploding Head Syndrome
Epilepsi pada Anak-anak
Epilepsi adalah jenis penyakit yang bisa terjadi pada siapa saja, termasuk bayi dan anak-anak. Penyakit ini bahkan biasanya sudah bisa terdeteksi sejak bayi. Berita baiknya, jika epilepsi pada anak segera ditangani, tingkat kesembuhannya akan meningkat.
Jika mendapat penanganan dan pengobatan rutin, biasanya setelah 2-3 tahun penyakit ini akan sembuh hingga 50-60 persen. Artinya, risiko serangan kejang pun akan ikut menurun. Tapi tentu saja, kesembuhannya tergantung pada jenis, penyebab, dan pengobatan yang dilakukan.
Mendeteksi epilepsi pada bayi yang baru lahir biasanya menggunakan pemeriksaan EEG (elektroensefalografi). Caranya adalah dengan merekam gelombang sel saraf elektrik pada otak. Epilepsi pada bayi yang baru lahir bisa disebabkan faktor genetik, yaitu keturunan dari saudara dekat maupun jauh. Epilepsi juga bisa terjadi karena kondisi kesehatan ibu saat hamil, yaitu mengalami infeksi torch, yaitu infeksi yang disebabkan virus toksoplasma, rubella, cytomegalovirus (CMV).
Baca juga: Bukan Epilepsi, Kejang Bisa Berarti Meningitis Bakterialis
Yang perlu diingat, tidak semua kejang merupakan epilepsi. Jika ragu dan butuh saran dokter, coba bicarakan melalui aplikasi Halodoc saja! Sampaikan keluhan awal pada dokter lewat Video/Voice Call dan Chat. Kamu juga bisa meminta rekomendasi obat serta tips menjaga kesehatan. Yuk, download sekarang di App Store dan Google Play.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan