Ensefalopati Hepatik Dapat Dicegah dengan Gaya Hidup Sehat
Halodoc, Jakarta - Ensefalopati hepatik merupakan kondisi yang dapat merujuk pada perubahan kepribadian, psikologis, dan sistem saraf pada seseorang yang mengalami gagal hati. Kadar amonia yang tinggi di dalam aliran darah dan otak mungkin juga menjadi penyebabnya.
Amonia diproduksi oleh bakteri di dalam perut dan usus. Umumnya, hati memecah amonia, sehingga membuatnya menjadi tidak berbahaya. Namun, orang yang mengalami penyakit hati memiliki lebih banyak amonia, karena hati mereka tidak berfungsi dengan baik. Amonia masuk ke dalam darah, menuju otak, dan menyebabkan gejala yang mengganggu fungsi otak.
Kelainan yang dapat merusak hati dan menyebabkan gagal hati bisa juga mengakibatkan ensefalopati hepatik. Sejumlah kelainan tersebut adalah hepatitis karena virus (seperti hepatitis B dan hepatitis C), infeksi parah, penyakit autoimun, kanker, dan sindrom Reye.
Baca Juga: Begini Cara Mencegah Ensefalopati
Penyebab lain yang dapat menimbulkan ensefalopati hepatik adalah penggunaan obat-obatan seperti obat anti-radang non-steroid (NSAID) dan terlalu banyak minum alkohol. Orang dengan sirosis dapat mengalami ensefalopati dari penggunaan sedatif dan analgesik.
Ensefalopati hepatik masih dapat dicegah dengan melakukan langkah-langkah sederhana, seperti menjalani gaya hidup sehat dan mengatur pola diet khusus. Bagi pengidap yang sudah menjalani cuci darah, perlu melakukan pemeriksaan ke dokter ginjal secara rutin dan tetap konsisten menjalani cuci darah. Beberapa cara mencegah lainnya yaitu:
- Hindari penggunaan alkohol secara berlebihan.
- Hindari zat-zat beracun seperti narkoba.
- Mengonsumsi makanan sehat.
- Periksa ke dokter secara rutin.
Baca Juga: Bisakah Ensefalopati Disembuhkan?
Dokter akan menyatakan seorang pengidap mengalami ensefalopati melalui gejala yang ditunjukkan. Untuk mencari penyebabnya, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan kamu sebelumnya, kemudian diikuti dengan pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan tekanan darah. Agar semakin jelas, pengidap membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut, maka kamu akan dianjurkan untuk melakukan tes yang berupa:
- Hitung darah lengkap, untuk mendeteksi adanya infeksi dan kekurangan darah.
- Kultur kuman dari sampel darah atau cairan tubuh lainnya, untuk mendeteksi adanya infeksi.
- Analisis gas darah untuk mengetahui kadar oksigen dalam darah
- Tes kadar racun atau kadar obat dalam darah
- Tes zat kimia darah, untuk mengetahui kadar elektrolit, gula, serta zat sisa yang seharusnya diolah atau dibuang oleh hati dan ginjal
- Tes fungsi hati dan ginjal
- CT scan atau MRI, untuk mendeteksi kelainan struktur otak
- USG Doppler pembuluh darah leher, untuk mendeteksi gangguan aliran darah ke jaringan otak
- Elektroensefalografi (EEG), untuk mendeteksi kelainan gelombang listrik otak.
Penanganan ensefalopati sangat bervariasi, tergantung pada penyebabnya. Pengobatan yang dilakukan di antaranya adalah penggunaan obat-obatan untuk mengurangi gejala dan obat-obatan, atau pembedahan untuk mengobati penyebab. Beberapa suplemen nutrisi bisa memperlambat proses kerusakan otak. Adapun diet khusus yang diperlukan untuk mengobati penyebab seperti ketidakseimbangan elektrolit. Dukungan oksigen juga diberikan pada otak yang tidak mendapatkan cukup oksigen.
Baca Juga: Inilah 10 Penyakit yang Termasuk Kelainan Otak Ensefalopati
Usaha pencegahan harus dilakukan. Jika kamu sudah mengalami gangguan ensefalopati hepatik, segera komunikasikan pada dokter melalui aplikasi Halodoc untuk mendapatkan saran penanganan yang tepat. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan