Empeng Sebaiknya Tidak Diberikan pada Bayi, Benarkah?
Halodoc, Jakarta – Empeng atau dot sering menjadi andalan orangtua saat bayi rewel atau menangis tanpa henti. Pemberian empeng memang kerap membuat bayi menjadi lebih tenang dan berhenti menangis. Pasalnya, bayi akan sibuk mengisap empeng dan lupa dengan tangisan. Namun ternyata, ada beberapa alasan kebiasaan “menyumpal” bayi dengan empeng sebaiknya tidak dilakukan.
Sebenarnya, penggunaan empeng pada bayi memiliki beberapa manfaat, seperti menurunkan risiko kematian mendadak saat bayi tidur alias sudden infant death syndrome (SIDS). Selain itu, mengisap empeng juga bisa membantu bayi mengembangkan kemampuan mengisap dan membuatnya menjadi lebih tenang. Namun, mengisap empeng ternyata juga memiliki beberapa risiko yang harus dipertimbangkan!
Baca juga: Isap Jempol atau Empeng, Lebih Baik Mana?
Risiko Penggunaan Empeng pada Bayi
Penggunaan empeng sebenarnya cukup bisa membantu dan bermanfaat untuk bayi. Namun, ada baiknya juga untuk ibu mengetahui bahwa empeng juga bisa meningkatkan risiko beberapa kondisi berbahaya, meskipun jauh lebih sedikit dibanding manfaatnya. Berikut ini beberapa efek negatif yang mungkin muncul akibat penggunaan empeng:
- Menolak ASI
Kebiasaan mengisap empeng bisa membuat bayi jadi ketergantungan yang akhirnya menjadi menolak ASI alias tidak mau menyusu. Hal ini terjadi karena bayi merasakan perbedaan saat mengisap puting daripada mengisap empeng atau dot. Hal ini bahkan bisa menyebabkan bayi mengalami bingung puting, yaitu kondisi di mana bayi merasa bingung saat harus mengisap susu dari puting.
Alhasil, asupan air susu ibu (ASI) pada bayi mungkin tidak akan terpenuhi. Hal itu nantinya bisa berpengaruh pada perkembangan dan pertumbuhan bayi pada umumnya. Ketergantungan dot juga bisa membuat bayi merasa tidak nyaman, bahkan menangis saat ia tidak bisa menemukan empeng di mulutnya. Pada beberapa kasus, bayi mungkin akan kesulitan tidur tanpa mengisap empeng.
- Penularan Kuman
Empeng juga bisa menjadi media penularan kuman. Ada risiko empeng terpapar kuman, sehingga saat dimasukkan ke mulut bayi bisa meningkatkan risiko infeksi pada rongga mulut termasuk gigi. Selain itu, risiko masuknya kuman dan virus penyebab penyakit juga menjadi tinggi saat bayi mengisap empeng yang tidak terjaga kebersihannya.
Baca juga: Dampak Negatif Memberi Empeng Pada Bayi
- Masalah pada Gigi
Penggunaan empeng ternyata juga bisa memengaruhi struktur gigi anak. Kebiasaan ini disebut bisa membuat gigi menjadi tidak sejajar dan tidak tumbuh dengan normal. Kondisi ini biasanya tidak disadari dan kerusakan gigi biasanya baru akan terlihat saat anak berusia dua tahun. Untuk menghindari hal ini, ibu bisa coba untuk mulai membatasi atau menghentikan penggunaan empeng sebelum anak berusia 2 tahun, sebab kerusakan gigi yang terjadi sebelum usia tersebut biasanya akan membaik dengan sendirinya.
- Risiko Infeksi Telinga
Penggunaan empeng dalam jangka panjang juga bisa memicu gangguan kesehatan, salah satunya infeksi telinga. Anak-anak yang terbiasa menggunakan empeng disebut lebih rentan mengalami infeksi telinga berulang. Meski begitu, hingga kini belum diketahui secara pasti apa kaitan antara penggunaan empeng dengan risiko infeksi telinga. Namun, dengan mengurangi penggunaan empeng atau membiasakan anak tidur tanpa empeng, nyatanya bisa membantu menurunkan risiko munculnya gangguan kesehatan akibat penggunaan empeng pada bayi.
Baca juga: Jenis Pola Asuh Anak yang Perlu Dipertimbangkan Orangtua
Punya masalah kesehatan dan butuh saran dokter segera? Pakai aplikasi Halodoc saja. Kamu bisa dengan mudah menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!
Referensi:
Web MD. Diakses pada 2020. Continuous Pacifier Use Linked to Ear Infections.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Pacifiers: Are they good for your baby?
Web MD. Diakses pada 2020. Pacifiers: In or Out?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan