Catat, Ini 11 Efek Samping Penggunaan Steroid Jangka Panjang
“Pemakaian obat steroid harus sesuai dosis dan anjuran dokter untuk menghindari efek samping yang serius. Contohnya penambahan berat badan, osteoporosis, hingga meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.”
Halodoc, Jakarta – Steroid digunakan untuk apa? Steroid memang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh. Sebut saja mengatasi penyakit kulit, mengobati kelainan hormon, hingga meningkatkan performa olahraga.
Masalahnya, bila dikonsumsi atau digunakan dalam jangka, steroid bisa memicu banyak masalah pada tubuh. Apalagi bila aturan pakai dan dosisnya tidak mengikuti anjuran dari dokter.
Lantas, apa saja efek samping penggunaan steroid dalam jangka panjang?
Apa yang Dimaksud dengan Steroid?
Steroid atau kortikosteroid adalah obat antiinflamasi yang bisa kamu gunakan untuk mengurangi peradangan dan menekan sistem kekebalan tubuh. Cara kerjanya dengan mengurangi zat pemicu peradangan.
Tak hanya itu, kortikosteroid juga bisa mencegah kerusakan jaringan agar tidak semakin parah.
Obat ini sering dokter resepkan untuk mengobati kondisi seperti asma, rhinitis alergi, dan demam.
Ini merupakan kelompok senyawa kimia yang terdiri dari beberapa jenis, termasuk hormon yang diproduksi secara alami di dalam tubuh manusia.
Hormon steroid, seperti kortisol dan hormon seks (estrogen, progesteron, dan testosteron), berperan penting dalam pengaturan berbagai fungsi tubuh.
Hal ini termasuk metabolisme, pertumbuhan, perkembangan seksual, dan respons terhadap stres.
Efek Samping Steroid Jangka Panjang
Pemakaian steroid jangka panjang pun tidak dokter anjurkan. Jika harus pun, pemakaiannya harus di bawah pengawasan dokter secara ketat.
Apa saja efek dari steroid?
1. Perubahan mood
Menurut jurnal ilmiah berjudul Mood symptoms in steroid users: the unexamined role of concurrent stimulant use dalam Journal of Substance Abuse Treatment, orang yang menggunakan steroid dalam jangka panjang dapat mengalami perubahan mood, termasuk kecemasan, depresi, dan mudah marah.
Penggunaannya dapat menyebabkan perubahan mood karena pengaruhnya terhadap sistem saraf dan kimiawi dalam otak.
Perubahan ini memengaruhi keseimbangan neurotransmitter di otak, termasuk serotonin dan dopamin, yang berperan dalam regulasi suasana hati dan emosi
2. Penambahan berat badan
Penambahan berat badan adalah efek samping steroid jangka panjang yang paling sering orang keluhkan.
Dalam sebuah penelitian di American College of Rheumatology, mayoritas orang orang yang memakai kortikosteroid selama minimal dua bulan, 70 persen di antaranya melaporkan penambahan berat badan sebagai efek samping.
Sebab, steroid bisa menyebabkan kondisi berikut:
- Meningkatkan nafsu makan.
- Mengubah cara tubuh memproses gula dan lemak.
- Menyebabkan retensi cairan.
3. Meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular
Menurut jurnal ilmiah berjudul Cardiovascular Toxicity of Illicit Anabolic-Androgenic Steroid Use, dalam Journal of the American Heart Association, penggunaan steroid dalam dosis tinggi meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
Kondisi ini termasuk hipertensi (tekanan darah tinggi) dan penyakit jantung koroner.
Steroid juga dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah sehingga menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan memperburuk kondisi kardiovaskular
4. Osteoporosis dan patah tulang
Menurut jurnal ilmiah berjudul Prevalence of long term steroid treatment and the frequency of decision making to prevent steroid induced osteoporosis in daily clinical practice, dalam BMJ Journals menyebutkan, penggunaan steroid jangka panjang meningkatkan risiko pengeroposan tulang alias osteoporosis.
Pada gilirannya, kondisi tersebut berpotensi menyebabkan patah tulang. Risiko ini lebih rentan menimpa lansia yang mengonsumsi steroid dalam dosis tinggi.
Oleh sebab itu, sebaiknya lakukan pengukuran kepadatan mineral tulang apabila:
- Mengonsumsi steroid oral dengan dosis yang lebih tinggi selama lebih dari 1 bulan.
- Berusia di atas 40 tahun dan akan mengonsumsi kortikosteroid selama 3 bulan atau lebih dengan dosis berapa pun.
5. Meningkatkan risiko infeksi
Steroid mengurangi peradangan dengan cara meredam sistem kekebalan tubuh.
Nah, hal ini membuat kamu lebih rentan terhadap infeksi. Risiko tersebut bisa terjadi akibat pemakaian steroid dosis tinggi maupun penggunaan jangka panjang (lebih dari 1 tahun).
6. Katarak dan glaukoma
Steroid oral dan tetes keduanya dapat menyebabkan katarak dan glaukoma jika kamu gunakan jangka panjang, yaitu sekitar satu tahun.
Tanda-tanda awal kondisi ini dapat dimulai dalam 3-6 minggu penggunaan.
7. Tekanan darah tinggi dan penyakit jantung
Pemakaian steroid jangka panjang juga berkaitan dengan tekanan darah tinggi.
Penelitian lebih lanjut masih perlu untuk mengetahui hubungan antara penggunaan steroid jangka panjang, yang mempengaruhi risiko penyakit jantung.
Menurut studi yang di Annals of Internal Medicine, peningkatan risiko penyakit jantung tampaknya tergantung pada jumlah dosisnya.
Semakin lama dan semakin tinggi dosisnya, maka risiko hipertensi dan penyakit jantung semakin tinggi.
8. Gula darah
Gula darah dapat meningkat dalam beberapa jam setelah mengonsumsi steroid. Efek samping ini kemungkinan berkaitan dengan dosis.
Supaya lebih waspada, baca artikel berikut untuk mengenali tanda-tanda naiknya gula darah Awas, Ini 7 Ciri-Ciri Gula Darah Tinggi pada Tubuh.
9. Masalah perut
Pemakaian steroid jangka panjang juga bisa menyebabkan tukak lambung.
Risiko ini rentan lebih rentan menimpa mereka yang mengonsumsi steroid oral dan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID).
10. Masalah tidur dan kesehatan mental
Steroid dapat memengaruhi tidur dengan mengubah kadar melatonin. Efek ini bahkan timbul saat mengonsumsi dosis tunggal pada malam hari. Kortikosteroid juga dapat menyebabkan perubahan suasana hati.
Satu studi kecil dalam Psychoneuroendocrinology, pemakaian dosis tinggi bisa menyebabkan masalah suasana hati setelah satu minggu pemakaian.
Studi lain menemukan bahwa penggunaan steroid jangka panjang selama satu tahun tampaknya meningkatkan risiko masalah ingatan, terutama pada lansia.
11. Kekurangan hormon adrenal
Tubuh dapat menurunkan produksi kortisol saat mengonsumsi kortikosteroid jangka panjang.
Artinya, jika tiba-tiba menghentikan steroid, kemungkinan kamu bisa merasa sakit karena kekurangan hormon adrenal.
Potensinya meningkat apabila mengonsumsi kortikosteroid setidaknya selama tiga minggu dalam dosis sedang hingga tinggi.
Untuk mengetahui lebih lanjut soal fungsi hormon adrenal, kamu bisa membaca artikel berikut ini Penting untuk Metabolisme, Ini Fungsi Kelenjar Adrenal dalam Tubuh.
Steroid Digunakan untuk Apa?
Steroid dapat mengurangi peradangan atau meningkatkan performa fisik tergantung pada jenisnya.
Contohnya, glukokortikoid atau kortikosteroid sebagai obat antiinflamasi untuk mengobati radang sendi, asma, atau ruam.
Apa itu steroid untuk otot? Ini adalah bentuk penggunaan yang populer di kalangan olahragawan.
Steroid anabolik-androgenik kerap digunakan di kalangan binaragawan dan atlet untuk meningkatkan massa otot dan kinerja fisik.
Nah, berikut ini adalah manfaat steroid lainnya:
- Mengatur respons tubuh terhadap stres.
- Mendukung pertumbuhan dan perkembangan seksual.
- Mengatasi peradangan pada berbagai kondisi medis, termasuk arthritis, asma, dan alergi.
- Menekan aktivitas sistem kekebalan tubuh. Hal ini bermanfaat dalam mengobati gangguan autoimun, seperti lupus dan penyakit Crohn.
- Mengurangi gejala reaksi alergi, seperti gatal-gatal, bengkak, dan ruam pada kulit.
- Mengurangi risiko penolakan organ yang ditransplantasikan.
- Meningkatkan performa olahraga.
- Mengobati penyakit kulit.
- Mengurangi pembengkakan otak pada kasus tertentu, seperti tumor otak atau cedera kepala.
- Mengobati kelainan hormon, seperti masalah kelenjar adrenal atau gangguan hormonal pada wanita.
Namun, penggunaan steroid eksogen juga perlu dilakukan dengan hati-hati karena dapat menyebabkan efek samping yang serius. Mau tahu apa saja dampaknya? Simak ulasan di bawah ini!
Selain menggunakannya sebagai obat-obatan, steroid juga terkandung dalam berbagai produk skincare.
Nah, mau tahu bahayanya? Simak artikel ini “Ketahui Bahaya Steroid pada Bahan Dasar Skincare”.
Waspadai Penyalahgunaan Steroid
Beberapa orang menggunakannya untuk mempercepat proses pembentukan otot.
Steroid sintetis memang memiliki cara kerja yang hampir mirip dengan testosteron atau hormon seks pria.
Akan tetapi, pemakaian steroid untuk mempercepat pembentukan otot merupakan bentuk penyalahgunaan dan termasuk dalam tindakan ilegal.
Pasalnya, konsumsinya bisa 10 kali lebih besar dari dosis medis untuk menambah massa otot.
Steroid adalah golongan obat kuat yang dapat berpotensi menyebabkan ketidakseimbangan hormon dalam tubuh. Berikut dampak yang bisa terjadi:
1. Dampak pada pria
- Pembesaran payudara.
- Muncul rasa sakit saat ereksi.
- Penurunan produksi sperma.
- Penurunan ukuran testis.
- Gangguan kesuburan atau infertilitas.
- Impotensi atau disfungsi ereksi.
Sementara pada remaja laki-laki, efeknya bisa berdampak pada terhambatnya pertumbuhan tulang.
Akhirnya, mereka cenderung memiliki tubuh yang pendek dan tidak sama seperti anak seusianya.
2. Dampak pada wanita
- Perubahan suara menjadi lebih berat layaknya seorang pria.
- Muncul rambut di area kumis, janggut dan jambang.
- Perubahan siklus menstruasi jadi tidak teratur.
- Pembesaran ukuran klitoris.
- Penurunan ukuran payudara.
Pada remaja perempuan, penggunaan steroid jangka panjang bisa menimbulkan maskulinisasi atau sifat kelaki-lakian.
Tak hanya berdampak pada fisik, perempuan tomboy juga cenderung menyukai aktivitas yang laki-laki lakukan.
Aturan Pakai dan Tips Aman Penggunaan
Untuk meminimalkan efek samping steroid, lakukan tips berikut ini:
- Gunakan steroid hanya jika kamu memerlukannya.
- Gunakan dosis terkecil untuk mengendalikan penyakit.
- Kurangi dosis secara bertahap selama penyakit masih terkendali.
- Pantau tekanan darah dan gula darah sesering mungkin dan obati jika perlu.
- Pantau kepadatan tulang dan konsumsi suplemen untuk menjaga kesehatan tulang.
Jika mengonsumsi steroid dengan tujuan mempercepat proses pembentukan otot, sebaiknya gunakan cara lain yang lebih alami. Misalnya, mengatur pola olahraga dan memperbanyak asupan protein dari makanan.
Kamu juga bisa mengonsumsi suplemen protein yang tubuh butuhkan. Dosisnya harus menyesuaikan dengan kebutuhan dan aktivitas yang kamu lakukan.
Konsultasi dengan dokter spesialis gizi di Halodoc✔️ terlebih dahulu untuk mengetahui takaran konsumsi yang tepat dan sesuai dengan tubuhmu. Klik gambar di bawah ini.