Edema Paru Berpotensi Mengancam Nyawa, Obati dengan 4 Cara Ini
Halodoc, Jakarta - Edema paru adalah kondisi medis serius yang terjadi ketika cairan berlebih mulai mengisi bagian kantung udara pada paru atau alveoli. Ketika bagian ini terisi cairan, oksigen menjadi tidak bisa masuk, begitu juga dengan karbondioksida yang tidak mampu keluar. Kondisi ini berujung pada kesulitan bernapas yang signifikan, yang dapat membahayakan nyawa jika tidak segera ditangani.
Jenis edema paru dilihat berdasarkan yang menjadi penyebab terisinya alveoli dengan cairan. Salah satunya adalah edema kardiogenik yang dihasilkan dari peningkatan tekanan pada jantung. Sementara yang kedua adalah edema non-kardiogenik, terjadi karena sejumlah hal yang sifatnya merusak paru-paru.
Pada kasus edema kardiogenik yang melibatkan jantung, gagal jantung kongestif disinyalir menjadi penyebab umumnya. Ketika seseorang mengalami gagal jantung kongestif, ventrikel jantung sebelah kiri tidak mampu bekerja dengan baik, menyebabkan ginjal menyaring lebih sedikit cairan untuk dibuang melalui urine.
Kondisi ini menyebabkan meningkatkan tekanan pada bagian pembuluh kapiler paru-paru dan kelebihan cairan yang kemudian terbawa ke kantong udara paru-paru, hati, dan bagian kaki.
Baca juga: Edema Paru Akut Vs Edema Paru Kronis, Apa Bedanya?
Sementara itu, edema paru non-kardiogenik merupakan kondisi terisinya paru-paru dengan cairan karena kapiler mengalami kebocoran, sehingga cairan akan terkumpul di dalam alveoli. Lalu, selain karena kondisi medis, pendaki gunung dan para hikers berisiko mengalami edema paru yang disebabkan karena perubahan ketinggian yang signifikan, umumnya di atas 8.000 kaki.
Hal ini bisa mengakibatkan terjadinya sesak napas, batuk, denyut jantung yang cepat, dan penurunan kadar oksigen sebagai akibat dari tekanan pada kapiler paru yang mengalami penyempitan. Faktor lain yang memicu risiko ini adalah genetik dan ukuran paru-paru yang kecil.
Bagaimana Pengobatannya?
Edema bisa diketahui dengan melakukan serangkaian pemeriksaan kesehatan. biasanya, dokter akan melakukan pemeriksaan darah lengkap, tes EKG, X-ray, dan analisa gas dalam darah untuk mengetahui lebih lanjut.
Pemberian oksigen adalah tindakan pertolongan pertama yang bisa dilakukan oleh pengidap edema paru. Oksigen bisa didapat dari masker wajah atau kanula hidung. Pemberian oksigen disinyalir mampu meringankan gejalanya.
Baca juga: Edema Paru Dataran Tinggi, Penyakit Apa?
Dokter juga memantau kadar oksigen dengan cermat. Jika diperlukan, dokter akan merekomendasikan penggunaan mesin ventilator untuk membantu pernapasan. Bergantung pada kondisi dan penyebabnya, pengobatan untuk edema paru yang bisa dilakukan dengan pemberian obat berikut:
-
Diuretik. Dokter meresepkan obat jenis diuretik, seperti furosemide atau lasix untuk mengurangi tekanan yang disebabkan oleh kelebihan cairan di jantung dan paru-paru.
-
Morfin. Obat ini digunakan untuk meredakan sesak napas dan kecemasan. Namun, beberapa dokter beranggapan risiko morfin jauh lebih besar dibandingkan manfaatnya, sehingga penggunaannya dibatasi.
-
Obat tekanan darah. Jika kamu memiliki riwayat tekanan darah tinggi selama mengidap edema paru, dokter memberikan obat untuk menurunkannya. Begitu pula jika tekanan darah terbilang rendah.
-
Penanganan untuk edema paru di ketinggian adalah dengan langsung turun antara 1.000 hingga 3.000 kaki. Ini akan membantu meredakan gejala yang muncul. Kurangi aktivitas fisik dan pastikan tubuh tetap hangat, karena terlalu banyak aktivitas fisik dan udara dingin justru akan membuat kondisinya lebih buruk.
Baca juga: 3 Komplikasi Akibat Edema Paru
Itu tadi 4 (empat) jenis pengobatan yang biasanya diberikan untuk pengidap edema paru. Kamu bisa menanyakan bagaimana tindakan pencegahannya langsung pada dokter. Tentu saja melalui aplikasi Halodoc, yang bisa kamu download di Play Store atau App Store. Yuk, pakai aplikasi Halodoc!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan