Disebut Paru-Paru Hitam, Ini 3 Gejala Pneumoconiosis

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   15 Desember 2022

“Berbagai gejala pneumoconiosis biasanya tak langsung muncul. Sebab, penyakit ini berkembang secara perlahan atau jangka panjang.”

Disebut Paru-Paru Hitam, Ini 3 Gejala PneumoconiosisDisebut Paru-Paru Hitam, Ini 3 Gejala Pneumoconiosis

Halodoc, Jakarta – Gejala pneumoconiosis biasanya tidak langsung muncul, karena penyakit ini berkembang secara bertahap. Penyakit paru-paru ini rentan menyerang pekerja tambang, konstruksi, dan pekerja lain yang sering menghirup debu jenis tertentu di tempat kerja.

Seiring waktu, debu berkumpul di paru-paru dan menyebabkan pengidapnya kesulitan mendapatkan udara yang cukup. Penyakit yang terkenal dengan sebutan penyakit penyakit paru-paru hitam ini belum ada obatnya. Ketahui lebih lanjut mengenai gejalanya berikut ini!

Waspadai Gejala Pneumoconiosis

Pneumoconiosis dapat memakan waktu lama untuk berkembang, karena debu dapat menumpuk secara perlahan atau membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menimbulkan reaksi di paru-paru. Artinya, gejala pneumoconiosis mungkin tidak langsung muncul setelah partikel debu masuk ke paru-paru.

Seseorang dengan pneumoconiosis mungkin tidak lagi bekerja di lingkungan dengan debu yang menyebabkan penyakit tersebut. Beberapa gejala utama pneumoconiosis adalah:

1. Sesak Napas

Jaringan parut yang terbentuk karena peradangan di paru-paru dapat menyebabkan sulitnya bernapas dengan lega. 

2. Batuk yang Dapat Menghasilkan Dahak

Gejala lain yang dapat muncul adalah batuk yang dapat menghasilkan lendir atau dahak. 

3. Batuk Berkepanjangan

Gejala lain yang khas dari pneumoconiosis adalah batuk yang berkepanjangan atau tak kunjung sembuh.

Berbagai gejala tersebut bisa mirip dengan flu atau infeksi dada. Namun, gejalanya cenderung bertahan dan dapat mengindikasikan penyakit ini jika orang yang mengalaminya pernah bekerja di lingkungan dengan partikel debu yang berbahaya.

Komplikasi yang Perlu Kamu Waspadai

Jika jaringan parut di paru-paru parah, oksigen mungkin kurang mampu masuk ke aliran darah. Rendahnya kadar oksigen dalam darah dapat menimbulkan masalah bagi organ tubuh lainnya, seperti jantung dan otak.

Komplikasi dapat terjadi ketika gejala pneumoconiosis berkembang menjadi fibrosis masif progresif (PMF). Beberapa kemungkinan komplikasi lainnya adalah:

  • Gagal napas progresif.
  • Kanker paru-paru.
  • Tuberkulosis (jarang terjadi).
  • Gagal jantung karena tekanan di dalam paru-paru.

Bagaimana Pengobatan Pneumoconiosis?

Tidak ada pengobatan yang dapat menghilangkan bercak debu mineral di paru-paru. Namun, ada beberapa perawatan yang bisa dokter berikan untuk meredakan gejala pneumoconiosis dan membuat paru-paru tetap bekerja.

Kamu mungkin perlu berhenti melakukan pekerjaan yang menyebabkan pneumoconiosis. Jika kamu memiliki kebiasaan merokok, dokter mungkin akan menyarankan kamu berhenti untuk meningkatkan kesehatan paru-paru.

Selain itu, dokter juga dapat meresepkan obat hirup seperti bronkodilator atau kortikosteroid. Obat ini dapat membuka saluran udara jika mengalami kesulitan bernapas, sedangkan kortikosteroid dapat mengurangi peradangan saluran napas.

Jika hasil pemeriksaan menunjukkan kadar oksigen yang rendah dalam darah, dokter mungkin melakukan terapi oksigen tambahan. Terapi ini memungkinkan pengidap mendapat oksigen ekstra. 

Berapa lama terapi ini dokter berikan tergantung pada keparahan gejala pneumoconiosis dan faktor lainnya. Beberapa orang menggunakan perawatan ini sepanjang hari, sementara yang lain hanya membutuhkannya di malam hari.

Hal-Hal Lain yang Bisa Kamu Lakukan

Pneumoconiosis adalah penyakit paru-paru kronis jangka panjang. Kamu perlu mempelajari sebanyak mungkin tentang penyakit ini dan bekerja sama dengan tim medis untuk mengelola gejalanya. 

Berikut ini beberapa tips dan hal yang bisa kamu lakukan untuk mengelola gejala pneumoconiosis:

  • Dapatkan vaksinasi flu setiap tahun untuk membantu melindungi paru-paru.
  • Berhentilah merokok dan hindari asap rokok.
  • Tanyakan kepada dokter apakah program rehabilitasi paru dapat membantu.
  • Usahakan untuk berolahraga secara teratur dan tidur yang cukup.
  • Makan makanan yang seimbang. Cobalah sering makan dalam porsi kecil jika perut penuh membuat kamu sulit bernapas.
  • Kesulitan bernapas dapat membuat kamu merasa cemas dan stres. Bicarakan hal ini dan cari bantuan dari ahli kesehatan mental jika perlu.
  • Pertimbangkan untuk bergabung dengan kelompok pendukung. 

Itulah pembahasan mengenai gejala pneumoconiosis dan penanganannya. Jika kamu atau orang terdekat mengalami penyakit ini, download Halodoc untuk berbicara pada dokter kapan saja.

Referensi:
John Hopkins Medicine. Diakses pada 2022. Pneumoconiosis.
Medical News Today. Diakses pada 2022. Pneumoconiosis: The Risk of Breathing In Dust.
WebMD. Diakses pada 2022. What Is Pneumoconiosis?