Dilaporkan Efektif, Distribusi Vaksin Corona Pfizer Menjadi Tantangan
Halodoc, Jakarta - Belum lama ini, perusahaan farmasi terkemuka asal New York, Amerika Serikat, Pfizer, mengumumkan bahwa vaksin corona buatan mereka yang tengah diuji klinis mampu mencegah infeksi hingga 90 persen. Namun, jika terbukti efektif nanti, vaksin yang diproduksi bersama perusahaan bioteknologi Jerman, BioNTech, ini harus menghadapi tantangan besar lain.
Tantangan tersebut adalah soal distribusi vaksin. Di antara kandidat vaksin lain, distribusi dan penyimpanan vaksin corona Pfizer adalah yang paling menantang, karena harus disimpan pada suhu -70 derajat Celcius. Suhu tersebut setara dengan suhu terendah di Antartika.
Baca juga: Berjuang Hasilkan Vaksin COVID-19, Ini Kandidatnya
Distribusi Vaksin Akan Jadi Operasi Logistik Raksasa
Adanya keharusan untuk disimpan di suhu sangat dingin membuat vaksin corona Pfizer jadi sulit untuk didistribusi, terutama ke daerah terpencil dan negara-negara berkembang. Proses distribusi vaksin akan jadi pekerjaan yang sangat berat dan menantang.
Menurut Matt Hancock, Menteri Kesehatan Inggris, kepada BBC, transportasi vaksin corona Pfizer dan BioNTech dari pabrik ke lengan pasien akan menjadi operasi logistik raksasa. Di Inggris, vaksin yang dikembangkan Universitas Oxford dan AstraZeneca telah sampai pada uji klinis.
Namun, dalam hal distribusi, vaksin yang mereka kembangkan tidak memerlukan suhu super dingin, seperti vaksin corona Pfizer. Jadi, saat didistribusikan nanti, vaksin Oxford dan AstraZeneca tidak memerlukan prasarana tambahan.
Baca juga: Uji Coba Vaksin Corona Lemah pada Lansia, Apa Alasannya?
Penyimpanan Vaksin Corona Pfizer di Pusat Kesehatan Sebelum Disuntikkan Juga Jadi Persoalan
Setelah terbukti efektif dan siap didistribusikan nanti, vaksin corona Pfizer rencananya akan dikirim dari pabrik-pabrik. Adapun pengirimannya melalui udara dan darat. Namun, diperlukan tempat penyimpanan sebelum diangkut ke pusat kesehatan, termasuk klinik, apotek, rumah sakit dan tempat-tempat lain.
Penyimpanan vaksin sebelum disuntikkan ke orang menjadi tantangan besar, karena sebagian besar pusat kesehatan tidak memiliki teknologi dan peralatan yang memadai untuk menyimpan vaksin. Sebelum Pfizer mengumumkan hal ini, sejumlah perusahaan logistik besar telah menyatakan komitmen untuk terlibat dalam jaringan distribusi dalam menangani pandemi.
UPS, FedEx dan DHL misalnya, telah melakukan investasi jutaan dolar untuk membangun fasilitas baru di pusat distribusi yang dirancang untuk menyimpan ribuan dosis vaksin yang telah disepakati. Fasilitas tersebut juga dilengkapi dengan sensor termal serta mesin pendingin khusus yang dapat menyimpan vaksin dengan suhu kurang dari -80 derajat Celcius.
Sementara itu, Pfizer menyatakan mereka memiliki tas khusus, yang dilengkapi dengan perangkat es kering dan sensor GPS. Kemasan yang mereka siapkan itu dapat menyimpan paling banyak 5.000 dosis selama 10 hari, asalkan tetap ditutup. Es kering yang dimaksud berisi karbon dioksida padat, yang bisa menjaga suhu pada titik rendah.
Baca juga: Alasan Pandemi Belum Tentu Usai Meski Vaksin Corona Ditemukan
Meski Sulit, Distribusi Vaksin Akan Tetap Diupayakan
Meski sangat sulit mendistribusikan vaksin ke daerah terpencil nantinya, aliansi produsen vaksin menyatakan mereka pernah menghadapi tantangan sulit sebelumnya dan berhasil dilakukan.
Menurut Covax, aliansi berbagai organisasi dan pemerintah yang dipusatkan pada distribusi vaksin dunia, tantangan dalam menyimpan vaksin pernah dilalui oleh Republik Demokratik Kongo, pada vaksin Ebola. Vaksin tersebut juga memerlukan tempat penyimpanan dengan suhu antara -70 derajat Celcius dan -80 derajat Celcius.
Dengan kondisi tersebut, negara ini dapat memvaksin 300.000 orang selama pandemi baru-baru ini, di bagian timur negara itu. Selain itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Unicef juga telah memasang tempat penyimpanan dingin di negara-negara yang tidak memiliki perlengkapan memadai.
Jadi, mari tetap berpikir positif dan optimis, sambil terus mematuhi protokol pencegahan penularan virus corona. Jika kamu mengalami keluhan kesehatan, jangan ragu untuk download aplikasi Halodoc untuk membicarakannya pada dokter, kapan dan di mana saja.
Referensi:
BBC. Diakses pada 2020. Covid vaccine: How will we keep it cold enough?
Reuters. Diakses pada 2020. Why Pfizer’s ultra-cold COVID-19 vaccine will not be at the local pharmacy any time soon.
CNN Health. Diakses pada 2020. Pfizer's ultra-cold vaccine, a 'very complex' distribution plan and an exploding head emoji.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan