Diet Tidak Sehat Bisa Memengaruhi Kesehatan Mental
Halodoc, Jakarta - Goal sebuah diet sebenarnya bukan hanya bertujuan untuk memangkas bobot tubuh untuk mendapatkan bentuk tubuh yang ideal. Diet sejatinya merupakan aturan atau pola makan khusus untuk kesehatan secara menyeluruh. Ada berbagai macam diet yang cukup populer beberapa tahun ke belakang. Mulai dari diet keto, mediterania, atau pula diet mayo.
Hal yang perlu digarisbawahi, diet yang dilakukan secara serampangan justru bisa menjadi bumerang bagi diri. Dampak diet yang tidak sehat bisa menimbulkan masalah bukan cuma pada fisik saja, tapi juga psikis. Pasalnya, dalam beberapa kasus diet bisa memengaruhi kesehatan mental seperti memicu depresi.
Baca juga: 8 Kesalahan Penerapan Diet yang Sering Dilakukan
Pola Makan yang Buruk dan Depresi, Mana yang Lebih Dulu?
Pernah mendengar istilah dari Barat, “You Are What You Eat”? Kalimat itu bukan sekadar istilah belaka, tapi memang apa yang kita makan mewakili kesehatan fisik dan psikis kita. Singkat kata, asupan makanan tak cuma menyoal fisik saja, tapi juga memengaruhi kesejahteraan emosional.
Kembali ke subjudul di atas, kira-kira mana yang datang lebih dulu? Awam dapat berargumen bahwa depresi membuat kita lebih cenderung mengadopsi diet atau pola makan tidak sehat. Memang benar, tapi mana yang perlu didahulukan, diet atau depresi?
Nah, untungnya para peneliti telah menjawab pertanyaan ini. Para ahli melakukan penelitian dengan melihat diet awal dan kemudian menghitung risiko relawan studi yang mengalami depresi. Apa hasilnya? Mereka menemukan bahwa diet sehat seperti diet Mediterania, dikaitkan dengan risiko yang lebih rendah untuk mengembangkan gejala depresi.
Menurut ahli di Harvard Medical School diet adalah komponen penting dari kesehatan mental, yang telah mengilhami seluruh bidang kedokteran yang disebut psikiatri nutrisi.
Baca juga: 10 Makanan Sehat Terbaik untuk Menurunkan Berat Badan
Mediterania vs Western-Style
Sekali lagi, diet bukan cuma menyoal bentuk tubuh yang ideal saja, pola makan juga memengaruhi kesehatan mental. Pasalnya, diet tidak sehat bisa memicu depresi pada sebagian orang. Mau bukti?
Sebuah studi mengatakan terdapat hubungan antara apa yang seseorang makan dan risiko depresi. Menurut studi di Journal of Affective Disorder, berjudul “Diet quality and depression risk: A systematic review and dose-response meta-analysis of prospective studies”, kepatuhan terhadap diet berkualitas tinggi, apa pun jenisnya (salah satunya diet Mediterania), dikaitkan dengan risiko gejala depresi yang lebih rendah dari waktu ke waktu.
Selain jurnal di atas, ada pula jurnal lainnya yang bisa kita simak. Studi dalam Psychiatry Research berjudul “Dietary patterns and depression risk: A meta-analysis”, secara jelas mengatakan pola makan dengan asupan tinggi buah, sayuran, biji-bijian, ikan, minyak zaitun, produk susu rendah lemak dan antioksidan, serta rendahnya asupan makanan hewani, dikaitkan dengan penurunan risiko depresi.
Baca juga: Kenalan dengan Menu Lezat ala Diet Mediterania
Lantas, bagaimana dengan mereka yang mengadopsi pola makan tidak sehat? Benarkah diet tidak sehat bisa memicu depresi?
Masih menurut jurnal Psychiatry Research, pola makan yang dengan konsumsi tinggi daging merah atau olahan, biji-bijian olahan, permen, produk susu berlemak tinggi, mentega, kentang, saus berlemak tinggi, dan asupan buah serta sayuran yang rendah, dikaitkan dengan peningkatan risiko depresi.
Kesimpulannya, pola makan sehat seperti diet Mediterania dapat menurunkan risiko depresi. Sedangkan pola makan Barat (western-style) justru dapat meningkatkan risiko depresi.
Nah, sekarang pilihan ada ditanganmu, mau menerapkan diet yang mana?
Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa menghubungi dokter ahli kapan saja dan di mana saja. Praktis, kan?
Referensi: