Demam pada Anak Naik Turun, Ibu Lakukan Ini
"Saat anak demam, ibu bisa mempersiapkan beberapa hal yang diperlukan di rumah. Misalnya seperti obat penurun panas, memastikan anak menggunakan pakaian yang nyaman, memperbanyak cairan, dan memenuhi kebutuhan istirahat anak."
Halodoc, Jakarta – Anak yang tiba-tiba demam pasti bikin ibu menjadi panik. Apalagi jika demam anak naik turun, rasa khawatir yang ibu rasakan pasti tidak bisa dihindarkan. Namun, setiap anak pada akhirnya pasti mengalami demam. Oleh karena itu, orangtua harus mempersiapkan langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasinya di rumah.
Langkah pertama, ibu wajib selalu menyediakan termometer di rumah sehingga ibu akan tahu dengan detail berapa panas tubuh anak. Namun, jika anak demam naik turun atau jika suhu tubuhnya terlampau tinggi, maka ia harus segera mendapatkan penanganan dari dokter.
Jika Anak Demam Naik Turun, Ini Cara Mengatasinya di Rumah
Pertama-tama, berikan obat anti demam kepada anak, seperti acetaminophen atau ibuprofen. Namun, pastikan untuk berdiskusi terlebih dahulu dengan dokter terkait pemberiannya. Sebab, saat ini obat berbentuk sirup banyak yang dilarang akibat melonjaknya kasus gagal ginjal akut misterius pada anak.
Untuk pilihan obat yang aman, Kemenkes sudah merilis daftar lengkap obat sirup, cair, dan tetes yang aman dikonsumsi. Ibu bisa melihatnya di sini. Selain itu, pastikan juga untuk tidak memberikan aspirin pada anak, karena ini telah dikaitkan dengan penyakit serius yang berpotensi fatal, yang disebut sindrom Reye.
Sementara itu, cara lain yang bisa dilakukan untuk mengurangi demam pada anak, yaitu:
- Pakaian anak baju yang ringan dan tipis. Sebab pakaian berlebih akan memerangkap panas tubuh dan menyebabkan suhu naik.
- Minta anak untuk minum banyak cairan, seperti air, jus, atau es loli.
- Mandikan anak dengan air hangat. Jangan biarkan anak menggigil karena air dingin. Itu bisa menaikkan suhu tubuh. Jangan pernah juga meninggalkan anak tanpa pengawasan di bak mandi.
Daripada kamu terus menerus khawatir, segeralah buat janji rumah sakit melalui aplikasi Halodoc untuk memeriksakan kondisi anak ke rumah sakit. Dengan demikian, anak bisa segera mendapatkan pertolongan tepat dari ahlinya tanpa perlu lama mengantre. Jadi tunggu apa lagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga.
Gejala Demam pada Anak yang Berbahaya
Ibu juga harus tahu hal apa saja yang tidak normal saat anak alami demam. Ada beberapa beberapa hal yang perlu diwaspadai saat anak mengalami demam, antara lain:
- Demam yang terjadi pada bayi di bawah 3 bulan, sebab demam mungkin satu-satunya respon bayi terhadap penyakit. Sementara jika terjadi pada bayi yang baru lahir, suhu rendah juga bisa menjadi tanda penyakit serius. Segera bawa ke rumah sakit saat bayi di bawah usia tiga bulan mengalaminya.
- Demam yang terjadi lebih dari lima hari, maka ia harus dibawa segera ke dokter. Pasalnya, dokter anak perlu menyelidiki lebih lanjut untuk mengetahui penyebab yang mendasarinya.
- Demam anak lebih tinggi dari 40 derajat Celcius.
- Demam anak tidak turun meski sudah diberi obat penurun demam.
- Anak berkelakuan tidak seperti dirinya yang biasa, sulit untuk dibangunkan, atau tidak mau minum cukup cairan. Bayi yang tidak mengompol setidaknya empat popok per hari dan anak yang lebih besar yang tidak buang air kecil setiap delapan hingga 12 jam dapat mengalami dehidrasi yang berbahaya.
- Anak baru saja diimunisasi dan memiliki suhu di atas 40 derajat Celcius atau demam selama lebih dari 48 jam.
Tips Mengukur Suhu Tubuh Anak
Jika anak demam naik turun, maka ibu pasti bertanya-tanya, seberapa sering suhunya harus diperiksa? Sebetulnya, ini akan tergantung situasinya. Ibu bisa tanyakan dokter anak dan biasanya dokter juga tidak akan meminta ibu mengukur suhu tubuh anak terlalu sering bahkan sampai membangunkannya saat ia tertidur nyenyak. Ibu hanya perlu melakukannya jika tampaknya anak belum makan atau minum obat.
Termometer digital adalah pilihan yang terbaik. Jenis ini dapat digunakan di mulutnya, dubur, atau di bawah lengan. Untuk bayi dan balita, suhu dubur paling akurat. Sementara untuk anak-anak yang berusia 4 hingga 5 tahun atau lebih, ibu bisa menggunakan termometer di mulut. Meksi pengukuran suhu di bawah lengan lebih mudah dilakukan, namun cara ini dirasa kurang dapat diandalkan.