Demam Bisa Sebabkan Kejang, Ketahui 3 Hal Ini

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   21 Juni 2019
Demam Bisa Sebabkan Kejang, Ketahui 3 Hal IniDemam Bisa Sebabkan Kejang, Ketahui 3 Hal Ini

Halodoc, Jakarta - Demam dapat sebabkan kejang atau gemetar pada seseorang, terutama pada anak-anak. Seperti kebanyakan jenis kejang, serangannya mengagetkan, dengan sedikit atau tanpa peringatan. Dalam kebanyakan kasus, kejang hanya berlangsung beberapa menit dan berhenti dengan sendirinya.

Kejang karena demam dapat terjadi karena otak anak yang sedang berkembang sensitif terhadap efek demam. Kejang ini paling mungkin terjadi dengan suhu tubuh yang tinggi, yaitu lebih tinggi dari 102 ° Fahrenheit. Walau begitu, hal tersebut juga dapat terjadi pada demam yang lebih ringan.

Kenaikan suhu yang tiba-tiba tampaknya lebih penting daripada tingkat suhu. Kejang dapat terjadi dengan awal demam sebelum diketahui.

Kejang umumnya terjadi pada anak-anak yang berusia 3 bulan hingga 5 tahun dan momen paling parah adalah pada bayi berusia 8-20 bulan. Sekitar 2-5 persen dari semua anak akan mengalami kejang saat demam. Selain itu, anak yang pernah mengalami kejang oleh demam, 30-40 persen akan mengalami lebih banyak kejang.

Seseorang mempunyai risiko lebih tinggi untuk mengalami kejang disebabkan demam jika telah pernah mengalami hal tersebut. Kejang yang terjadi tersebut hampir selalu tidak berbahaya. Gangguan tersebut tidak menyebabkan kerusakan otak atau menyebabkan epilepsi pada seseorang yang mengalaminya.

Baca Juga : Jangan Abaikan Demam pada Anak Bila Diikuti 3 Gejala Ini

Berikut adalah beberapa hal yang harus kamu tahu tentang kejang yang diakibatkan oleh demam:

1. Penyebab Kejang ketika Demam

Biasanya, suhu tubuh yang lebih tinggi dari normal dapat menyebabkan kejang. Bahkan demam ringan yang terjadi mungkin saja memicu kejang pada seseorang. Berikut adalah beberapa hal yang menyebabkan hal tersebut:

  • Infeksi

Demam yang memicu kejang biasanya disebabkan oleh infeksi virus, dan lebih jarang disebabkan oleh infeksi bakteri. Influenza dan virus yang menyebabkan roseola, yang sering disertai demam tinggi, tampaknya paling sering dikaitkan dengan kejang saat demam.

  • Kejang Pasca Imunisasi

Risiko kejang demam dapat meningkat setelah beberapa imunisasi diberikan pada anak. Hal ini termasuk vaksinasi difteri, tetanus dan pertusis atau campak-gondong-rubella. Seorang anak dapat mengalami demam ringan setelah vaksinasi.

Baca Juga : Ini Penyebab dan Cara Atasi Kejang Demam pada Anak

2. Faktor Risiko Kejang saat Demam

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kejang saat demam meliputi:

  • Masih Anak-Anak

Kebanyakan kejang saat demam terjadi pada anak-anak antara 6 bulan dan 5 tahun, dengan risiko terbesar antara 12 dan 18 bulan.

  • Sejarah Keluarga

Beberapa anak mewarisi kecenderungan keluarga untuk mengalami kejang saat demam. Selain itu, disebutkan juga terdapat hubungan pada beberapa gen dengan kerentanan terhadap kejang saat demam.

3. Pencegahan Kejang saat Demam

Kebanyakan kejang saat demam terjadi dalam beberapa jam pertama ketika hal tersebut terjadi, selama kenaikan awal suhu tubuh. Kamu dapat melakukan beberapa pencegahan agar gangguan tersebut tidak terjadi, yaitu:

  • Memberi Obat kepada Anak Ibu

Memberikan asetaminofen pada bayi atau anak-anak kepada atau ibuprofen pada awal demam dapat membuat anak kamu menjadi lebih nyaman, tetapi tidak akan mencegah kejang.

Berhati-hatilah saat memberikan aspirin kepada anak-anak atau remaja. Meskipun aspirin disetujui untuk digunakan pada anak-anak yang lebih tua dari usia 3 tahun, terdapat risiko dari obat tersebut. Hal tersebut karena aspirin telah dikaitkan dengan sindrom Reye yang berpotensi mengancam jiwa pada anak-anak.

  • Obat-Obatan Pencegahan Resep

Dalam kasus yang jarang, resep obat antikonvulsan digunakan untuk mencegah kejang demam. Namun, obat-obatan ini dapat memiliki efek samping serius yang mungkin lebih besar daripada manfaat apa pun yang mungkin.

Diazepam dubur atau midazolam hidung mungkin diresepkan untuk digunakan sesuai kebutuhan bagi anak-anak yang rentan terhadap kejang saat demam panjang. Obat-obatan ini biasanya digunakan untuk mengobati kejang yang berlangsung lebih lama dari lima menit atau jika anak mengalami lebih dari satu kejang dalam 24 jam.

Baca Juga : Ketahui Gejala dan Cara Atasi Roseola Infantum

Itulah beberapa hal yang harus kamu tahu mengenai kejang saat demam. Jika anak ibu sering mengalami kejang saat demam, ada baiknya memeriksakannya pada dokter di rumah sakit pilihanmu melalui Halodoc. Caranya yaitu dengan download aplikasi Halodoc di smartphone kamu!