Dari Kecil Makan Gluten, Waspada Risiko Penyakit Celiac pada Anak

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   12 Maret 2021
Dari Kecil Makan Gluten, Waspada Risiko Penyakit Celiac pada Anak Dari Kecil Makan Gluten, Waspada Risiko Penyakit Celiac pada Anak

Halodoc, Jakarta - Bagi ibu yang sering memberikan Si Kecil asupan gluten sejak dini, rasanya perlu harap-harap cemas. Asupan gluten yang berlebih sedari kecil dapat memicu masalah kesehatan, yaitu penyakit celiac. Masih asing dengan penyakit ini? 

Penyakit celiac adalah penyakit autoimun yang terjadi akibat mengonsumsi gluten. Sistem kekebalan tubuh pengidap penyakit celiac akan memberikan reaksi setelah mengonsumsi gluten. Kondisi ini bisa merusak lapisan usus halus dan menghambat penyerapan nutrisi.

Gluten adalah protein yang bisa ditemukan dalam beberapa jenis sereal atau biji-bijian seperti gandum (gandum hitam, atau yang terdapat dalam tepung). Selain itu, beberapa makanan yang mengandung gluten adalah pasta, roti, beberapa jenis saus atau kecap tertentu, beberapa jenis makanan instan, keik, dan sereal sarapan. 

Baca juga: Benarkah Diet Bebas Gluten Bisa Mengatasi Penyakit Celiac?

Asupan Gluten Sejak Dini Picu Penyakit Celiac

Ada satu studi menarik yang bisa disimak mengenai penyakit celiac dengan konsumsi sejak dini. Studi yang dimuat dalam Journal of the American Medical Association (JAMA), mengatakan, anak-anak yang mengonsumsi banyak gluten di tahun-tahun awal kehidupannya, memiliki peningkatan risiko terhadap penyakit celiac dan intoleransi gluten. 

Peneliti dalam studi tersebut menelisik 6.605 anak sejak lahir hingga usia lima tahun. Mereka mencatat asupan gluten setiap anak selama rentang tiga hari, setiap beberapa bulan selama tahun-tahun awal ini.

Pada akhir periode pengamatan, para peneliti menemukan bahwa anak-anak yang makan lebih banyak gluten lebih mungkin mengembangkan penyakit celiac autoimunitas atau celiac disease autoimmunity (adanya antibodi dalam darah yang mengindikasikan penyakit celiac dapat berkembang), dan penyakit celiac itu sendiri.

Selama penelitian, yang berlangsung dari 2004 hingga 2010, 1.216 anak, atau sekitar 20 persen dari peserta penelitian, mengembangkan autoimunitas penyakit celiac. Sementara itu sekitar 7 persen, atau 450 anak, mengembangkan penyakit celiac. Kebanyakan diagnosis pada antara usia dua dan tiga tahun.

"Studi kami menunjukkan hubungan yang jelas antara jumlah gluten yang dikonsumsi anak-anak dan risiko pengembangan penyakit celiac atau penyakit pra-celiac," kata Dr. Daniel Agardh, pemimpin penelitian, sekaligus profesor di Lund University di Swedia.

Nah, bagi ibu yang sering memberikan anaknya gluten, coba tanyakan pada dokter dokter melalui aplikasi Halodoc untuk mendapatkan saran medis yang tepat. Tujuannya agar Si Kecil selalu sehat dan terhindar dari berbagai penyakit.

Baca juga: Inilah 7 Makanan yang Dilarang untuk Pengidap Celiac

Kenali Gejala Penyakit Celiac

Jangan sekali-kali menganggap remeh penyakit celiac. Pasalnya, penyakit ini dapat menyebabkan masalah pencernaan yang berkepanjangan. Mau tahu dampaknya? Kondisi ini bisa membuat tubuh pengidapnya tidak mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkannya. Di samping itu, penyakit celiac juga bisa menyerang tubuh di luar usus.

Lantas, seperti apa gejala penyakit celiac? Pada dasarnya, gejala penyakit celiac cukup beragam, mulai dari yang ringan sampai berat. Gejalanya dapat muncul dan kemudian hilang. Bila masih dalam kondisi ringan, gejalanya mungkin sering tidak terlalu terasa. Namun, gejala yang paling umum yang dirasakan oleh pengidap celiac adalah diare. 

Hal ini terjadi karena sistem pencernaan tidak mampu menyerap nutrisi dari makanan dengan sempurna. Ketidakmampuan tubuh menyerap nutrisi ini membuat tinja mengandung lemak yang tinggi, sehingga kotoran pengidap biasanya akan berbau tidak sedap, berminyak, dan berbusa.

Hal yang perlu diingat, gejala penyakit celiac yang dialami anak-anak pun berbeda dengan orang dewasa. Anak-anak cenderung mengalami gejala yang berkaitan dengan sistem pencernaan, antara lain:

  • Nyeri perut.
  • Sembelit.
  • Berat badan menurun sampai bisa menyebabkan gangguan tumbuh kembang.
  • Tinggi tubuh di bawah rata-rata.
  • Perut kembung.
  • Pubertas terlambat.
  • Mengalami gangguan saraf, seperti ADHD, sakit kepala, ketidakmampuan belajar, dan memiliki koordinasi otot yang buruk. 

Baca juga: 5 Bahaya Penyakit Celias Jika Tak Ditangani dengan Tepat

Sementara itu, gejala penyakit celiac pada orang dewasa sering tidak berkaitan dengan sistem pencernaan, antara lain:

  • Anemia, yaitu akibat kekurangan zat besi atau vitamin B12.
  • Timbul sensasi kesemutan dan mati rasa pada ujung jari tangan dan kaki (neuropati perifer).
  • Gangguan fungsi limpa. 
  • Sulit hamil.
  • Beberapa bagian tubuh (tangan, telapak kaki, lengan, serta tungkai) membengkak akibat penumpukan cairan di jaringan tubuh.
  • Rusaknya lapisan gigi.
  • Gangguan keseimbangan tubuh.
  • Berkurangnya kepadatan tulang.
  • Nyeri sendi.

Bagi kamu yang mengalami gejala-gejala di atas, bisa memeriksakan diri ke rumah sakit pilihan. Sebelumnya, buat janji dengan dokter di aplikasi Halodoc sehingga tidak perlu mengantre sesampainya di rumah sakit.



Referensi:
Healthline. Diakses pada 2021. Eating Gluten Early in Life Raises Celiac Disease Risk for Some Kids
National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease. Diakses pada 2021. Celiac Disease.  
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Celiac Disease.  
Medscape. Diakses pada 2021. Celiac Disease
Journal of the American Medical Association. Diakses pada 2021. Association of Gluten Intake During the First 5 Years of Life With Incidence of Celiac Disease Autoimmunity and Celiac Disease Among Children at Increased Risk