Darah Tinggi saat Hamil, Apa yang Harus Dilakukan?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   27 Mei 2021
Darah Tinggi saat Hamil, Apa yang Harus Dilakukan?Darah Tinggi saat Hamil, Apa yang Harus Dilakukan?

Halodoc, Jakarta – Tekanan darah tinggi atau hipertensi terjadi ketika tekanan darah lebih besar atau sama dengan 130/80 mmHg. Kondisi tersebut perlu mendapat perhatian khusus bila terjadi pada ibu hamil.

Tekanan darah tinggi selama kehamilan sebenarnya tidak selalu berbahaya bila dikelola dengan baik. Namun, terkadang darah tinggi bisa menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius bagi ibu dan bayi yang sedang berkembang. Meski begitu ibu hamil tidak perlu panik bila mengalami darah tinggi saat hamil, karena ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengelola kondisi tersebut.

Penyebab Darah Tinggi saat Hamil

Tekanan darah tinggi adalah kondisi yang umum terjadi di antara para ibu hamil. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sekitar 6-8 persen wanita hamil berusia antara 20 dan 44 tahun di Amerika Serikat mengalami darah tinggi.

Tekanan darah tinggi selama kehamilan bisa disebabkan oleh berbagai hal, antara lain:

  • Kelebihan berat badan atau obesitas.
  • Kurangnya aktivitas fisik.
  • Merokok.
  • Minum alkohol.
  • Kehamilan pertama kali.
  • Adanya riwayat keluarga yang pernah mengalami hipertensi terkait kehamilan.
  • Hamil lebih dari satu anak.
  • Berusia di atas 35 tahun.
  • Mengidap diabetes atau penyakit autoimun tertentu.

Baca juga: Berbagai Hal yang Tingkatkan Risiko Hipertensi pada Ibu Hamil

Bahaya Tekanan Darah Tinggi saat Hamil

Meskipun menjadi kondisi yang umum, tekanan darah tinggi selama kehamilan tidak boleh disepelekan. Kondisi tersebut dapat menyebabkan berbagai risiko kesehatan, antara lain:

  • Aliran Darah ke Plasenta Berkurang

Bila plasenta tidak mendapatkan cukup darah, bayi akan menerima oksigen dan nutrisi yang lebih sedikit. Hal ini bisa menyebabkan pertumbuhan yang lambat, berat badan lahir rendah atau kelahiran prematur. Kelahiran prematur bisa menyebabkan bayi mengalami masalah pernapasan, berisiko tinggi terkena infeksi, dan komplikasi lain.

Baca juga: Ini 3 Masalah Kesehatan Umum pada Kelahiran Prematur

  • Solusio Plasenta

Preeklamsia (hipertensi yang terjadi setelah 20 minggu usia kehamilan) bisa meningkatkan risiko terjadinya solusio plasenta, yaitu terpisahnya plasenta dari dinding dalam rahim sebelum melahirkan. Solusio yang parah bisa menyebabkan perdarahan yang hebat yang bisa mengancam jiwa ibu dan bayi.

  • Batasan Pertumbuhan Intrauterin

Hipertensi bisa menyebabkan pertumbuhan bayi ibu melambat atau menurun.

  • Kerusakan pada Organ Ibu

Hipertensi yang tidak terkendali bisa menyebabkan kerusakan pada otak, jantung, paru-paru, ginjal, hati dan organ vital lainnya. Pada kasus yang parah, kondisi tersebut bisa mengancam jiwa.

  • Penyakit Kardiovaskular di Masa Depan

Risiko ibu mengalami penyakit kardiovaskular di masa depan lebih tinggi jika ibu pernah mengalami preeklamsia lebih dari satu kali atau ibu pernah mengalami kelahiran prematur karena memiliki tekanan darah tinggi selama kehamilan.

Cara Mengatasi Tekanan Darah Tinggi saat Hamil

Lantas, apa yang harus ibu lakukan bila mengalami tekanan darah tinggi saat hamil? Mengendalikan tekanan darah sebaik mungkin adalah cara terbaik yang bisa ibu lakukan untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi dari berbagai bahaya yang bisa disebabkan oleh darah tinggi.

Berikut ini cara yang bisa ibu lakukan untuk mengendalikan tekanan darah tinggi, sehingga komplikasi bisa dicegah:

  • Dapatkan Perawatan Prenatal Lebih Dini dan Teratur

Mulailah mengunjungi dokter kandungan lebih dini untuk mendapatkan perawatan prenatal dan usahakan untuk melakukan kunjungan prenatal secara teratur selama kehamilan.

  • Minum Obat Tekanan Darah Sesuai Resep

Bicarakanlah pada dokter tentang obat apa yang aman untuk diminum untuk mengatasi tekanan darah tinggi saat hamil. Jangan berhenti atau mulai minum obat jenis apa pun, termasuk obat bebas, tanpa membicarakannya terlebih dahulu dengan dokter kandungan ibu.

  • Pantau Tekanan Darah

Periksa tekanan darah secara teratur di rumah dengan tensimeter. Segera hubungi dokter bila tekanan darah ibu lebih tinggi dari biasanya atau bila ibu mengalami gejala preeklamsia. Ibu bisa menghubungi dokter dengan menggunakan aplikasi Halodoc untuk membicarakan keluhan ibu selama kehamilan. 

  • Tetap Aktif

Tanyakan pada dokter kandungan mengenai jenis olahraga yang aman dilakukan selama kehamilan dan berolahraga lah secara rutin.

  • Konsumsi Makanan Sehat

Usahakan untuk memilih makanan sehat dan bergizi seimbang untuk dikonsumsi sehari-hari. Ibu juga bisa menemui ahli gizi bila ibu perlu bantuan untuk merencanakan menu makanan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi selama kehamilan.  

  • Hindari Pantangan saat Hamil

Selama masa kehamilan, ibu dilarang untuk merokok, mengonsumsi minuman beralkohol dan obat-obatan terlarang. 

Baca juga: Ibu Hamil, Begini Cara Menjaga Tekanan Darah Normal

Itulah beberapa hal yang bisa ibu lakukan bila mengalami tekanan darah tinggi saat hamil. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang untuk memudahkan ibu mendapatkan solusi kesehatan terlengkap selama kehamilan.

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. High blood pressure and pregnancy: Know the facts.
Healthline. Diakses pada 2021. High Blood Pressure During Pregnancy.
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2021. High Blood Pressure During Pregnancy