Darah Rendah dan Kurang Darah, Apa Perbedaan dari Keduanya?
Darah rendah dan kurang darah adalah dua kondisi yang berbeda namun sering disamakan.

DAFTAR ISI
- Perbedaan Penyebab Darah Rendah dan Kurang Darah
- Perbedaan Pengobatan Darah Rendah dan Kurang Darah
- Apa Kata Riset?
Darah rendah dan kurang darah memiliki gejala awal yang sama yaitu pusing, tubuh lemas, dan kulit pucat.
Meskipun gejalanya hampir sama, sebenarnya darah rendah dan kurang darah adalah kondisi yang berbeda, begitu juga dengan penyebab dan cara menanganinya.
Darah rendah atau hipotensi terjadi karena tekanan darah di dalam arteri rendah atau berada di bawah batas normal.
Sedangkan kurang darah atau anemia adalah kondisi yang terjadi karena tubuh kekurangan hemoglobin.
Mau tahu apa saja perbedaan darah rendah dan kurang darah lainnya? Yuk, simak penjelasannya berikut ini!
Perbedaan Penyebab Darah Rendah dan Kurang Darah
Darah rendah umumnya disebut sebagai hipotensi, sedangkan kurang darah disebut sebagai anemia. Selain perbedaan nama, kedua kondisi ini juga bisa dibedakan dari penyebabnya.
Berikut ini perbedaan penyebab darah rendah dan kurang darah yang perlu diketahui:
1. Penyebab darah rendah
Darah rendah atau hipotensi merupakan kondisi yang terjadi karena tekanan darah dalam arteri lebih rendah dari angka normal, yakni 90/60 mmHg.
Pada saat darah mengalir melalui arteri, darah memberikan tekanan di dinding arteri, tekanan itulah yang dinilai sebagai patokan ukuran kekuatan aliran darah atau disebut tekanan darah.
Tekanan darah yang terlalu rendah menyebabkan terhambatnya jumlah darah yang mengalir ke otak dan organ vital lainnya, seperti ginjal.
Kondisi ini mengakibatkan munculnya gejala seperti kepala terasa ringan, pusing, tubuh terasa goyah, bahkan kehilangan kesadaran.
Beberapa kondisi lainnya juga bisa menyebabkan hipotensi, misalnya kekurangan cairan tubuh, kehamilan, perdarahan, diabetes, hingga gangguan hormon tiroid.
Dehidrasi, kehilangan darah yang banyak, infeksi berat (sepsis), gangguan jantung, atau efek samping obat tertentu juga bisa menyebabkan hipotensi.
2. Penyebab kurang darah
Sementara itu, kurang darah atau anemia terjadi karena tubuh kekurangan hemoglobin. Anemia terjadi ketika kadar hemoglobin (zat merah darah) dalam tubuh berada di bawah kisaran normal.
Kadar normal hemoglobin setiap orang berbeda-beda, tergantung dari usia dan jenis kelamin. Berikut ini batasan hemoglobin rendah atau dinyatakan anemia menurut World Health Organization (WHO):
- Wanita dewasa, hemoglobin <12 g/dl.
- Wanita hamil, hemoglobin <11 g/dl.
- Pria dewasa, hemoglobin <13 g/dl.
Tak hanya kadar hemoglobin rendah, anemia juga bisa terjadi akibat kurangnya asupan zat besi, vitamin B12 dan asam folat.
Di samping itu, ada beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risiko anemia. Contohnya seperti pendarahan, kehamilan, mengalami kegagalan produksi sel darah, serta mengidap penyakit ginjal kronis.
Fakta Unik Tentang Darah
Tubuh manusia dewasa rata-rata memiliki sekitar 25 triliun sel darah merah. Jika seluruh sel darah merah ini diatur ujung ke ujung, panjangnya bisa mencapai lebih dari 30.000 kilometer – cukup untuk mengelilingi Bumi sebanyak dua kali.
Perbedaan Pengobatan Darah Rendah dan Kurang Darah
Karena disebabkan oleh faktor yang berbeda, tentunya pengobatan darah rendah dan kurang darah juga berbeda. Berikut ini perbedaannya:
1. Pengobatan darah rendah
Untuk mengetahui seseorang mengalami darah rendah, perlu dilakukan pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter atau sphygmomanometer.
Jika kamu dinyatakan mengalami hipotensi, dokter biasanya akan menganjurkan untuk beristirahat yang cukup, menghindari minuman berkafein dan alkohol, serta konsumsi makanan dalam porsi kecil tapi sering.
Tak hanya itu, sejumlah obat-obatan mungkin akan diresepkan untuk menambah jumlah darah, serta mempersempit arteri supaya tekanan darah meningkat.
Berikut Ini Obat Darah Rendah yang Ampuh dan Tersedia di Apotek, yang bisa juga kamu beli dengan mudah di Toko Kesehatan Halodoc.
2. Pengobatan kurang darah
Sedangkan untuk anemia atau kurang darah, biasanya dideteksi dengan melakukan pengukuran kadar hemoglobin darah menggunakan Hb meter.
Jika kadar hemoglobin rendah dan kamu dinyatakan mengalami anemia, dokter mungkin akan memberikan suplemen yang mengandung zat besi, vitamin B12, atau asam folat, tergantung dari jenis anemianya.
Anemia yang dibiarkan tanpa penanganan, bisa menyebabkan risiko kesehatan lainnya misalnya kelelahan ekstrim, risiko penyakit jantung, hingga gangguan fungsi paru.
Untuk itu, kamu disarankan mengonsumsi sejumlah obat atau suplemen guna mengatasi kondisi tersebut. Berikut Ini Rekomendasi Obat Anemia yang Ampuh di Apotek.
Apa Kata Riset?
Penelitian yang diterbitkan di European Society of Cardiology memberikan wawasan tambahan tentang pencegahan dan pengendalian episode tekanan darah rendah.
Menariknya, intervensi non-farmakologis seperti penggunaan kaos kaki kompresi kuat dan peningkatan asupan garam dapat memberikan manfaat signifikan bagi pasien dengan hipotensi konstitusional, meskipun perlu berhati-hati dengan kenaikan asupan garam pada pasien yang mengalami hipotensi ortostatik dan hipertensi.
Studi ini juga menyoroti peran obat-obatan seperti fludrokortison yang membantu meningkatkan volume pusat dan tekanan darah, walaupun efeknya seringkali terbatas.
Pastikan kamu tidak salah dalam mengenali kondisi hipotensi dan anemia. Sebab diagnosa yang salah, tentunya bisa berakibat pada kesalahan dalam pengobatan, yang mungkin saja berakibat fatal.
Misalnya pengidap hipotensi yang justru mengonsumsi zat besi atau pengidap anemia yang mengonsumsi obat penambah tekanan darah.
Karena itulah, penting bagi kamu untuk melakukan konsultasi ke dokter terlebih dahulu, guna mengetahui kondisi kesehatan dan menentukan obat-obatan yang tepat.
Kini konsultasi dengan dokter bisa dilakukan dengan mudah, kapan saja dan di mana saja melalui Halodoc.
Yuk, download aplikasi Halodoc, sekarang juga!