Hati-Hati, Ini Dampak Pelecehan Seksual pada Psikis dan Fisik

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   03 Juli 2020
Hati-Hati, Ini Dampak Pelecehan Seksual pada Psikis dan FisikHati-Hati, Ini Dampak Pelecehan Seksual pada Psikis dan Fisik

Halodoc, Jakarta - Baru-baru ini pelecehan terhadap seorang wanita yang diduga dilakukan seorang pegawai kedai kopi, viral di media sosial. Dalam video yang tersebar di Twitter dan Instagram, memperlihatkan dua orang pegawai kedai kopi mengintip payudara pelanggan wanita lewat sorotan CCTV.

Setelah viral di media sosial, warganet pun menghujat habis-habisan. Sebab perilaku tersebut dianggap sebagai salah satu bentuk pelecehan seksual. Hal tersebut juga diamini Wakil Ketua Komnas Perempuan, Mariana Amiruddin.

"Pelecehan seksual itu, termasuk kekerasan seksual. Karena mempertontonkan secara verbal tubuh perempuan yang bisa mempermalukan orang tersebut," ujarnya.

Pertanyaannya, apa dampak dari pelecehan seksual pada fisik dan psikis korbannya? 

Baca juga: Bentuk Pelecehan Seksual yang Perlu Diketahui

Bencana Psikis Bagi Korbannya

Dampak pelecehan seksual terhadap psikis korbannya tidak main-main. Tak sedikit dari mereka yang mungkin mengalami trauma batin usai tragedi memilukan. Nah, berikut ini beberapa dampak pada psikis yang umumnya terjadi: 

  • Mudah marah.

  • Merasa selalu tidak aman.

  • Mengalami gangguan tidur.

  • Mimpi buruk

  • Ketakutan.

  • Rasa malu yang besar.

  • Syok.

  • Frustasi.

  • Menyalahkan atau mengisolasi diri sendiri. 

  • Stres.

  • Depresi.

Singkat kata, kombinasi dari masalah psikis di atas bisa berdampak buruk pada kesejahteraan psikologis korbannya. Di samping itu, tak jarang dari korbannya yang mengalami penurunan prestasi akademik atau pekerjaan, pasca mengalami pelecehan seksual. 

Dampak pelecehan seksual terhadap psikis tak berhenti sampai di situ saja. Dalam beberapa kasus, pelecehan seksual juga bisa menyebabkan post-traumatic stress disorder (PTSD), terutama bila pelecehan itu mengarah pada penyerang, perkosaan, intimidasi atau ancaman pemerkosaan, hingga penyiksaan seksual. 

"Di antara wanita yang mengalami serangan seksual, 90 persen yang mengalami kekerasan seksual menunjukkan gejala stres akut," jelas, Dr Helen Wilson, seorang psikolog klinis berlisensi dengan keahlian tentang efek trauma, dari Columbia University Irving Medical Center. Nah, efek trauma inilah yang bisa meningkatkan risiko terjadinya PTSD. 

Hal yang paling mengkhawatirkan, menurut para ahli di National Institutes of Health - National Institute of Mental Health, PTSD  yang  tidak ditangani dengan baik bisa menimbulkan keinginan untuk bunuh diri. 

Sungguh tidak main-main bukan dampak pelecehan seksual bagi psikis? 

Baca juga: Tingkat Depresi Meningkat di Indonesia, Kenali Gejalanya

Dari Tekanan Mental, Lanjut Ke Fisik

Mungkin ada beberapa pemikiran seperti: “Ya, saya bisa melihat bagaimana kekerasan seksual dapat menyebabkan gangguan seperti itu (PTSD), tetapi bagaimana pelecehan bisa begitu berbahaya? Kedengarannya agak dramatis!”.

Pemikiran tersebut sangat problematis, bukan hanya karena menolak ilmu kedokteran dan merongrong kisah-kisah para penyintas, tetapi juga karena meragukan begitu banyaknya dampak buruk yang mesti korban hadapi. 

Hal yang perlu digarisbawahi, dampak psikis ini bisa memicu serangkaian komplikasi, khususnya seputar kesehatan fisik. Jadi, anggapan kalau pelecehan seksual hanya menimbulkan luka batin, jelas keliru. 

“Kadang-kadang pelecehan seksual dicatat sebagai trauma, dan sulit bagi pasien untuk menanganinya, jadi apa yang sebenarnya terjadi adalah tubuh mulai kewalahan," jelas Dr. Nekeshia Hammond, Mantan Presiden Florida Psychological Association. 

Para ahli menyebut kondisi ini sebagai somatizing. Kondisi ini terjadi ketika adanya tekanan mental yang begitu luar biasa, sehingga seseorang tak bisa memprosesnya. Nah, tekanan inilah yang bisa berubah menjadi keluhan fisik seiring bergulirnya waktu. 

Tekanan mental yang memicu stres berat ini bisa menimbulkan beragam gejala pada fisik. Mulai dari nyeri otot, sakit kepala, bahkan masalah kesehatan fisik kronis, seperti tekanan darah tinggi dan masalah dengan gula darah. "Dalam jangka panjang, itu bisa menyebabkan masalah jantung," jelas Hammond.

Kira-kira apa alasan kondisi di atas bisa terjadi? Ingat, otak manusia dan tubuhnya saling terkait. 

“Bagian otak kita yang memproses emosi, termasuk stres, berada tepat di sebelah batang otak, yang berhubungan dengan fungsi-fungsi reflek atau otomatis seperti detak jantung dan pernapasan,” kata Wilson. 

Nah, bila tekanan stres menuju bagian otak tersebut, maka ujung-ujungnya bisa berdampak pada kondisi fisik seseorang. Contohnya, timbulnya masalah pada fungsi kardiovaskular, metabolisme, dan sebagainya. Makanya, jangan heran bila seseorang yang mengalami stres berat atau depresi juga akan mengalami sederet masalah fisik. 

Bukan Barang Baru

Tak ada salahnya kilas balik pada fenomena pelecehan seksual di Indonesia. Komnas Perempuan mencatat, selama 12 tahun (2001–2012), sedikitnya ada 35 perempuan menjadi korban kekerasan seksual setiap hari.  Pada tahun 2012, setidaknya telah tercatat 4,336 kasus kekerasan seksual. Bagaimana kondisi saat ini? 

Sialnya data Komnas Perempuan 2020 justru menunjukkan lonjakan. Di tahun 2019 terdapat kasus kekerasan seksual sebanyak 4.898 kasus. Nah, pelecehan seksual seperti yang dilakukan pegawai kedai kopi di atas merupakan salah satu bentuk dari kekerasan seksual. 

Komnas Perempuan menyebut, pelecehan seksual sebagai tindakan seksual lewat sentuhan fisik maupun non-fisik dengan sasaran organ seksual atau seksualitas korban. Ia termasuk menggunakan siulan, main mata, ucapan bernuansa seksual, mempertunjukan materi pornografi dan keinginan seksual, colekan, atau sentuhan di bagian tubuh. 

Selain itu, termasuk pula gerakan atau isyarat yang bersifat seksual sehingga mengakibatkan rasa tidak nyaman, tersinggung, merasa direndahkan martabatnya, dan mungkin sampai menyebabkan masalah kesehatan dan keselamatan.

Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung pada psikolog atau dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Referensi:
NBC News. Diakses pada 2020. The Hidden Health Effects Of Sexual Harassment.
National Institutes of Health - National Institute of Mental Health. Diakses pada 2020. Post-Traumatic Stress Disorder.
Northern Michigan University Edu. Effects of Sexual Harassment.
Stanford University. Diakses pada 2020. Effects of Sexual Harassment.
Komnas Perempuan. Diakses pada 2020. 15 Bentuk Kekerasan Seksual.
Komnas Perempuan. Diakses pada 2020. Pernyataan Sikap Tentang Penundaan DPR RI pada Pembahasan RUU tentang Penghapusan Kekerasan Seksual dalam Prolegnas 2020 (1 Juli 2020)
Kompas.com - Penjelasan Starbucks soal Video Viral Pegawainya yang Diduga Lecehkan Perempuan dari Rekaman CCTV.