Dampak Negatif saat Berlebihan Gunakan Obat Kortikosteroid
Halodoc, Jakarta – Kortikosteroid banyak digunakan dalam pengobatan dengan tujuan mengurangi peradangan, menekan sistem kekebalan), dan terapi penggantian untuk menggantikan hormon yang tidak diproduksi oleh tubuh karena kondisi kesehatan yang mendasarinya.
Walaupun begitu, penggunaan kortikosteroid jangka panjang dapat memberikan dampak negatif mulai dari perdarahan saluran cerna, osteoporosis, meningkatkan risiko penyakit jantung, penurunan kepadatan tulang, peningkatan risiko infeksi, kulit tipis dan mudah memar, serta penyembuhan luka lebih lambat. Informasi selengkapnya bisa dibaca di bawah ini!
Dampak Penggunaan Kortikosteroid
Oleh karena berbagai macam kondisi medis yang diobati kortikosteroid, sangat penting untuk berkonsultasi dengan profesional medis ataupun dokter untuk memahami efek jangka panjang tersebut.
Kortikosteroid tidak boleh dihentikan secara tiba-tiba setelah digunakan dalam waktu lama karena ini dapat menyebabkan krisis adrenal; ketidakmampuan tubuh untuk mengeluarkan cukup kortisol. Mual, muntah, dan syok adalah efek samping yang terjadi akibat dari krisis adrenal.
Baca juga: 3 Faktor yang Tingkatkan Risiko Alami Kecanduan Obat
Informasi lebih jelas mengenai kortikosteroid bisa ditanyakan ke aplikasi Halodoc. Dokter ataupun psikolog yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik. Caranya, cukup download Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat, kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah.
Kortikosteroid memiliki banyak efek samping mulai dari ringan sampai serius. Efek samping ini terjadi ketika kortikosteroid digunakan pada dosis yang lebih tinggi atau untuk jangka waktu yang lama.
Kortikosteroid dapat menyebabkan natrium (garam) dan cairan tertahan di dalam tubuh yang menyebabkan pertambahan berat badan atau bengkak pada kaki (edema). Efek samping lain dari konsumsinya adalah tekanan darah tinggi, kehilangan potasium, sakit kepala, kelemahan otot, bengkak di wajah, pertumbuhan rambut wajah, glaukoma, katarak, bisul di perut dan usus dua belas jari, kehilangan kontrol diabetes, dan ketidakteraturan menstruasi.
Menyebabkan Masalah Kejiwaan
Penggunaan kortikosteroid yang berkepanjangan juga dapat menyebabkan obesitas, keterbelakangan pertumbuhan pada anak-anak, bahkan mengakibatkan kejang-kejang dan gangguan kejiwaan.
Gangguan kejiwaan yang ditemukan meliputi depresi, euforia, insomnia, perubahan suasana hati, dan kepribadian termasuk juga perilaku psikotik. Dikarenakan menekan sistem kekebalan tubuh, kortikosteroid dapat menyebabkan peningkatan tingkat infeksi serta mengurangi efektivitas vaksin dan antibiotik.
Penggunaan kortikosteroid jangka panjang dapat menyebabkan osteoporosis yang dapat menyebabkan patah tulang. Penyusutan (atrofi) kelenjar adrenal dapat disebabkan oleh penggunaan kortikosteroid jangka panjang yang mengakibatkan ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi kortisol, kortikosteroid alami tubuh, ketika kortikosteroid sistemik dihentikan.
Baca juga: Alasan Pengguna Narkoba Perlu Cek Ketergantungan Obat
Kondisi lain yang dapat terjadi akibat penggunaan kortikosteroid jangka panjang adalah nekrosis adrenal pada sendi panggul, yaitu kondisi yang sangat menyakitkan dan serius yang mungkin memerlukan pembedahan. Gejala nyeri pinggul atau lutut pada orang yang menggunakan kortikosteroid memerlukan perhatian medis segera.
Menurut Theodore R. Fields, MD, FACP, profesor dari Weill Cornell Medical College mengatakan, efek samping kortikosteroid sangat tergantung pada dosis dan berapa lama dikonsumsi. Jika dosis rendah, risiko mengalami efek samping yang serius hanyalah kecil.
Membaca tentang efek samping ini dapat membuat seseorang tidak nyaman menggunakan kortikosteroid. Perlu diketahui kalau kortikosteroid seringkali sangat efektif dan dapat menyelamatkan jiwa.
Mendapatkan saran ataupun rekomendasi dari dokter mengenai penanganan ataupun upaya penurunan risiko dari efek samping adalah cara terbaik untuk mendapatkan manfaat dari kortikosteroid.
Referensi:
MedShadow. Diakses pada 2020. Long-Term Effects of Corticosteroids.
MedicineNet. Diakses pada 2020. Corticosteroids Drugs: Systemic, Oral, Injections, and Types.
Hospital for Special Surgery. Diakses pada 2020. Steroid Side Effects: How to Reduce Drug Side Effects of Corticosteroids.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan