COVID-19 Rentan pada Pengidap Diabetes dan Obesitas

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   13 Juli 2021
COVID-19 Rentan pada Pengidap Diabetes dan ObesitasCOVID-19 Rentan pada Pengidap Diabetes dan Obesitas

“COVID-19 bisa menyerang siapa saja, sehingga kewaspadaan diri harus selalu dijaga. Meski bisa disembuhkan, pada beberapa orang, penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus ini mungkin akan berbahaya. Ada beberapa orang yang lebih berisiko terinfeksi, siapa saja?”

Halodoc, Jakarta – COVID-19 bisa menyerang siapa saja yang terinfeksi virus corona. Namun, tahukah kamu? Ternyata risiko penyakit ini menjadi lebih tinggi pada kelompok orang tertentu, misalnya pengidap penyakit diabetes dan obesitas alias kelebihan berat badan. Bukan tanpa alasan, kedua kondisi tersebut diyakini bisa memengaruhi tubuh dan dapat menyebabkan sistem kekebalan atau imunitas tidak berfungsi maksimal dalam mencegah penyakit. 

Selain itu, ada faktor lain yang disebut bisa meningkatkan risiko infeksi pada pengidap diabetes dan obesitas. Maka dari itu, orang dengan kondisi kesehatan tertentu harus lebih waspada agar terhindar dari serangan penyakit. Lantas, mengapa pengidap penyakit diabetes dan kelebihan berat badan berisiko tinggi terserang COVID-19? Cari tahu jawabannya di artikel berikut!

Baca juga: Bisakah COVID-19 Disembuhkan?

Faktor Risiko Infeksi COVID-19 

Virus corona bisa menyerang siapa saja dan menyebabkan infeksi. Namun, ada kelompok orang yang disebut lebih berisiko mengalami kondisi ini. Salah satu faktor yang disebut bisa meningkatkan risiko COVID-19 adalah kelebihan berat badan atau overweight. Bahkan, orang yang memiliki bobot tubuh berlebih disebut lebih berisiko mengalami gejala infeksi virus corona yang fatal, hingga menyebabkan komplikasi bahkan hilangnya nyawa. 

Sejumlah ahli meyakini bahwa hal ini terjadi karena tumpukan lemak di perut dapat mendorong diafragma. Semakin lama, dorongan tersebut membuat otot besar yang terletak di bawah rongga dada menekan paru-paru. Kondisi ini kemudian akan membatasi aliran udara yang diterima paru-paru. Penurunan volume udara bisa menyebabkan kolapsnya saluran udara lobus di bawah paru-paru. Hal ini bisa memperparah gejala penyakit dengan lebih cepat. 

Survei Kasus Infeksi Corona di Jakarta

Melansir DetikHealth, kasus positif corona di DKI Jakarta ternyata berkaitan dengan indeks massa tubuh. Hasil itu didapat dari survei yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta bersama Tim Pandemi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Lembaga Eijkman, dan CDC Indonesia. Hasilnya sebagai berikut; 

Kurus (kurang dari 18,4 kg/m2) = 33,8 persen

Normal (18,5 sampai 25,0 kg/m2) = 42,0 persen

Overweight (25,1 sampai 27,0 kg/m2) = 52,9 persen

Obesitas (lebih dari 27,0 kg/m2) = 51,6 persen. 

Baca juga: Ketahui Segala Hal Mengenai COVID-19

Selain berat badan, risiko COVID-19 juga meningkat pada pengidap penyakit tertentu. Dari survei yang sama, diketahui bahwa pengidap gula darah tinggi alias obesitas masuk dalam kategori berisiko tinggi terinfeksi virus corona. Setidaknya ada 53 persen orang yang memiliki kadar gula darah puasa lebih dari 200 mg/dL diketahui mengalami gejala penyakit. Sementara untuk orang dengan kadar gula di bawah 200 mg/dL, angka penularan disebut mencapai 45,9 persen. 

Sementara itu, American Diabetes Association menyebut masih sedikit data yang menunjukkan pengidap diabetes lebih berisiko dibandingkan orang kebanyakan. Namun, hal nyata yang dihadapi adalah risiko tinggi terjadinya komplikasi. Diabetes menyebabkan sistem imunitas pengidapnya menurun, sehingga lebih mudah terserang penyakit. Komplikasi berbahaya dari infeksi virus corona juga dikhawatirkan meningkat pada orang dengan gula darah tinggi. 

Baca juga: Begini Kronologi Lengkap Virus Corona Masuk Indonesia

Orang yang memiliki risiko tinggi terinfeksi virus harus sangat memperhatikan kondisi tubuh. Penting untuk selalu menerapkan protokol kesehatan, konsumsi makanan sehat, mengelola stres, mengenakan masker, serta menghindari kerumunan. 

Jika mengalami gejala sakit tertentu, segera lakukan pemeriksaan ke dokter. Biar lebih mudah dan tidak harus keluar rumah, pakai aplikasi Halodoc saja. Lebih mudah menghubungi dokter melalui Video/Voice Call atau Chat. Sampaikan keluhan kesehatan yang dialami dan dapatkan rekomendasi terbaik dari ahlinya. Download Halodoc sekarang di App Store atau Google Play!

Referensi: 
American Diabetes Association. Diakses pada 2021. How COVID-19 Impacts People with Diabetes. 
AAAS.org. Diakses pada 2021. Why COVID-19 is more deadly in people with obesity—even if they’re young. 
DetikHealth. Diakses pada 2021. Waspada! Kasus Corona DKI Didominasi Overweight dan Gula Darah Tinggi.