COVID-19 Melonjak, Orangtua Wajib Perhatikan Aktivitas Anak
“Melonjaknya kasus COVID-19 di Indonesia, terutama pada anak-anak, membuat IDAI mengeluarkan imbauan supaya orangtua lebih memperhatikan aktivitas anak. Selain itu, IDAI juga mengimbau supaya kegiatan apapun yang melibatkan anak di luar rumah dihentikan sementara, termasuk aktivitas belajar-mengajar di sekolah.”
Halodoc, Jakarta – Berdasarkan data yang dihimpun oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), persentase kematian anak di Indonesia karena COVID-19 mengalami peningkatan yang signifikan. Kasus kematian anak di Indonesia akibat COVID-19 juga mencapai angka tertinggi di dunia.
Keterbatasan rumah sakit, tenaga kesehatan, dan fasilitas ICU untuk anak membuat penanganan COVID-19 pada anak menjadi terhambat. Ini juga yang diduga meningkatkan kasus infeksi virus corona pada anak meningkat. Lantas, apa yang wajib diperhatikan orangtua terkait aktivitas anak? Baca selengkapnya di sini!
Pembatasan Aktivitas Anak
Kasus COVID-19 melonjak di Indonesia serta rencana pemerintah untuk segera memberlakukan sekolah tatap muka mendapat penolakan dari IDAI. IDAI merekomendasikan sekolah tatap muka dilakukan setelah COVID-19 benar-benar terkendali.
Untuk mengimbangi situasi belajar ini, IDAI mengimbau guru dan sekolah untuk mencari inovasi cara belajar yang kreatif. Dengan harapan, meski belajar dilakukan secara online, proses pembelajaran tetap dapat berlangsung secara maksimal.
Baca juga: Orangtua Jangan Lengah, Waspadai Gejala Virus Corona pada Anak
Tidak hanya pihak sekolah, orangtua juga berperan penting dalam memperhatikan aktivitas anak supaya terhindar dari infeksi corona. Pembatasan aktivitas fisik pastinya membuat anak jadi lebih cranky, karena tak hanya orang dewasa, pandemi saat ini juga sangat berpengaruh pada kesehatan mental anak.
“Ada baiknya kegiatan apapun yang melibatkan anak di luar rumah untuk dihentikan sementara, termasuk juga aktivitas belajar-mengajar di sekolah,” kata Aman Bhakti Pulungan, selaku Ketua IDAI.
Apa yang Harus Orangtua Lakukan?
Apa yang harus dilakukan orangtua di situasi seperti saat ini? Oleh karena itu, IDAI merekomendasikan orangtua untuk melakukan hal-hal ini guna menekan lonjakan COVID-19 pada anak:
Baca juga: Waspadai, 5 Aktvitas yang Berisiko Menularkan COVID-19
1. Membatasi anak untuk melakukan aktivitas di luar rumah.
2. Jika anak baru pulang dari luar untuk segera mandi dan membersihkan barang-barang yang dibawa berkegiatan di luar secara detail.
3. Menghindari membawa anak berada di tempat umum atau ruang publik apapun yang memicu kerumunan.
4. Jika terpaksa membawa anak keluar rumah, anak 2-18 tahun wajib menggunakan masker dan menerapkan jarak fisik 2 meter dengan orang-orang lainnya. Jika memungkinkan, kenakan face shield sebagai bentuk perlindungan maksimal.
5. Berikan pengertian kepada anak untuk tidak terlalu sering memegang, mulut, mata, dan hidung.
6. Imbau anak untuk rutin mencuci tangan supaya terhindar dari paparan bakteri dan infeksi, serta hindari memegang barang-barang di luar rumah.
7. Jauhkan anggota keluarga yang sakit dari anak, bila perlu lakukan isolasi pada anak untuk menjauhkan diri dari kerabat yang sedang sakit tersebut.
Tidak Hanya Kesehatan Fisik, Mental Anak Juga Perlu Dijaga
Pembatasan aktivitas fisik tentunya bisa memicu kesehatan mental anak. Ajak anak untuk berbicara tentang apa yang mereka rasakan. Merasa tertekan, putus asa, cemas, dan marah mungkin merupakan tanda bahwa anak mengalami tekanan emosional karena pandemi ini. Yuk, kenali tanda-tanda stress pada anak:
Baca juga: Lindungi Kesehatan Anak dengan 7 Tips Ini
1. Rewel dan lekas marah, lebih mudah terkejut dan menangis, dan lebih sulit untuk dihibur.
2. Tertidur dan lebih sering terbangun di malam hari.
3. Kecemasan perpisahan, tampak lebih melekat, menarik diri, atau ragu-ragu untuk mengeksplorasi.
4. Memukul, frustrasi, menggigit, dan amukan yang lebih sering atau intens.
5. Hilangnya minat pada aktivitas yang sebelumnya dinikmati.
6. Perubahan nafsu makan, berat badan atau pola makan, seperti tidak pernah lapar atau makan sepanjang waktu.
7. Masalah dengan memori, pemikiran, atau konsentrasi.
Kalau anak mengalami tanda-tanda tersebut, diskusikan langsung ke dokter melalui aplikasi Halodoc, ya! Tidak perlu keluar rumah, orangtua bisa berdiskusi dengan dokter kapan dan di mana saja melalui Chat atau Voice/Video Call.