Coronavirus pada Ibu Hamil, Berbahayakah bagi Janin?
Halodoc, Jakarta - Virus corona masih menjadi topik hangat di seluruh dunia. Penyakit yang terjadi karena virus ini masih terus menelan korban jiwa, sementara vaksin untuk penanggulangannya masih terus dikembangkan. Virus corona menular dengan mudah melalui udara dan kontak fisik dengan orang yang sudah terkontaminasi. Lantas, bagaimana dengan ibu hamil? Apakah dampaknya untuk janin yang berkembang di dalam rahim?
Sudah pasti, imunitas tubuh ibu hamil yang terbilang lemah membuat ibu hamil sangat rentan terserang penyakit, terlebih yang terjadi karena virus. Kabar terbaru menyatakan bahwa ibu hamil yang positif terinfeksi virus corona dan melahirkan sang buah hati di Wuhan menurunkan virus ini pada sang bayi. Sekitar 30 jam setelah dilahirkan, bayi tersebut dinyatakan positif terinfeksi virus corona dan menjadi pengidap yang paling muda.
Dampak Infeksi Coronavirus bagi Janin
Infeksi virus memberikan dampak negatif pada pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam kandungan, salah satunya adalah kemungkinan bayi dilahirkan sebelum waktunya alias prematur. Centers for Diseases Control and Prevention menyatakan, virus corona memiliki kemiripan dengan jenis virus corona yang mengakibatkan penyakit SARS dan MERS. Wabah penyakit SARS menyeruak di tahun 2002, sementara MERS pada tahun 2013.
Baca juga: Selain Virus Corona, Ini 12 Wabah Mematikan Lainnya dalam Sejarah
Kedua jenis penyakit ini mengakibatkan dampak yang terbilang serius, termasuk pada ibu hamil. Studi yang dilakukan oleh Corwin berjudul SARS and Pregnancy: A Case Report menyatakan bahwa wabah penyakit SARS yang muncul pada tahun 2002 menjadi penyebab utama tingginya angka keguguran, bahkan kematian pada ibu hamil di tahun 2004 . Ternyata, hal yang sama pun terjadi untuk kasus penyakit MERS di tahun 2013 lalu.
Namun, Stephen Morse, ahli epidemiologi di Mailman School of Public Health Columbia University menyatakan, penularan virus corona di dalam kandungan dari ibu ke janin seharusnya tidak mungkin terjadi. Stephen berpendapat penularan lebih mungkin terjadi dari lingkungan rumah sakit dengan cara yang sama yang terjadi pada petugas kesehatan Wuhan yang terinfeksi karena penularan dari pengidap yang mereka tangani.
Baca juga: Rentan Tertular, Begini Cara Tenaga Medis Terlindung dari Virus Corona
Artinya, lebih mungkin bayi tertular dengan menghirup atau terkontaminasi virus dari batuk sang ibu. Namun, masih dibutuhkan banyak studi lanjut tentang keterkaitan antara coronavirus dengan kehamilan. Berdasarkan laporan dari pemerintahan setempat, hingga Januari lalu, tidak ditemukan kasus penularan infeksi virus corona pada anak usia di bawah 15 tahun.
Studi terbaru dari Qun Li berjudul Early Transmission Dynamics in Wuhan, China, of Novel Coronavirus-Infected Pneumonia menyatakan, anak-anak memiliki lebih kecil kemungkinannya untuk terinfeksi dan menunjukkan gejala yang lebih ringan dibandingkan dengan infeksi yang terjadi pada orang dewasa.
Lalu, Apa yang Bisa Dilakukan?
Tentu saja, ibu hamil harus melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin agar deteksi dini adanya infeksi bisa cepat teridentifikasi. Jika ibu mengalami gejala yang mirip dengan flu ketika hamil, segera buat janji dengan dokter kandungan di rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan. Pakai aplikasi Halodoc, sehingga ibu tidak perlu lama mengantre di rumah sakit.
Baca juga: 4 Tips Jaga Imunitas untuk Cegah Penularan Corona
Sebisa mungkin, hindari kontak langsung dengan orang-orang yang sakit, terlebih mereka yang sakit flu. Hindari berada di rumah sakit dalam waktu lama, selalu gunakan masker jika harus beraktivitas ke luar rumah, dan hindari berinteraksi langsung dengan hewan. Jauhi tempat-tempat yang padat dan ramai, serta jangan lupa untuk selalu cuci tangan setelah beraktivitas, setelah menggunakan toilet, dan sebelum makan.