Ciri Kanker Serviks Ini Menunjukkan Stadium Akhir
“Sebagian besar gejala awal kanker serviks sulit diidentifikasi dan baru terdeteksi ketika sudah berkembang ke stadium lanjut. Saat memasuki stadium akhir, kanker akan menimbulkan sejumlah gejala yang signifikan. Mulai dari nyeri saat berkemih, berat badan menurun, hingga kehilangan nafsu makan.”
Halodoc, Jakarta - Selain kanker payudara, kanker serviks merupakan salah satu penyakit yang sering kali membuat wanita merinding ketakutan. Alasannya jelas, kanker serviks bisa berakibat fatal pada pengidapnya.
Menurut data Observasi Kanker Dunia (Globocan), terdapat 36.366 kasus baru kanker serviks dan 21.003 kematian akibat kanker serviks di Indonesia pada tahun 2020. Artinya, terdapat 50 kasus kanker serviks terdeteksi setiap harinya dengan lebih dari dua kematian setiap jam. Cukup, mengkhawatirkan bukan? Lantas, seperti apa sih gejala kanker serviks ketika memasuki stadium akhir?
Sederet Gejala di Stadium Akhir
Tak sedikit wanita yang sadar kalau dirinya mengidap kanker serviks. Alasannya, pada stadium awal kanker serviks umumnya tak menunjukkan keluhan atau gejala. Namun, lain ceritanya bila kanker ini masuk ke dalam stadium lanjut. Nah, berikut ini beberapa gejala yang bisa dialami pengidapnya:
- Pendarahan pada vagina setelah berhubungan intim atau perdarahan antara setelah menopause maupun diluar masa menstruasi.
- Keluarnya cairan atau keputihan yang kadang bercampur darah, dan mengeluarkan bau yang tidak busuk maupun tidak sedap.
- Nyeri panggul atau nyeri saat berhubungan intim.
Hal yang perlu ditegaskan, gejala kanker serviks tak hanya itu saja. Bila sudah memasuki stadium 4 (akhir), kanker serviks akan memengaruhi kandung kemih atau rektum. Di stadium ini pula, kanker bisa menyebar ke organ-organ lain, termasuk hati, tulang, paru-paru, dan kelenjar getah bening.
Nah, andaikan kanker menyebar ke organ lainnya, maka pengidapnya akan mengalami berbagai keluhan lainnya. Misalnya:
- Berat badan menurun.
- Rasa nyeri saat berkemih.
- Diare.
- Kejang.
- Mual dan muntah.
- Tubuh mudah lelah.
- Darah pada urine.
- Perut membengkak.
- Pembengkakan pada kaki.
- Keluarnya darah pada dubur saat BAB.
- Hilangnya nafsu makan.
Bila mengalami berbagai gejala-gejala di atas, segeralah temui dokter untuk mendapatkan penanganan dan diagnosis yang tepat.
Berbagai Opsi Perawatan Kanker Serviks
Kanker serviks dapat disembuhkan jika terdeteksi sedini mungkin. Beberapa opsi pengobatan kanker serviks diantaranya operasi, terapi radiasi, kemoterapi, dan terapi yang ditargetkan. Kadang-kadang, beberapa metode pengobatan tersebut dikombinasikan supaya lebih efektif.
1. Operasi
Umumnya, operasi direkomendasikan untuk kanker serviks yang masih stadium awal. Jenis operasi pun ditentukan berdasarkan ukuran kanker, stadiumnya, dan apakah pengidap berencana untuk hamil di masa depan. Ketiga jenis operasi yang bisa menjadi opsi adalah operasi untuk mengangkat kanker, trakelektomi atau histerektomi.
2. Terapi Radiasi
Apabila kanker sudah memasuki stadium lanjut, dokter biasanya merekomendasikan terapi radiasi yang digabungkan dengan kemoterapi. Terapi radiasi atau radioterapi adalah prosedur pengobatan yang menggunakan sinar-X atau proton untuk membunuh sel kanker. Perawatan ini juga kerap digunakan setelah operasi bila kanker berisiko kambuh kembali.
3. Kemoterapi
Selain terapi radiasi, kemoterapi adalah metode pengobatan lain yang sering direkomendasikan untuk kanker stadium lanjut. Kemoterapi melibatkan penggunaan obat yang menggunakan bahan kimia untuk membunuh sel kanker. Obat kemoterapi dapat diberikan melalui pembuluh darah atau secara oral.
4. Terapi yang Ditargetkan
Metode pengobatan yang satu ini berfokus pada kelemahan spesifik yang ada di sel kanker. Sama seperti metode pengobatan lainnya, terapi yang ditargetkan juga bisa dikombinasikan dengan kemoterapi, dan bisa menjadi pilihan untuk mengobati kanker serviks stadium lanjut.
Awasi Komplikasi di Stadium Akhir
Sebenarnya kanker serviks termasuk kanker yang paling bisa dicegah dan disembuhkan ketimbang kanker lainnya. Asalkan diketahui sejak stadium awal. Namun, bila sudah memasuki stadium akhir lain lagi masalahnya.
Ingat, kanker serviks ini bisa menimbulkan banyak komplikasi yang berakibat fatal bagi pengidapnya, lo. Nah, berikut komplikasi yang mungkin saja bisa muncul akibat pengobatan kanker serviks.
1. Menopause Dini
Kondisi ini terjadi ketika ovarium berhenti memproduksi hormon estrogen dan progesteron. Biasanya terjadi pada wanita di usia sekitar 50 tahun. Namun, menopause dini juga bisa terjadi ketika ovarium diangkat melalui operasi atau bisa juga karena ovarium rusak akibat efek samping radioterapi.
2. Gagal Ginjal
Dalam beberapa kasus, kanker yang disebabkan oleh human papilloma virus di tahap stadium lanjut, bisa menyebabkan masalah pada ginjal. Di stadium lanjut kanker bisa menekan ureter. Kondisi ini bisa menyebabkan terhalangnya urine untuk keluar dari ginjal.
3. Penyempitan Vagina
Kanker leher rahim yang diatasi dengan radioterapi bisa saja menyebabkan penyempitan pada vagina. Imbasnya, hubungan intim akan terasa amat menyakitkan. Untuk mengatasi hal ini bisa dengan mengoleskan krim hormon pada vagina, untuk meningkatkan kelembapan agar hubungan intim menjadi lebih mudah.
4. Rasa Sakit karena Kanker Menyebar
Rasa sakit yang parah bisa saja muncul ketika kanker sudah menyebar ke berbagai lokasi. Misalnya, saraf, otot, atau tulang. Untuk mengatasi hal ini, biasanya dokter akan memberikan obat pereda nyeri.
Itulah yang perlu diketahui mengenai ciri kanker serviks stadium akhir. Jika kamu mengalami salah satu ciri di atas, segera tanya dokter melalui aplikasi Halodoc, rekomendasinya ada di bawah ini:
Seorang dokter Spesialis Penyakit Dalam (Hematologi dan Onkologi Medik) yang aktif melayani pasien di RS Stella Maris Makassar. Beliau yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sebagai anggota ini dapat memberikan layanan konsultasi seputar hematologi dan onkologi medik.
Seorang dokter Spesialis Bedah Onkologi yang aktif melayani pasien di RSUP Persahabatan, RS Premier Jatinegara. Beliau yang tergabung dalam Ikatan Ahli Bedah Indonesia dan Ikatan Dokter Indonesia sebagai anggota ini dapat memberikan layanan konsultasi seputar bedah onkologi.
Seorang dokter Spesialis Bedah Onkologi yang aktif melayani pasien di RS Mayapada Tangerang. Beliau yang tergabung dalam Ikatan Ahli Bedah Indonesia dan Ikatan Dokter Indonesia sebagai anggota ini dapat memberikan layanan konsultasi seputar bedah onkologi.
Dokter yang ahli di bidangnya akan menjawab segala pertanyaan kamu. Jangan tunda untuk menghubungi dokter sebelum kondisinya semakin memburuk. Yuk, download Halodoc sekarang juga!