Halodoc, Jakarta – Thalessemia adalah penyakit genetik. Artinya, penyakit ini bisa diturunkan dari orangtua pada anak. Namun, apakah setiap orangtua, terutama pasangan orangtua, yang mengidap thalassemia pasti akan menurunkan penyakit yang sama? Adakah kemungkinan anak yang lahir dari orangtua dengan thalassemia terhindar dari kelainan ini? 

Jawabannya ada kemungkinan. Faktanya, risiko thalassemia pada anak juga ditentukan dengan jenis penyakit dan tingkat keparahan yang dimiliki orangtua. Jika salah satu orangtua mengalami thalassemia minor dan yang lainnya sehat, maka ada kemungkinan anak yang lahir akan sehat. Namun, beda cerita jika kedua orangtua membawa risiko penyakit ini. 

Mengenal Lebih Jauh Penyebab Penyakit Thalassemia 

Penyakit thalassemia terjadi karena ada kelainan genetik yang diturunkan. Kelainan genetik menyebabkan kelainan pada darah, karena kurangnya jumlah hemoglobin (Hb) pada sel darah merah. Hal ini menyebabkan pengidapnya mengalami anemia atau kondisi kekurangan darah. Karena bersifat keturunan, penyakit ini umumnya sudah muncul sejak kanak-kanak. 

Anemia menyebabkan Si Kecil menjadi mudah lelah dan lemas. Umumnya, gejala ini akan muncul pada 2 tahun pertama kehidupan anak. Namun, gejala ini sering kali hanya ditemukan pada tingkat anemia yang parah alias anemia mayor. Gejala anemia biasanya tidak terjadi pada anak yang mengidap anemia minor. 

Jika dilihat dari perjalanan genetik yang ada, risiko anak mengalami thalassemia mayor menjadi lebih besar jika kedua orangtua adalah pengidap thalassemia minor. Dengan kata lain, kedua orangtua merupakan “pembawa” gen thalassemia. Pada kasus seperti ini, ada kemungkinan anak yang dilahirkan akan mengidap thalassemia minor, thalassemia mayor, atau bisa juga sehat 100 persen. 

Sementara itu, jika hanya salah satu orangtua yang memiliki riwayat thalassemia minor, masih ada kemungkinan anak yang lahir akan membawa thalassemia minor. Namun, hampir tidak ada risiko anak mengalami thalassemia mayor. Saat anak mengidap penyakit thalassemia mayor, transfusi darah harus dilakukan secara rutin untuk membantunya bertahan. 

Sebab, kondisi ini memicu gejala kurang darah yang berat. Semakin lama, anemia berat bisa merusak organ tubuh, sehingga memicu komplikasi yang berbahaya. Pada kasus yang cukup parah, kondisi ini bisa berujung pada hilangnya nyawa. 

Selain berdasarkan tingkat keparahan, mayor dan minor, penyakit ini juga dibedakan menjadi dua jenis. Yaitu berdasarkan rantai gen yang rusak, thalasemia alfa dan thalasemia beta.

Kenali Gejala Kelainan Darah pada Anak 

Gejala penyakit thalassemia pada anak bisa saja muncul dalam waktu singkat, yaitu pada tahun-tahun awal kehidupannya. Pada beberapa kasus, kondisi ini bisa terdeteksi sejak anak dilahirkan. Umumnya, gejala thalassemia yang bisa muncul pada anak adalah: 

1. Anemia 
2. Mudah lelah 
3. Mudah mengantuk 
4. Sesak napas 

Kondisi ini tidak boleh disepelekan. Penyakit thalassemia berat bisa menyebabkan komplikasi mematikan. Penyakit ini bisa meningkatkan risiko terjadinya gagal jantung, gangguan hati, pertumbuhan anak menjadi terhambat, hingga hilangnya nyawa. Untuk menurunkan risiko menurunkan penyakit ini, pastikan kamu dan pasangan melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum memutuskan untuk mempunyai anak. 

Untuk konsultasi terkait Anak yang Mengidap Thalassemia, Dokter Ini Paham Perawatannya.

Selain itu, coba bicarakan tentang kemungkinan lain pada dokter atau ahli kesehatan. Kamu bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja. Sampaikan pertanyaan seputar kesehatan pada ahlinya. Ayo, download aplikasi Halodoc sekarang di App Store atau Google Play! 

Referensi: 

NCBI. Diakses pada 2022. Risk of a couple having a child with severe thalassemia syndrome, prevalence in lower northern Thailand.

CDC. Diakses pada 2022. What is Thalassemia?

Children’s Health. Diakses pada 2022. Pediatric Thalassemia. 

Healthline. Diakses pada 2022. Everything You Need to Know About Thalassemia.