Cegah Tuberkulosis dengan Vaksinasi BCG

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   30 Mei 2018
Cegah Tuberkulosis dengan Vaksinasi BCGCegah Tuberkulosis dengan Vaksinasi BCG

Halodoc, Jakarta — Penyebaran penyakit tuberkulosis bisa dicegah dengan vaksinasi BCG. Vaksin BCG adalah singkatan dari Bacille Calmette-Guerin, kombinasi nama dua dokter yang pertama kali mengembangkannya pada 1921 (dr. Albert Calmette dan Camille Guerin). Vaksin BCG ini dikembangkan dari kuman mycobacterium bovis yang karakteristiknya mirip dengan bakteri penyebab tuberkulosismycobacterium tuberculosis.

Gimana cara kerjanya? Vaksin ini bekerja dengan memicu respon sistem kekebalan tubuh untuk membentuk antibodi yang melawan bakteri penyebab tuberkulosis sebelum menyebar dan menyebabkan gejala.

Untuk mencegah penularan tuberkulosis yang terbilang cukup tinggi di Indonesia, setiap orang wajib mendapatkan vaksin ini satu kali saja saat baru lahir pada usia satu sampai dua bulan. Jadi vaksin ini enggak diperuntukkan bagi orang dewasa. Meskipun bagi orang dewasa yang belum pernah mendapatkan vaksin waktu bayi, sangat dianjurkan mendapatkan vaksin BCG sesegera mungkin. Begitupun tenaga medis yang kerap berinteraksi dengan pengidap tuberkulosis agar mendapatkan vaksinasi ulang.

Penggunaan vaksin BCG ini tidak dianjurkan bila:

  • Pernah mengidap penyakit tuberkulosis atau sedang dalam masa pengobatan.
  • Sedang menjalani pengobatan kanker atau kondisi perawatan kesehatan lainnya yang melemahkan sistem kekebalan tubuh.
  • Ibu hamil.
  • Pernah melaksanakan tes tuberkulin dengan hasil positif.
  • Pengidap HIV.
  • Memiliki eksim atau gangguan kulit lainnya.
  • Sudah menerima vaksin lain selama empat minggu terakhir.
  • Menderita demam tinggi.

Pemberian vaksin BCG pada bayi juga bisa ditunda bila bayi berada dalam kondisi   lahir dengan tubuh yang kurang sehat, maupun bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2,5 kg. Penundaan pemberian vaksin pada bayi juga bisa dilakukan jika bayi lahir dari ibu pengidap HIV positif dan belum tau diketahui status HIV si bayi.

Pemberian vaksin ini jarang sekali pula menimbulkan efek samping. Efek samping yang mungkin muncul sama seperti umumnya pemberian vaksin lain. Seperti daerah bekas suntikan vaksinasi terasa sakit, bengkak, dan kemerahan yang akan sembuh perlahan dengan sendirinya. Efek samping seperti pembengkakan kelenjar di ketiak dan reaksi alergi mendadak (ruam pada kulit dan pembengkakan di satu atau beberapa anggota tubuh) sangat jarang terjadi.

Jika kamu belum pernah mendapatkan vaksin BCG, sebaiknya segera lakukan vaksinasi ya. Kamu bisa bertanya kepada dokter favorit di aplikasi Halodoc melalui layanan video/voice call atau chat tentang vaksinasi BCG serta penyebab tuberkulosis. Selain itu, di aplikasi Halodoc, kamu juga bisa membeli obat dan vitamin melalui layanan Apotek Antar. Serta cek lab tanpa harus keluar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc di App Store dan Google Play sekarang.