Cegah Selulitis dengan 7 Langkah Ini
Halodoc, Jakarta - Selulitis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri pada jaringan kulit, terutama area kulit di tungkai bawah. Penyakit ini dapat menyebabkan kulit terlihat kemerahan, bengkak, terasa lembek, dan sakit saat ditekan.
Jika tidak ditangani secepatnya, selulitis dapat membahayakan nyawa, karena infeksi dapat menyebar melalui kelenjar getah bening dan pembuluh darah. Untuk itu, sebaiknya memang kondisi ini dicegah agar tidak terjadi. Lantas, bagaimana cara cegah selulitis?
Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk cegah selulitis, yaitu:
- Selalu jaga kebersihan kulit dan luka, dengan mencucinya menggunakan sabun dan air.
- Menutup area luka dengan plester untuk menghindari infeksi.
- Selalu memastikan bahwa luka tidak memiliki tanda-tanda infeksi.
- Menggunakan alas kaki ketika beraktivitas di luar rumah.
- Menggunakan pelembab kulit setiap hari untuk menghindari kering atau pecah-pecah.
- Memotong kuku kaki dan tangan secara rutin dan berhati-hati untuk menghindari luka.
- Menjaga berat badan tetap ideal agar terhindar dari obesitas.
Baca juga: Waspadai Komplikasi yang Bisa Disebabkan oleh Selulitis
Cegah Selulitis dengan Mengetahui Penyebabnya
Pada sebagian besar kasus, selulitis terjadi karena infeksi bakteri Streptococcus dan Staphylococcus, yang masuk ke tubuh melalui luka terbuka pada kulit. Luka yang dimaksud dapat berupa luka operasi, luka gores, gigitan serangga, atau kondisi iritasi dan pembengkakan kulit. Selain itu, selulitis juga dapat terjadi karena penyakit kulit tertentu, seperti tinea pedis, eksim, atau psoriasis.
Pada kasus selulitis yang disebabkan oleh infeksi bakteri, selain 2 jenis bakteri yang disebutkan tadi, ada juga beberapa jenis bakteri lain yang bisa menjadi penyebab selulitis, seperti:
- Haemophilus influenzae. Bakteri penyebab selulitis jenis ini umumnya menyerang anak berusia 6 tahun pada bagian wajah, lengan, dan tubuh bagian atas.
- Pasteurella multocida. Bakteri ini dapat menular lewat gigitan atau cakaran anjing atau kucing, dengan waktu inkubasi 24 jam.
- Aeromonas hydrophila dan Vibrio vulnificus. Kedua jenis bakteri ini dapat ditemukan di air tawar dan air laut.
- Pseudomonas aeruginosa. Bakteri jenis ini biasanya timbul pada luka tusuk.
Baca juga: Ini Alasan Tubuh Gemuk Rawan Kena Selulitis
Hingga saat ini, memang belum diketahui secara pasti pemicu utama terjadinya selulitis. Namun, ada beberapa faktor risiko yang perlu diperhatikan, seperti:
- Obesitas atau kegemukan.
- Aliran darah yang buruk pada tubuh bagian lengan, tangan, tungkai atau kaki.
- Sistem imun rendah, misalnya akibat HIV/AIDS, sedang mengonsumsi obat-obatan immunosuppressant (penekan sistem imun), atau sedang menjalani kemoterapi.
- Mengidap diabetes.
- Pernah mengalami selulitis sebelumnya.
- Menggunakan obat-obatan suntik.
- Mengalami limfedema.
Perlu diketahui bahwa itu semua hanyalah hal-hal yang dapat meningkatkan risiko, bukan faktor pemicu utama. Jika kamu memiliki faktor risiko dan mengalami gejala selulitis seperti kulit kemerahan yang menyebar, pembengkakan, nyeri, demam, muncul bintik-bintik merah, kulit melepuh atau bernanah, segera download aplikasi Halodoc untuk membicarakannya pada dokter lewat chat, atau buat janji dengan dokter di rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Baca juga: Adakah Bedanya Selulitis dan Varises?
Mendiagnosis Selulitis
Selulitis sebenarnya tidak mudah untuk didiagnosis, karena gejalanya mirip dengan gejala peradangan kulit pada umumnya. Untuk memastikan kondisi, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan riwayat kesehatan pengidap, serta faktor yang memicu gejala muncul. Pemeriksaan dan tes yang akan dilakukan untuk memastikan diagnosis selulitis adalah:
- Tes darah. Dilakukan untuk melihat apakah terdapat infeksi, yaitu dari jumlah sel darah putih.
- Tes kultur. Dalam tes ini, sampel cairan dari luka akan diambil dan diperiksa apakah terdapat bakteri di dalamnya.
- Foto Rontgen. Dilakukan untuk melihat adanya fokus infeksi di bawah kulit, termasuk tulang.