Catat, Ini Perbedaan antara Miopi dan Hipermetropi

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   21 Juli 2023

“Perbedaan utama antara miopi dan hipermetropi yaitu bagaimana mata memfokuskan cahaya. Meski berbeda, kedua kondisi mata tersebut dapat ditangani dengan cara yang sama, yaitu dengan menggunakan kacamata atau operasi laser.”

Catat, Ini Perbedaan antara Miopi dan HipermetropiCatat, Ini Perbedaan antara Miopi dan Hipermetropi

Halodoc, Jakarta – Miopi dan hipermetropi merupakan dua kondisi refraksi mata yang umum terjadi pada manusia. Refraksi mata mengacu pada kemampuan mata untuk memfokuskan cahaya pada retina, yaitu lapisan sensitif cahaya di belakang mata. Perbedaan antara miopi (rabun jauh) dan hipermetropi (rabun dekat) terletak pada bagaimana cahaya difokuskan oleh mata. 

Contohnya, jika kamu mengalami penglihatan kabur saat melakukan pekerjaan jarak dekat, seperti membaca atau bekerja di depan komputer, maka kamu memiliki miopi (rabun jauh). Namun, jika kamu merasa sulit melihat rambu jalan jauh saat mengemudi, maka kemungkinan kamu memiliki hipermetropi (rabun dekat).

Perbedaan Antara Miopi dan Hipermetropi

Agar lebih memahami perbedaan antara miopi dan hipermetropi, berikut penjelasannya:

1. Miopi (mata rabun jauh)

Mata rabun jauh atau miopi, terjadi ketika panjang bola mata terlalu panjang dan lensa kornea (bagian luar mata) terlalu cembung. Kondisi tersebut menyebabkan cahaya yang masuk ke mata difokuskan sebelum mencapai retina, sehingga gambar yang terbentuk di retina menjadi buram. 

Salah satu faktor yang berperan penting dalam perkembangan miopi. Meskipun begitu aktivitas melihat layar dalam jarak dekat juga dapat memengaruhi kemunculannya. Selain itu, miopi dapat memburuk selama masa pertumbuhan dan kemungkinan berkurang seiring bertambahnya usia. 

Miopi bisa terjadi kepada siapa saja dan tidak mengenal usia. Umumnya, gejala muncul ketika pengidap masih anak-anak. Berikut ini beberapa gejala miopi:

  • Mengedipkan mata berlebihan.
  • Sering menggosok-gosok mata.
  • Pandangan kabur saat melihat objek jauh.
  • Mengalami sakit kepala karena mata bekerja secara berlebihan.

2. Hipermetropi (mata rabun dekat)

Mata rabun dekat atau hipermetropi, terjadi ketika panjang bola mata terlalu pendek atau lensa kornea terlalu datar. Akibatnya, cahaya yang masuk ke mata terfokus di belakang retina.

Hal tersebut menyebabkan gambar terbentuk di retina menjadi buram, terutama pada objek yang berada di dekat mata. 

Pengidap hipermetropi sering mengalami kesulitan dalam melihat objek dekat, tapi dapat melihat objek jauh dengan relatif jelas. Faktor genetik juga berperan dalam perkembangan hipermetropi, dan seringkali merupakan kondisi bawaan sejak lahir. 

Seiring bertambahnya usia, lensa mata kehilangan elastisitasnya, yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan lebih lanjut pada pengidap hipermetropi.

Mengenai hubungan hipermetropi dengan usia, kamu bisa baca lebih lanjut artikel ini: Usia Pengaruhi Rabun Dekat, Ini Alasannya.

Umumnya, gejala hipermetropi terjadi saat kamu menginjak usia di atas 40 tahun. Namun, kondisi ini tidak memungkinkan untuk terjadi pada anak kecil.

Hipermetropi pada anak-anak tidak menyebabkan penglihatan bermasalah dan akan membaik seiring dengan bertambahnya usia. 

Ada beberapa gejala yang bisa dialami oleh pengidap hipermetropi, di antaranya:

  • Mata berair.
  • Kesulitan membaca.
  • Sakit kepala.
  • Objek dalam jarak dekat tidak terlihat fokus.
  • Mata terasa lelah setelah fokus melihat objek dalam jarak dekat.
  • Harus menyipitkan mata untuk melihat objek dekat.

Penanganan dan Koreksi

Kedua kondisi mata ini dapat kamu tangani dengan bantuan kacamata atau lensa kontak. Untuk miopi, kamu perlu menggunakan lensa koreksi yang cekung untuk membantu meluruskan fokus cahaya pada retina.

Sementara itu, untuk hipermetropi, lensa koreksi yang cembung membantu mengalihkan fokus cahaya ke posisi yang tepat di retina. 

Dalam beberapa kasus, orang dengan miopi atau hipermetropi dapat memilih untuk menjalani operasi refraktif seperti Laser-Assisted In-Situ Keratomileusis (LASIK) untuk mengoreksi kelainan refraksi mata.

Jika kamu mengalami gangguan penglihatan atau gejala seperti kesulitan membaca, sakit kepala, atau mata cepat lelah, segera kunjungi dokter spesialis mata. Pemeriksaan mata rutin untuk mendeteksi dan mengoreksi gangguan refraksi sejak dini dapat menjadi upaya pencegahan masalah lebih lanjut.

Kamu bisa klik gambar di bawah ini untuk melakukan konsultasi dengan dokter mata di Halodoc terlebih dahulu, lebih terjangkau, bisa dari mana saja dan kapan saja.✔️

Referensi:
American Academy of Ophthalmology. Diakses pada 2023. Nearsightedness: What Is Myopia?
American Academy of Ophthalmology. Diakses pada 2023. Farsightedness: What Is Hyperopia?
Webmd. Diakses pada 2023. Myopia (Nearsightedness) – Causes, Treatment and Symptoms.
Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Nearsightedness. 
National Institute of Health. Diakses pada 2023. National Eye Institute. Farsightedness.
Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Farsightedness.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan