Catat, Ini Penyebab Tifus yang Perlu Diwaspadai
"Penyebab tifus adalah infeksi bakteri yang menular lewat gigitan kutu. Beberapa jenis bakteri penyebab kondisi ini yaitu Rickettsia dan Orientia."
Halodoc, Jakarta – Tifus merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Rickettsia dan Orientia. Penyakit ini berbeda dengan tipes atau demam tifoid akibat infeksi bakteri Salmonella typhi.
Kondisi ini menular melalui gigitan serangga, seperti kutu dan tungau. Ketika bekas gigitan ini tergaruk, area tersebut amat rentan terinfeksi oleh bakteri ini.
Sebab, bakteri bisa masuk ke aliran darah dan mulai berkembang biak sehingga timbul infeksi. Supaya kamu bisa lebih waspada terhadap penyakit ini, simak penjelasan berikut.
Penyebab Tifus
Pemahaman mendalam tentang jenis tifus, bakteri penyebabnya, dan cara penularannya sangat penting untuk menghadapi penyakit ini dengan bijak.
Informasi tersebut bisa membantu kamu individu untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat.
Misalnya, seperti menerapkan praktik kebersihan yang baik, vaksinasi, dan lebih waspada saat bepergian ke daerah yang berisiko tinggi.
Perlu kamu ketahui bahwa kondisi tidak menular secara langsung dari orang ke orang seperti infeksi bakteri pada umumnya. Penularannya melalui gigitan serangga seperti berikut ini:
1. Tifus abdominal (tifus murine)
Jenis tifus abdominal disebabkan oleh bakteri Rickettsia typhi. Bakteri ini umumnya menular melalui gigitan kutu murine yang terinfeksi bakteri tersebut.
Penyakit ini rentan muncul pada lingkungan yang tidak bersih dan banyak terdapat kutu murine.
Kutu ini menggigit dan menyebarkan bakteri saat menghisap darah manusia.
Gejala tifus abdominal mencakup demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, dan gejala pencernaan seperti mual dan muntah.
2. Tifus epidemik
Selanjutnya ada tifus epidemik akibat infeksi bakteri Rickettsia prowazekii.
Penularan utama melalui kutu manusia (human body louse).
Kondisi ini seringkali berkembang di daerah dengan kepadatan penduduk tinggi dan kurangnya fasilitas kebersihan.
Kutu manusia (human body louse) menjadi vektor utama penularannya.
Bakteri Rickettsia prowazekii yang menyebabkan penyakit ini dan menyebar melalui kotoran atau ekskresi kutu yang terinfeksi.
Gejala tifus epidemik umumnya berupa demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, dan ruam kulit.
Untuk lebih jelasnya, kamu bisa membaca 3 Gejala yang Muncul saat Alami Tifus berikut ini.
3. Tifus scrub
Tifus scrub disebabkan oleh bakteri Orientia tsutsugamushi.
Penularan utama terjadi melalui gigitan tungau yang juga telah terinfeksi jenis bakteri tersebut.
Itu sebabnya, penyakit ini juga dikenal dengan sebutan “scrub typhus” atau “tsutsugamushi disease.”
Bedanya, tungau ini hidup di habitat tertentu, yakni daerah yang kering dan berdebu.
Penularan juga bisa melalui kontak langsung dengan tungau atau partikel debu yang mengandung tungau.
Gejala tifus scrub meliputi demam, ruam kulit, nyeri otot, dan gejala lainnya yang dapat berkembang beberapa hari setelah terinfeksi.
Meskipun tifus tidak menular dari orang ke orang, risiko terkena penyakit ini meningkat saat seseorang berkunjung ke daerah endemis.
Perjalanan ke wilayah dengan sanitasi rendah atau riwayat tifus yang tinggi memerlukan langkah-langkah pencegahan yang lebih ketat.
Vaksinasi dan praktik kebersihan yang baik adalah kunci untuk melindungi diri sendiri dari risiko tifus saat bepergian.
Dengan memahami bahwa tifus bukanlah penyakit yang menular secara langsung antarmanusia, kamu bisa lebih fokus pada pencegahan melalui upaya-upaya tersebut.
Edukasi yang lebih baik, termasuk informasi tentang jenis tifus, bakteri penyebabnya, dan cara penularannya, dapat membantu mengurangi risiko penyebaran penyakit ini dan meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Selain itu jangan salah membedakan antara penyakit tifus dengan tipes. Supaya tidak salah, Kenali Perbedaan Demam Tifoid dan Tifus berikut ini.
Jika kamu memiliki pertanyaan lain tentang kondisi ini, jangan ragu menghubungi dokter di Halodoc!